Mom, pernahkah Anda mendapatkan telpon atau kiriman pesan dari nomor tak dikenal yang menginformasikan bahwa Anda menang undian puluhan juta rupiah? Hati-hati, kasus seperti ini sangat marak terjadi di Indonesia dan merupakan salah satu bentuk modus penipuan. Bahkan, dalam skala yang lebih parah bisa menjadi scam. Scam adalah jenis tindak kriminal yang menyangkut informasi data pribadi seseorang.

Di era digital seperti ini, memang semuanya menjadi sangat mudah. Bahkan Mom bisa belanja hanya dari rumah saja. Namun, tahukah Anda bahwa ada banyak oknum jahat yang ingin memanfaatkan data seperti kata sandi yang ada di smartphone untuk disalahgunakan. Sehingga Mom perlu waspada agar tidak tertipu dengan cara-cara “cerdik” mereka.

Untuk itu, pahami pengertian scam dan cara melindungi diri agar terhindar dari bahaya scam berikut ini.

Pengertian scam

Scam adalah salah satu bentuk penipuan yang dilakukan dengan tujuan mendapatkan uang. Ramainya dunia maya membuat fenomena scam menjadi marak dan menjamur. Ada yang melalui email, pesan SMS, maupun telepon.

Para pelaku spam adalah mereka yang biasanya pandai memanfaatkan kelengahan pengguna sosial media. Adapun sebutan untuk orang tersebut adalah scammer. Scammer bisa saja terdiri dari individu atau kelompok, dan tersebar di berbagai negara.

Pengertian phishing

Hampir sama dengan scam, phising adalah suatu bentuk kejahatan di dunia maya di mana calon korban dihubungi melalui telepon, pesan teks, maupun email oleh pelaku yang menyamar sebagai lembaga sah untuk meminta data-data sensitif seperti rincian kartu kredit, kata sandi, dan lain sebagainya.

Biasanya, dalam email atau pesan teks tersebut berisi sebuah link atau tautan yang menuju ke halaman palsu di mana tampilannya sama persis dengan website aslinya. Sehingga, apabila Anda mengisi data pribadi ke halaman tersebut, bisa jadi akan disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.

Phishing juga bisa membuat perangkat Anda terkena virus atau malware lho, Mom. Jadi, mulai sekarang jangan mudah membagikan pesan berantai yang menjanjikan hadiah atau voucher tertentu, karena bisa jadi itu berisi malware.

Cara kerja pelaku pencuri data

Agar bisa menghindari bahaya scam dan phishing, Mom harus paham terlebih dahulu bagaimana cara kerja pelaku dalam mencuri data targetnya. Berikut penjelasannya.

  • Pelaku mengaku-ngaku sebagai lembaga resmi
  • Pelaku mengiming-imingi hadiah dan menginginkan username serta kata kunci Anda
  • Lalu pelaku mengirimkan link untuk masuk ke website tertentu dengan desain dan tampilan yang mirip dengan aslinya
  • Apabila Anda tidak sadar, Mom akan memasukkan username dan password dengan mudahnya
  • Pelaku berhasil mendapatkan data pribadi Anda dan akan disalahgunakan

Baca juga: Keuntungan Arisan Online Hingga Arisan Barang Bagi Ibu

Cara menghindari scam dan phishing

Tahukah Mom, bahwa Indonesia berada di urutan ke-10 sebagai negara dengan jumlah pesan SMS spam terbanyak di tahun 2019 lho! Tentu ini sangat memprihatinkan. Agar Mom tidak menjadi salah satu korbannya, cobalah beberapa cara menghindari scam dan phising berikut ini.

1. Menggunakan *go incognito*

Scam adalah tindak kejahatan yang dapat merugikan banyak pihak. Untuk itu, Mom bisa mengatasinya dengan mengaktifkan laman incognito ketika melakukan pencarian di internet, terlebih ketika bertransaksi.

Pastikan juga halaman yang Anda kunjungi bertuliskan ‘https://’ dan bukan ‘http://’ ya, Mom. Karena huruf ‘s’ pada tulisan tersebut menandakan bahwa website itu aman alias secure dan memiliki sertifikat SSL.

2. Jangan membagikan informasi akun bank Anda di media sosial

Mungkin Mom pernah mengirim nomor rekening kepada teman melalui WhatsApp atau Instagram. Meskipun hanya nomor rekening, tapi tetap saja rentan untuk diretas. Jadi, sebaiknya kirimkan data bank Anda melalui pesan gambar lalu hapuslah. Memang terkesan repot, namun ini demi keamanan, Mom.

3. Jangan pernah membagikan kode OTP

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, scam adalah salah satu modus penipuan online. Berbagai cara akan dilakukan para scammer untuk mendapatkan data pribadi Anda, termasuk juga OTP atau one time password.

OTP adalah kata sandi yang digunakan untuk meningkatkan sistem keamanan. Tapi nyatanya metode ini dimanfaatkan pelaku kejahatan dengan berbagai alasan urgensi. Maka dari itu, jangan pernah memberikan kode OTP tersebut pada siapa saja dengan alasan apapun ya, Mom.

4. Jangan mengklik link apapun di pesan SMS, WhatsApp, atau email yang mencurigakan

Mom pasti sering mendapatkan spam messages seperti tawaran pinjaman, menang hadiah, atau voucher pulsa. Tips agar tidak menjadi korban scam adalah jangan pernah mengklik apalagi membagikan pesan tersebut. Biasanya orang yang tidak paham akan dengan mudah mengisinya dan tidak tahu bahwa itu merupakan sebuah penipuan.

5. Ubahlah kata sandi secara berkala

Cara lain untuk mencegah bahaya scam adalah dengan mengubah kata sandi akun secara berkala. Baik itu kata sandi handphone maupun email. Selain itu gunakan variasi password seperti angka, huruf kapital, dan huruf kecil. Dengan begitu, scammer akan sulit menemukan pola kata sandi Anda.

6. Waspada setiap menerima panggilan dari orang tak dikenal

Tips berikutnya agar Mom tidak menjadi korban scam adalah dengan berhati-hati ketika menerima panggilan dari orang tak dikenal. Baik itu yang mengaku-ngaku sebagai lembaga resmi maupun yang mengaku sebagai keluarga terdekat Mom. Apalagi mereka yang meminta data diri maupun informasi akun bank Anda.

Itulah bahaya scam serta cara menghindari diri dari pelaku scam dan phishing. Scam adalah bentuk kejahatan yang kadang sulit ditindaklanjuti karena korban dianggap ‘terlibat’ dalam memberikan informasi, meskipun dilakukan tanpa sengaja. Mulai sekarang Mom harus lebih berhati-hati, ya. Jangan sampai Anda menjadi korban dan merugikan diri sendiri.

Baca juga: 6 Keuntungan Belanja Online Shop dan Kerugiannya