Tentunya memilih susu formula atau ASI merupakan keputusan besar yang perlu diambil oleh Mom.

Tahukah bahwa World Health Organization (WHO), American Academy of Pediatrics (AAP) dan juga Ikatan Dokter Anak Indonesia merekomendasikan ASI eksklusif bagi anak dari lahir sampai usia 6 bulan? Pemberian ASI memberikan manfaat yang sangat berarti bagi bayi dan juga Mom.

Pasalnya, kandungan ASI seperti antibodi, faktor imun, hormon, faktor pertumbuhan, anti virus, anti alergi, anti parasit, dan juga enzim tidak bisa ditemukan pada susu formula. Dengan itu, ASI memiliki peran protektif yang lebih jika dibandingkan susu formula. Lalu, pemberian ASI juga bisa membantu Mom dalam menurunkan berat badan.

Meskipun demikian, ada beberapa situasi dimana seorang Mom berhalangan untuk memberikan ASI sehingga susu formula menjadi sebuah alternatif.

Tidak jarang pula ada anggapan masyarakat dimana tolak ukur keberhasilan menjadi seorang Mom adalah dari pemberian ASI. Hal ini tidak benar, karena ada beberapa kondisi medis maupun non-medis yang bisa jadi halangan untuk seorang Mom mengASIhi. Hal tersebut sama sekali tidak berhubungan dengan keberhasilan atau pemenuhan peran seorang Mom.

Dengan adanya kepercayaan tersebut, banyak mitos telah beredar seputar susu formula.

Tenang, agar Mom tidak keliru, inilah faktanya dibalik 5 mitos tentang susu formula!

Baca juga: ASI Tidak Keluar Saat Bayi Lahir? Ini yang Perlu Mom Lakukan

Mitos: Susu formula dapat menyebabkan eksim.

Fakta: Eksim atau eczema merupakan sekelompok kondisi yang menyebabkan kulit menjadi kemerahan, gatal dan juga radang. Ada beberapa tipe gangguan kulit yang tergabung dalam eczema, di antaranya yang sering ditemukan ialah dermatitis atopik, dermatitis kontak dan juga dermatitis seboroik.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi seseorang mengalami eczema seperti faktor genetik, sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna, lingkungan, dan perawatan kulit yang kurang tepat. Dengan itu, susu formula tidak menyebabkan eksim.

Selain itu, ada beberapa laporan yang mengaitkan alergi terhadap susu formula dengan reaksi kulit seperti kemerahan dan gatal.

Faktanya, hal ini tidak terjadi pada semua bayi yang mengkonsumsi susu formula karena penyebabnya tidak hanya terkait dengan asupan makanannya saja, melainkan faktor lainnya seperti yang telah dibahas.

Oleh karena itu, jika bayi memiliki riwayat alergi, Mom perlu berkonsultasi dengan dokter saat memilih susu formula.

Mitos: Susu formula mengandung gula tambahan.

Fakta: Mom bisa menemukan berbagai jenis gula dalam susu formula. Sedangkan kandungan gula yang ditemukan pada ASI adalah laktosa. Banyak susu formula yang menggunakan laktosa sebagai sumber karbohidrat utama untuk meniru komposisi ASI. Namun ada juga susu formula yang memberikan tambahan gula.

Tentunya, kandungan gula tambahan pada susu formula telah melalui uji klinis dan terbilang aman. Namun studi juga menunjukkan bahwa gula tambahan ini bisa meningkatkan risiko gigi berlubang dan juga obesitas. Oleh karena itu, Mom perlu teliti mengecek kandungan gula yang terkandung dalam susu formula, dan menyesuaikannya dengan kebutuhan buah hati. Konsultasikan dengan dokter anak dalam memilih susu formula yang sesuai dengan keperluan buah hati.

Mitos: Susu formula membuat anak lebih gemuk.

Fakta: Pada dasarnya pertumbuhan anak dipengaruhi oleh genetik, lingkungan, dan nutrisi yang didapat.

Susu formula telah dirancang sesuai dengan kebutuhan usia anak. Tujuannya adalah membantu proses pertumbuhan dan perkembangan. Peningkatan berat badan tidak hanya disebabkan oleh karena kandungan susu formulanya, namun juga bisa disebabkan oleh frekuensi pemberian dari susu formula tersebut, serta pemberian nutrisi lainnya di luar susu formula serta jumlah yang diberikan.

Dengan itu, apabila si kecil semakin gemuk, Mom perlu menyesuaikan frekuensi pemberian atau jenis susu formula yang diberikan dengan bantuan dokter.

Mitos: Susu formula membuat anak lebih mudah sakit

Fakta: Ada beberapa kandungan terkait imun tubuh yang terdapat dalam ASI namun tidak dapat ditemukan dalam susu formula. Hal ini merupakan salah satu hal yang memberikan keunggulan pada ASI

Namun ini bukan berarti bahwa susu formula akan membuat anak menjadi lebih mudah sakit. Hal ini dikarenakan pada dasarnya susu formula bertujuan membantu memenuhi kebutuhan anak yang tidak bisa atau kurang mendapatkan asupan ASI yang cukup.

Ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi imunitas seorang anak, seperti kondisi lingkungan, kebersihan dan juga vaksinasi yang sudah dilakukan.

Untuk mencegah terjadinya infeksi, persiapan pemberian nutrisi termasuk susu formula juga perlu diperhatikan. Peralatan seperti botol dan dot perlu dicuci dan disterilkan dengan benar sebelum digunakan. Air yang digunakan harus air yang bersih sebab

Kesalahan dalam proses persiapan susu berpotensi menyebabkan infeksi pada buah hati, bukan hanya karena susu formula itu sendiri.

Baca juga: Cara Menyimpan ASI di Kulkas yang Benar, Mom Wajib Tahu!

Mitos: Susu formula tidak membentuk bonding antara Mom dan bayi

Fakta: Ikatan emosional antara Mom dengan buah hati bisa dibentuk melalui aktivitas seperti menghabiskan waktu bersama, menggendong, berbicara, bernyanyi, bermain, dan juga berespon terhadap anak.

Alhasil, Mom tidak perlu khawatir apabila belum bisa memberikan ASI kepada buah hati karena yang paling dibutuhkan buah hati adalah lingkungan yang penuh cinta kasih.

Pemberian susu formula tidak mengurangi nilai Mom sebagai seorang orang tua. Ikatan cinta Mom dengan buah hati tidak hanya terukur dari jenis nutrisi yang bisa Mom berikan namun cinta yang Mom bagikan ke buah hati. Jadi tetap semangat ya!

Itulah faktanya dibalik beberapa mitos terkenal tentang susu formula. Apabila Mom sedang mengalami kesulitan dalam menyusui, jangan ragu untuk konsultasi laktasi dahulu sebelum berganti ke susu formula!

Semoga artikel ini bermanfaat!