Sudahkah Mom melengkapi daftar imunisasi si kecil? Nah, salah satu yang tak boleh dilewatkan adalah Imunisasi DPT. Kepanjangan imunisasi DPT adalah Difteri, Pertusis, dan Tetanus. Ketiganya merupakan penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri dan bisa menyebabkan kematian bila tidak ditangani secara benar.

Sebelum memberikan imunisasi DPT, Mom harus tahu terlebih dulu tentang kapan waktu yang tepat melakukan imunisasi tersebut, manfaat, hingga efek sampingnya pada anak. Tanpa berlama-lama lagi, simak informasinya di bawah ini ya, Mom!

Kapan jadwal imunisasi DPT diberikan?

Imunisasi DPT diberikan sebanyak lima kali sejak bayi baru lahir hingga umur 5 tahun. Tiga vaksin pertama diberikan saat bayi menginjak usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.

Kemudian, saat usianya menginjak 18 bulan, bayi kembali diberikan vaksinasi yang ke 4 kalinya. Imunisasi terakhir atau suntikan ke-5 diberikan saat ia sudah berusia 5 tahun. Sedangkan cara pemberian imunisasi ini adalah dengan disuntik untuk setiap dosisnya.

Meski dokter menyarankan pemberian vaksin DPT sampai 5 tahun, namun pada kondisi tertentu dokter juga menganjurkan untuk melakukan imunisasi DPT ulang setiap 10 tahun.

Salah satu hal yang penting untuk diingat saat Mom membawa si kecil untuk melakukan imunisasi, pastikan kondisinya dalam keadaan sehat, ya. Jika saat jadwal imunisasi si kecil sedang sakit, sebaiknya ditunda dulu dan menunggu sampai kondisinya membaik.

Sementara itu, periksakan kondisi buah hati Anda ke dokter jika setelah imunisasi ia mengalami demam tinggi, menangis terus menerus, kejang, maupun pingsan.

Manfaat imunisasi DPT pada si kecil

Mom tentu cukup memahami kalau imunisasi merupakan salah satu investasi kesehatan bagi tumbuh kembang anak. Termasuk imunisasi DPT yang bertujuan untuk melindungi si kecil dari kemungkinan terjangkit penyakit Difteri, Pertusis, dan Tetanus.

Vaksin DPT bekerja dengan cara memasukkan ketiga jenis bakteri tersebut ke dalam tubuh. Nantinya, pemberian vaksin ini bisa memicu sistem kekebalan tubuh anak untuk memproduksi antibodi dalam memerangi infeksi dari ketiga penyakit itu.

Difteri adalah penyakit infeksi karena bakteri yang bisa menyerang selaput lendir, hidung, serta tenggorokan. Bila si kecil sudah terinfeksi, bakteri penyebab difteri ini bisa membentuk lapisan tebal berwarna abu-abu di tenggorokan. Kondisi inilah yang bisa membuat si kecil sampai mengalami kesulitan bernapas.

Tentu bila tak diobati, kondisi ini bisa mengancam jiwa. Racun yang dihasilkan oleh bakteri ini pun bisa menyebabkan kerusakan organ vital seperti saraf, ginjal, dan jantung.

Sedangkan Pertusis adalah penyakit yang juga dikenal dengan sebutan batuk rejan. Infeksi karena bakteri ini bisa menyerang sistem pernapasan si kecil hingga menyebabkan batuk yang parah.

Dampak lainnya, bila penyakit ini sampai terjadi pada anak di bawah satu tahun bisa sampai menyebabkan pneumonia, kejang, kerusakan otak, hingga kematian, Mom. Bagaimana dengan penyakit tetanus? Ini adalah penyakit yang bisa menyerang otot hingga menyebabkan kekakuan, kejang, hingga kelumpuhan.

Penyakit satu ini memang tidak menularkan langsung pada orang lain seperti pada Difteri dan Pertusis, namun penyakit ini bisa ditularkan melalui luka kotor dan terpapar tanah.

Baca juga: Imunisasi Campak: Jadwal, Biaya, Dosis, hingga Efek Sampingnya untuk Anak

Efek samping imunisasi DPT

Setiap anak bisa mengalami gejala efek samping yang berbeda-beda setelah melakukan vaksinasi. Namun, sebaiknya jangan dulu memberikan imunisasi lanjutan dan segera berkonsultasi dengan dokter bila mengalami beberapa gejala efek samping imunisasi DPT berikut.

  • Mengalami reaksi alergi berat yang mengancam jiwa setelah imunisasi

  • Si kecil tidak berhenti menangis selama 3 jam

  • Anak mengalami kejang atau pingsan

  • Demam di atas 40 derajat Celcius

  • Walau jarang terjadi, imunisasi ini bisa menyebabkan gangguan otak

Di sisi lain, sebenarnya ada efek samping lain yang masih bisa ditoleransi dan kerap terjadi. Biasanya kondisi ini akan terjadi dalam satu sampai tiga hari setelah pemberian imunisasi. Beberapa gejala tersebut antara lain :

  • Bayi rewel setelah imunisasi

  • Bayi kelelahan

  • Demam ringan

  • Bengkak pada area yang disuntik

  • Kulit pada bagian suntikan berubah menjadi merah dan nyeri

Berkonsultasilah lebih lanjut dengan dokter bila si kecil mengalami berbagai gejala di atas. Biasanya dokter akan menganjurkan untuk memberi obat pereda demam dan nyeri anak dengan kandungan paracetamol.

Memberikan vaksin yang lengkap untuk si kecil sangat penting karena bisa memberikan perlindungan maksimal terhadap kemungkinan penyakit yang membahayakan nyawanya, Mom. Oleh karena itu, sebaiknya selalu buat pengingat untuk jadwal imunisasi anak, ya.

Harga imunisasi DPT

Harga vaksin DPT bisa berbeda-beda tergantung dengan jenisnya. Vaksin DPT Tunggal dijual dengan harga sekitar Rp 250 ribu. Sedangkan DPT combo atau kombinasi berkisar mulai dari harga Rp 300-850 ribu.

Apa bedanya tunggal dan kombo? Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan, imunisasi combo atau kombinasi adalah pemberian vaksin yang mengandung sejumlah antigen penyakit yang diberikan dalam satu kali suntikan.

Sedangkan imunisasi simultan atau tunggal adalah memberikan beberapa vaksin pada waktu kunjungan yang sama, dengan beberapa suntikan di tempat yang berbeda.

Dua-duanya sama baik Mom, hanya pada vaksin combo dianggap lebih bermanfaat karena bisa mengurangi jadwal suntikan untuk si buah hati.

Demikian informasi tentang manfaat imunisasi DPT bagi anak. Semoga dengan memberikan imunisasi secara rutin pada si kecil, ia akan terhindar dari berbagai macam penyakit berbahaya ya, Mom.

Baca juga: Ini Jadwal Imunisasi Lengkap untuk Bayi Sesuai Rekomendasi IDAI