(Foto jarum suntik, sumber: Pixabay)

Penyakit campak menjadi satu di antara penyakit menular yang bisa menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, bronkitis, radang telinga, dan infeksi otak.

Penyakit ini ditandai dengan munculnya ruam kemerahan dari belakang telinga, sekitar kepala, kemudian ke leher lalu menjalar ke seluruh tubuh.

Campak disebabkan oleh virus. Karenanya, penyakit ini bisa menular dengan mudah melalui percikan air liur yang dikeluarkan penderita saat batuk atau bersin. Infeksi virus campak juga bisa terjadi lewat benda-benda yang disentuh oleh penderita.

Umumnya campak dialami anak-anak berusia di bawah lima tahun. Tapi dalam beberapa kasus tertentu, campak juga diderita oleh orang dewasa.

Beberapa gejala campak seperti:

  • Batuk kering, hidung berair, dan sakit tenggorokan

  • Lemas dan letih

  • Mata merah dan sensitif terhadap cahaya

  • Demam di atas 38 derajat Celsius

  • Nyeri badan dan kehilangan selera makan

  • Kadang disertai diare dan/atau muntah-muntah

Imunisasi campak dipercaya menjadi salah satu jalan untuk mencegah dan memperkecil risiko komplikasi lanjutan dari campak.

Untuk mengetahui lebih dalam terkait imunisasi campak, simak ulasannya berikut ini.

Jenis imunisasi campak

Secara umum imunisasi campak terbagi dalam tiga jenis, yakni:

  1. Vaksin campak, yang hanya berfungsi untuk mencegah campak

  2. Vaksin MR atau Measles and Rubella, yang diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit campak dan rubella (campak Jerman)

  3. Vaksin MMR atau Measles, Mumps, and Rubella, untuk mencegah penyakit campak, rubella, dan juga gondongan

Vaksin MMR termasuk salah satu jenis imunisasi campak yang keberadaannya cukup jarang di beberapa fasilitas kesehatan di Indonesia. Biasanya Mom harus mengkonfirmasi dulu kepada pihak dokter atau rumah sakit sebelum melakukan imunisasi campak jenis MMR.

Karenanya, vaksin MMR kerap digantikan fungsinya dengan vaksin MR. Terlebih saat ini kasus gondongan di Indonesia sudah jarang terjadi.

Jadwal dan dosis imunisasi campak

Jadwal imunisasi campak bisa berbeda-beda mengikuti jenisnya.

Pertama vaksin campak. Vaksin ini masuk dalam program imunisasi dasar lengkap yang diwajibkan Kementerian Kesehatan. Para ahli bersepakat bahwa imunisasi campak bisa dimulai ketika bayi masih berusia 9 bulan.

Imunisasi campak tidak berhenti diberikan selama satu kali saat bayi berusia 9 bulan. Setelahnya, Mom disarankan untuk memberikan dua dosis booster alias penguat untuk si buah hati.

Beberapa vaksin memang membutuhkan booster karena proteksinya bisa menurun setelah jangka waktu tertentu sehingga penguat dibutuhkan untuk menaikkan kembali proteksinya tersebut.

Lalu, kapan dosis booster imunisasi campak bisa diberikan?

Dosis booster pertama diberikan ketika anak berusia 18 bulan, atau berusia 15 bulan bila menerima vaksin MMR/MR. Apabila anak belum menerima vaksin campak hingga usia 12 bulan, maka vaksin MMR/MR dapat langsung diberikan. Booster kedua diberikan ketika anak berusia 5-7 tahun.

Bagaimana dengan vaksin MR? Saat ini, pemerintah tengah menjalankan program imunisasi MR gratis. Sehingga, sejumlah rumah sakit menyarankan orang tua untuk menggantikan vaksin campak dengan vaksin MR.

Sama seperti vaksin campak, imunisasi campak jenis MR ini juga diberikan bayi usia 5 bulan dan dilanjutkan lagi saat 18 bulan, dan usia 7 tahun. Namun untuk vaksin MR, pemberian booster pada usia 18 bulan tidak lagi dibutuhkan.

Sementara, untuk vaksin MMR bisa diberikan pada anak usia 12-15 bulan. Dosis booster bisa diberikan pada usia 3-5 tahun. Anak pada masa prasekolah yang belum mendapat dosis pertama MMR harus diberi satu dosis lagi dan dilanjutkan dengan dosis booster pada 3 bulan kemudian.

Anak yang telah mendapat vaksin MMR masih perlu mendapatkan vaksin MR untuk memastikan kekebalan penuh ya, Mom.

Sama seperti vaksin suntik lainnya, imunisasi campak juga kerap berefek pada demam ringan, ruam merah, dan nyeri di sekitar lokasi suntikan. Tapi, reaksi ini normal dan akan menghilang dalam 2 hingga 3 hari ke depan.

Biaya imunisasi campak

Harga vaksin untuk imunisasi campak bisa beragam, Mom. Tergantung di mana Mom melakukan imunisasi tersebut. Jika Mom melakukan imunisasi di rumah sakit, harga vaksin bisa ditambah dengan biaya administrasi dan konsultasi dokternya.

Tentunya kalau dilakukan di Puskesmas atau klinik biasa, biaya pelayanan tersebut bisa lebih murah ya, Mom.

Secara rata-rata, harga imunisasi campak bisa dipatok dengan kisaran Rp131.000 sampai Rp155.000.

Sementara untuk vaksin MR, harganya berkisar Rp450.000 dan vaksin MMR berkisar antara Rp400.000 hingga Rp475.000.

Efek samping dan manfaat imunisasi campak

Ada beberapa efek samping yang mungkin muncul setelah anak diberikan imunisasi campak, di antaranya:

  • gangguan penglihatan atau pendengaran

  • rasa kantuk berlebihan

  • mudah memar atau berdarah

  • kejang

  • bengkak dan nyeri pada bagian yang disuntik

  • sakit kepala

  • mual, muntah hingga diare.

Namun, efek samping itu jarang sekali terjadi ya, Mom. Beberapa hal yang bisa dilakukan ketika anak mengalami demam setelah imunisasi campak adalah dengan mengompres bayi dengan air biasa di lipatan ketiak juga selangkangannya.

Jika panas tak turun juga, Mom bisa memberikan obat penurun panas sesuai dengan dosis yang disarankan. Bila efek berlanjut menjadi gondong, ruam, dan reaksi alergi lainnya, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

Sejumlah penelitian juga menunjukkan bahwa vaksin MMR aman untuk diberikan pada anak dan tidak menyebabkan autisme. Hindari memberikan imunisasi campak saat kondisi anak sedang tidak sehat. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum Mom memberikan vaksin untuk si buah hati ya.

Penting untuk diingat, campak bisa berisiko menyebabkan kematian. Oleh karenanya, selalu pertimbangkan dengan matang kapan dan bagaimana imunisasi campak yang hendak diberikan kepada buah hati.

Baca juga: Imunisasi DPT: Ini Jadwal, Manfaat, dan Efek Sampingnya