Tak usah bingung jika melihat warna kulit bayi yang bisa berubah. Pada awal bisa terlihat merah jambu, namun Mom dan Dad bisa warna kulit bayi merah kehitaman bahkan ungu. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Semua bayi tentu terlahir dengan keunikannya masing-masing. Maka tidak mengherankan jika memiliki kondisi kulit yang berbeda-beda.

Saat baru lahir, kulit bayi tentu saja masih tipis. Hal inilah yang kemudian membuat pembuluh darah di bawah kulit dapat terlihat lebih jelas dan warna kulitnya bersemu merah jambu.

Namun pada umumnya, dengan bertambahnya pigmen maka membuat warna kulit bayi menjadi lebih mengelap. Ya, jika pada awalnya kulit bayi sangat sensitif dan memiliki pigmen yang sedikit, kondisi perlahan akan berubah seiring dengan bertambahnya usia.

Maka tidak mengherankan jika Mom dan Dad melihat warna kulit bayi merah kehitaman. Tak hanya itu saja, kulit bayi baru lahir juga akan mengalami banyak perubahan, baik dalam warna kulit termasuk tekstur kulitnya yang terlihat terlihat kering dan bersisik.

Dikatakan dr. Adeline Jaclyn di laman Klikdokter, warna kulit bayi merah gelap atau akan terlihat pada bayi yang baru lahir. Dengan demikian, Mom dan Dad memang tidak perlu cemas. Warna kulit bayi seperti memang sangat normal.

Proses perubahan warna kulit bayi biasanya akan berlangsung selama 6 bulan pertama kehidupannya. Setelah 6 bulan, warna kulit bayi yang menetap atau permanen mulai bisa bisa terlihat.

Faktor yang Memengaruhi Warna Kulit Bayi

Jika Mom dan Dad memiliki jenis kulit cenderung gelap, atau terlihat sawo matang, maka warna kulit bayi pun tidak akan jauh berbeda.

Biar bagaimanapun, warna kulit bayi memang dipengaruhi oleh faktor genetik. Selain itu, perubahan warna kulit bayi juga dipengaruhi oleh kondisi kesehatannya dan faktor eksternal atau lingkungan.

Misalnya, kondisi kebersihan, papar sinar matahari, alergi atau paparan bahan kimia. Oleh karena itu penting bagi Mom dan Dad untuk memerhatikan pemilihan sabun atau perawatan produk bayi.

Selama ini, masih banyak pandangan yang menganggap bahwa warna kulit bayi merah justru akan menandakan jika saat anak tumbuh besar dan dewasa maka kulitnya justru akan berubah putih. Faktanya, hal ini memang tidak benar. Perubahan warna kulit bayi sebenernya bisa terjadi lantaran beberapa alasan yang telah disebutkan di atas.

Agar tidak terjebak dengan mitos, dan mencegah rasa khawatir yang berlebihan, maka penting bagi Mom dan Dad untuk mengetahui beberapa waktu terkait kulit bayi. Apa saja?

5 Fakta Kulit Bayi yang Perlu Diketahui

Jangan kaget, jika pada awal kelahiran kondisi kulit bayi tidak mulus dan cantik.

Ya, bayi Mom dan Dad tentu saja spesial, tetapi bayi yang baru lahir juga bisa terlihat tidak sempurna jika dilihat dari segi kulitnya. Jika Mom melahirkan bayi prematur, tubuh si kecil mungkin ditutupi rambut halus (disebut lanugo) selama beberapa hari pertama. Itu juga mungkin dilapisi dengan vernix, zat berminyak seperti keju yang melindungi kulit bayi dalam kandungan dari cairan ketuban.

Warna kulit bayi merah gelap bahkan ungu.

Fakta mengejutkan lainnya tentang kulit bayi baru lahir lainnya, tidak peduli apa etnis atau ras Mom dan Dads, warna kulit bayi merah gelap bahkan ungu di awal kehidupannya. Biasanya warna kulit seperti ini akan menetap selama beberapa hari pertama.

Namun, dengan bertambahnya usia, maka sistem sirkulasi darah si kecil pun akan semakin membaik dan cepat sehingga akan memengaruhi perubahan warna kulit. Beberapa bayi membutuhkan waktu hingga enam bulan untuk mengembangkan warna kulit permanen mereka.

Kulit bayi masih sangat rentan terhadap ruam.

Selain berminyak dan berbulu, Mom dan Dad juga mungkin akan melihat adanya bercak pada kulit bayi, bahkan timbul bintik-bintik putih.

Sekitar 30 sampai 40 persen bayi dilahirkan dengan milia, titik-titik putih atau kuning yang terlihat seperti komedo putih kecil dan muncul di seluruh wajah kecil mereka. Dan sekitar seperlima bayi baru lahir memiliki berjerawat bayi.

Kulit bayi masih dipengaruhi oleh hormon

Selama hamil, mom tentu sudah cukup menyadari jika perubahan hormon membawa banyak pengaruh pada perubahan kulit. Sekarang hormon tersebut memengaruhi kulit bayi yang baru lahir.

Nah, warna kulit bayi juga akan ditentukan oleh hormon estrogen dan progesteron yang ada di dalam tubuh. Keduanya mempengaruhi produksi sel melanosit kulit, di mana estrogen akan memberikan warna gelap pada kulit sementara progesteron akan memberikan warna cerah.

Selain itu, hormon Mom juga bisa menyebabkan cradle cap, bentuk dari peradangan kulit. Umumnya muncul pada kulit kepala bayi baru lahir. Jika muncul biarkan saja. Sebab, cradle cap akan hilang dengan sendirinya.

Namun, untuk kasus yang sangat parah atau membandel, bicarakan dengan dokter anak tentang pengobatan atau perawatan yang tepat.

Kulit bayi masih setipis kertas.

Saat bayi baru lahir, Mom mungkin bisa melihat sebagian besar pembuluh darah di beberapa area tubuhnya lantaran kulitnya yang masih tipis. Setelah satu tahun, kulitnya pun akan cukup menebal untuk menjaganya tetap terisolasi secara alami.

Baca juga: Waspadai Penyakit Kuning pada Bayi, Kenali Penyebab dan Gejalanya