Selama ini, alzheimer diketahui sebagai penyakit yang umum terjadi pada lansia. Namun tahukah Mom, gejala alzheimer dapat pula dialami oleh anak-anak.

Ya, alzheimer ternyata merupakan jenis penyakit turunan, di mana penyebabnya tidak hanya dipengaruhi oleh faktor usia tetapi juga genetik.

Sehingga, tak menutup kemungkinan gangguan kognitif ini ditemukan pada anak di usia muda.

Nah, agar bisa lebih waspada, ada baiknya Mom mengenali apa itu alzheimer pada anak, termasuk gejala, penyebab, hingga penanganannya di artikel berikut.

Download aplikasi ruangmom

Mengenal Penyakit Alzheimer pada Anak

Berbeda dengan orang dewasa, alzheimer pada anak merupakan terminologi untuk penyakit yang menyebabkan si kecil mengalami gangguan memori dan gejala lainnya.

Adapun gejala alzherimer pada anak dapat berupa:

  • Nieman-Pick disease type C (NPC)
  • Sanfillippo syndrome atau mucopolysaccharidosis type III (MPS III)

Kedua penyakit ini disebut juga sebagai lysosomal storage disorders. Perlu diketahui, lisosom pada sel berfungsi untuk memproses gula, kolesterol, dan lain sebagainya dalam tubuh.

Penyakit gangguan lisosom akan menyebabkan penumpukan zat tersebut dalam sel serta menyebabkan kerusakan yang dapat memengaruhi memori dan fungsi otak lainnya.

Adapun gejala alzheimer klasik pada orang dewasa umumnya disebabkan oleh penumpukan berlebih protein beta-amyloid di dalam otak.

Dalam jumlah banyak, hal ini dapat mengganggu jaringan saraf otak, terutama pada bagian yang mengatur memori dan masalah otak lainnya.

Penyebab Alzheimer di Usia Muda

Sampai di sini, mungkin Mom bertanya-tanya mengenai apa penyebab alzheimer di usia muda.

Pada dasarnya, penyakit alzheimer pada anak disebabkan oleh genetik yang bersifat resesif atau dibawa oleh kedua orang tua.

Diketahui, apabila kedua orangtua menjadi pembawa sifat alzheimer, maka risiko anak mengalami alzheimer adalah 1 banding 4.

Sebagai catatan, gen ini berfungsi untuk mengatur protein yang memengaruhi penumpukan lemak, kolesterol, gula, dan lain sebagainya di dalam lisosom sel.

Baca juga: 9 Cara Mencegah Penyakit Polio, Kenali Penyebab & Gejalanya!

Gejala Alzheimer pada Anak

Perlu diketahui, gejala alzheimer pada anak yang paling nyata adalah gangguan memori dan komunikasi.

Selain itu anak dengan gejala alzheimer juga akan mengalami kesulitan belajar hal baru dan dapat kehilangan kemampuan motorik atau keterampilan lainnya yang sudah pernah dikuasai.

Gejala alzheimer pada anak ini paling sering dijumpai pada usia 4-10 tahun. Pada beberapa kasus, ditemukan juga bahwa alzheimer juga dapat terjadi pada bayi berusia beberapa bulan.

Adapun beberapa gejala alzheimer pada anak lainnya yaitu:

  1. Kesulitan bicara, di mana bicara tidak jelas atau kehilangan kemampuan bicara sama sekali.
  2. Napas pendek
  3. Perut membengkak
  4. Kulit berwarna kekuningan (jaundice)
  5. Sulit melakukan kontak mata
  6. Mata sulit mengikuti benda atau cahaya
  7. Sulit menelan
  8. Kehilangan tonus dan kontrol otot
  9. Kehilangan keseimbangan
  10. Kehilangan keterampilan motor
  11. Anak dengan MPS III dapat disertai: insomnia, hiperaktivitas, rambut kasar, masalah perilaku, masalah pencernaan
  12. Kejang, dan lain sebagainya.

Pengobatan Alzheimer pada Anak

Mengingat betapa berbahayanya penyakit ini, Mom dan Dad mungkin bertanya-tanya, adakah obat untuk gejala alzheimer?

Perlu Mom dan Dad ketahui, hingga kini, belum ditemukan pengobatan alzheimer yang telah terbukti secara ilmiah.

Biasanya dokter hanya akan melakukan tatalaksana yang berfokus untuk memaksimalkan kualitas hidup terbaik.

Sebagai contoh jika anak mengalami kesulitan menelan, maka akan dokter akan merekomendasikan pola makan dengan tekstur khusus untuk memudahkan menelan.

Selanjutnya, ada juga terapi okupasi serta fisioterapi yang dilakukan dengan tujuan untuk membantu anak menjaga keseimbangan tubuh, berlatih keterampilan motorik, dan menahan laju kelemahan otot.

Pencegahan Alzheimer pada Anak

Pada dasarnya, penyakit alzheimer pada anak sangat langka dan sulit sekali untuk didiagnosis.

Apalagi mengingat tahap awal penyakit alzheimer memengaruhi kemampuan belajar dan keterampilan motorik, seringkali anak secara tidak sengaja terdiagnosis sebagai gangguan belajar, autisme, atau gangguan perkembangan lainnya.

Bedanya, anak dengan alzheimer (NPC maupun MPS III) merupakan penyakit degeneratif yang memburuk sejalan waktu.

Kemudian perlu dipahami pula, sayangnya, alzheimer merupakan penyakit yang tidak dapat dicegah, Mom.

Demikian ulasan mengenai apa itu alzheimer pada anak hingga penyebab dan pencegahannya yang perlu Mom ketahui.

Meskipun risiko penyakit ini lebih sering terjadi pada lansia, namun ada baiknya Mom tetap waspada dan melakukan berbagai pencegahan seperti dijelaskan sebelumnya.

Jika anak Anda mulai mengalami sejumlah gejala alzheimer di atas, segera periksa ke dokter guna memastikan kondisi tersebut ya, Mom dan Dad.

Sumber: Healthline, Mayoclinic, Siloam Hospitals, Halodoc

Ditulis oleh: dr. Citra Amelinda, Sp.A, M.Kes, IBCLC

Baca juga: 5 Jenis Gangguan Kecemasan Pada Anak, Kenali Ciri-Cirinya