Toilet training adalah proses mengenalkan serta mengajarkan anak untuk menggunakan toilet sebagaimana yang dilakukan oleh orang dewasa. Mom akan melatihnya untuk membuang air kecil dan air besar sendiri. Sehingga Anda tidak perlu lagi memakaikannya popok.

Selain boros dalam pembelian diaper, mengganti celana si kecil yang selalu diompolin juga sedikit menguras tenaga maupun waktu. Apalagi jika Mom sedang work from home. Bisa-bisa tidak hanya tugas kantor yang menumpuk, tetapi juga cucian baju kotor.

Oleh karena itu, coba secara bertahap ajarkan anak tentang pelatihan penggunaan toilet. Jangan terlalu buru-buru dan dipaksakan. Latih dari hal-hal sederhana seperti memintanya buang air kecil di kloset ketika mandi, dan memberitahu jika muncul rasa ingin pipis. Mudah bukan, Mom?

Jika masih bingung terkait hal ini, berikut ruangmom jabarkan seputar toilet training pada anak yang bisa Anda jadikan referensi.

Toilet training pada anak, kapan waktu yang tepat untuk memulai?

Toilet training anak akan lebih mudah dilakukan ketika ia sudah dapat mengerti perkataan orang lain. Pada usia berapakah itu? Di sekitar 1 tahun 6 bulan sampai 2 tahun 6 bulan. Selain bisa memahami apa yang Mom bicarakan, otot-otot yang mengontrol kandung kemih dan rektum pun mulai berfungsi di usia ini. Sehingga saat memasuki umur 3 tahun, umumnya, si kecil tidak lagi memerlukan popok dan telah mampu memakai toilet dengan benar.

Toilet training pada anak, apa tanda-tanda yang menunjukan anak siap untuk memulai?

Selain dilihat dari segi usia, rupanya terdapat kode-kode yang ditunjukan buah hati bahwa ia siap mengikuti pelatihan kamar mandi dari Anda. Adapun tanda-tandanya dapat muncul bahkan sebelum si kecil berumur 18 bulan. Jika Mom menemui hal-hal berikut pada anak, segera diskusikan dan ajak suami untuk bekerja sama dalam memulai toilet training.

1. Memberitahu sekaligus meminta ganti jika popoknya telah terisi

Semakin besar sang putra dan putri Anda tumbuh, semakin peka pula perasaan mereka terhadap sesuatu, termasuk rasa tidak lega ketika kulit bersentuhan dengan popok basah entah oleh air kencing ataupun poop.

Maka saat diapers sudah terisi penuh, ia akan memberitahu Anda. Lalu meminta Mom untuk menggantinya dengan yang baru agar terasa lebih nyaman. Ini bisa dijadikan petunjuk bahwa si kecil siap melakukan toilet training.

2. Mengeluarkan ekspresi menahan BAK dan BAB

Selain kepekaan yang meningkat, ia pun menjadi lebih ekspresif di masa-masa ini. Salah satunya ketika sedang menahan BAK maupun BAB. Sebab ketidaknyamanan pada diapers basah, si kecil lebih memilih untuk menahannya.

Raut wajah anak akan berubah drastis seperti lebih terlihat fokus ke satu hal dan susah tersenyum. Gemas sekali kan, Mom? Jika momen itu terjadi, Anda dapat bertanya apa yang sedang dilakukan lalu menawarkannya untuk pergi ke kamar mandi.

3. Popok tetap kering setelah pemakaian dua jam atau semalaman

Tanda-tanda buah hati telah siap meninggalkan popok adalah ketika diapers yang dikenakan tetap kering setelah 2 jam pemakaian atau bahkan semalaman saat bangun tidur.

4. Bisa melepas celana atau rok sendiri

Apabila anak Anda sudah bisa melepaskan celana atau roknya sendiri, berarti mereka telah siap melakukan pelatihan toilet bersama Mom. Mengapa begitu? Karena kemampuan membuka bawahan adalah salah satu yang dibutuhkan saat toilet training anak.

5. Mengikuti apa yang orang tua lakukan ketika sedang menggunakan toilet

Apakah buah hati suka mengikuti Anda ke dalam kamar mandi dan menirukan apapun aktivitas yang Mom lakukan di dalam? Contohnya, ikut berjongkok sewaktu BAK. Nah, berikut momen emas bagi orang tua apabila ingin mengajari toilet training pada anak.

Baca juga: Perkembangan Anak 2 tahun 6 bulan: Si Kecil Sudah Siap Toilet Training

Toilet training pada anak, bagaimana tahapannya?

Mengajarkan anak kecil tidak seringan mengajarkan orang dewasa lantaran mereka belum sepenuhnya memahami yang benar dan salah. Dibutuhkan ketelatenan serta kesabaran saat menghadapi mereka.

Jika si kecil memang belum siap mental maupun fisik, paksaan sekeras apapun tidak akan bisa membuatnya paham, justru menambah trauma terhadapnya. Oleh sebab itu, langkah-langkah pengenalan toilet training pada anak tidak boleh sembarangan.

Di bawah telah disajikan tahapan toilet training yang tepat mulai dari awal sampai akhir pembelajaran. Praktekan serutin mungkin agar anak terbiasa.

1. Kenalkan anak dengan toilet

Pertama, kenalkanlah buah hati dengan toilet. Namun bukan hanya alat-alatnya saja ya, Mom. Beri tahu juga si kecil cara toilet training seperti posisi jongkok atau duduk yang benar untuk perempuan dan cara mengarahkan penis yang tepat bagi laki-laki ketika BAK.

Setelah itu, ajari anak agar selalu membersihkan alat kelaminnya sesudah BAK dan BAB. Anak perempuan harus membasuh area kelaminya dari depan vagina sampai anus. Tidak boleh terbalik (dari anus ke arah vagina) guna mencegah bakteri anus masuk ke dalam vagina.

Lantaran posisi yang berbeda, anak laki-laki hanya perlu membasuh penisnya dengan air setelah BAK. Akan tetapi saat BAB, tata caranya sama dengan perempuan yakni dari depan ke belakang.

Lanjutan dari aktivitas mencebok tersebut ialah membersihkan kotoran di WC. Bila WC di rumah Mom berjenis WC duduk, maka jelaskan anak mengenai tombol flush. Dan jika WC jongkok, praktekan bersama cara mengambil dan menyiram air.

Terakhir, ingatkan buah hati untuk mencuci tangan dengan sabun selesai beraktivitas di kamar mandi.

2. Gunakan pispot khusus anak-anak

Demi meningkatkan semangatnya belajar penggunaan toilet, Mom sangat dianjurkan memakai pispot khusus anak-anak. Banyak sekali macamnya mulai dari berbentuk kuda-kudaan, pinguin, dan lain-lain. Bisa disesuaikan juga dengan jenis WC yang tersedia di rumah, apakah jongkok atau duduk.

Anda dapat membelinya di baby shop terdekat ataupun secara online. Harga pispot anak berkisar dari 40.000 sampai 200.000 rupiah.

3. Mengajaknya saat ibu ingin menggunakan toilet (jelaskan apa yang Mom sedang lakukan)

Jika Mom mau, ajak si kecil ikut ke dalam kamar mandi ketika Anda akan BAK. Ia akan melihat contoh yang nyata. Saat itu, jelaskan juga apa-apa yang Mom lakukan. Seperti cara Anda duduk, menyiram, dan membersihkan kotoran.

Toilet training pada anak, apa manfaatnya?

Tujuan toilet training bukan semata-mata untuk membuat si kecil mampu menggunakan kamar mandi sendiri lho, Mom. Namun, ada beberapa manfaat yang di dapat dari pelatihan tersebut. Apa saja? Diantaranya adalah menjadikan si kecil lebih mandiri, bertanggung jawab, dan disiplin.

Kesimpulan

Mengenalkan toilet training pada anak sangatlah penting. Walaupun si kecil tidak akan langsung memahaminya dalam satu kali percobaan. Tetap latih ia secara bertahap dan pelan-pelan. Beri tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan beserta alasannya. Jadilah contoh yang baik, karena si kecil biasanya akan meniru apa yang ia lihat. Good luck, Mom!

Baca juga:Makin Ingin Banyak Tahu, Ini Perkembangan Anak Usia 3 Tahun 6 Bulan Lainnya