Sudah dua tahun berjalan, namun pandemi Covid-19 nyatanya belum usai juga. Justru, muncul berbagai varian baru dengan gejala berbeda, seperti yang saat ini sedang menyebar adalah Omicron. Maka dari itu Mom, penting mengetahui cara cegah Omicron pada anak agar si kecil tidak tertular.

Varian Omicron memiliki risiko penularan lebih tinggi ke anak-anak. Pasalnya, pada bulan Januari 2022, anak yang terkonfirmasi positif Covid-19 meningkat 1000% atau 10 kali lipat. Selain memakai masker, beberapa cara cegah Omicron pada anak juga perlu Mom terapkan mulai sekarang. Simak berikut ini, yuk!

Download aplikasi ruangmom

Gejala Omicron pada Anak

Gejala Omicron hampir sama dengan varian COVID-19 lain, Mom. Adapun keluhan yang sering dijumpai yaitu nyeri tenggorokan, mudah lelah, demam meriang, sakit kepala, batuk kering, dan hidung tersumbat. Sementara itu keluhan lain seperti kehilangan sensasi penciuman dan pengecap justru lebih jarang dijumpai pada Omicron.

Nah, hal yang menarik adalah karena varian Omicron lebih sering menyerang saluran napas bagian atas dibandingkan paru paru, sehingga gejala keseluruhan yang ditimbulkan tampak lebih ringan dibandingkan varian lainnya. Namun, pada anak biasanya gejala yang ditimbulkan khas, seperti peradangan saluran napas atas disebut juga croup.

Kondisi tersebut ditandai dengan batuk menggonggong, suara serak, napas berisik, terdengar suara mengi (mirip bronkiolitis) dan demam tinggi. Pada umumnya gejala berlangsung selama 3-5 hari dengan tatalaksana suportif (tanpa obat obatan khusus). Namun bila sakit berlanjut, anak tampak sesak dan sakit berat, sebaiknya Mom segera membawanya ke dokter terdekat.

Perbedaan Gejala Flu dan Omicron pada Anak

Memang sangat sulit untuk membedakan Flu dan Omicron hanya berdasarkan klinis (riwayat gejala dan pemeriksaan fisik) tanpa pemeriksaan PCR (mengecek jenis virusnya dengan metode Polymerase Chain Reaction), Mom.

Namun, pada umumnya gejala flu lebih berat, terutama pada bayi dan anak kecil (suhu demam lebih tinggi, sakit kepala dan pilek lebih sering dijumpai). Jadi, bedakan flu dengan batuk pilek biasa yang sering disebut sebagai selesma (common cold) ya, Mom!

Baca juga: Begini Protokol Kesehatan 5M yang Benar untuk Cegah COVID-19

Cara Cegah Omicron pada Anak

Setelah memahami gejala Omicron pada anak serta perbedaannya dengan flu, kini saatnya Mom mengetahui bagaimana cara cegah virus ini. Adapun beberapa hal yang dapat Mom ajarkan pada si kecil adalah sebagai berikut:

  • Cuci tangan
  • Jaga jarak (minimal 2 meter)
  • Menggunakan masker (untuk anak usia >2 tahun)
  • Melakukan vaksinasi COVID-19 (anak usia 6 tahun ke atas)

Yup, cara di atas tetaplah merupakan cara yang efektif untuk mencegah penularan Omicron, Mom.

Hal lainnya sebagai cara cegah Omicron pada anak yaitu hindari sering menyentuh wajah terutama hidung dan mata, gunakan hand sanitizer dengan bahan dasar alkohol 60% bila tidak tersedia tempat cuci tangan, bersihkan dan disinfeksi permukaan benda yang sering disentuh (gagang pintu, permukaan meja, dll), serta hindari kerumunan dan tempat dengan ventilasi buruk (di rumah saja).

Rekomendasi Vitamin untuk Cegah Omicron pada Anak

Apabila si kecil tertular Omicron, tatalaksananya adalah dengan istirahat, banyak minum, makan makanan bergizi, mengonsumsi obat penurun panas (paracetamol jika demam), dan menggunakan humidifier untuk meredakan hidung tersumbat.

Selain itu, Mom juga bisa memberikan vitamin C, D dan zink jika diperlukan sesuai anjuran dokter (bukan untuk pencegahan). Pemberian antivirus untuk kasus derajat sedang ke atas dan atau pada anak yang disertai komorbid.

Selama anak cukup mengonsumsi variasi makanan bergizi yang mengandung berbagai vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh, maka anak tidak perlu mengkonsumsi multivitamin tambahan, Mom.

Nah, contoh makanan yang banyak mengandung vitamin C adalah jeruk, brokoli, stroberi, melon, tomat, kentang, kiwi, paprika hijau dan merah.

Mom perlu tahu bahwa kebutuhan vitamin C untuk anak berbeda-beda sesuai usianya. Berikut panduannya:

  • 15 mg/hari (usia 1-3 tahun)
  • 25 mg/hari (usia 4-8 tahun)
  • 45 mg/hari (usia 9-13 tahun)

Tak hanya vitamin C, si kecil sebaiknya juga diberi makanan yang banyak mengandung zink yaitu kerang, daging sapi, unggas, kacang, kepiting, lobster, dan produk dairy. Panduan kebutuhan zinc untuk anak adalah sebagai berikut:

  • 3 mg/hari (usia 1-3 tahun)
  • 5 mg/hari (usia 4-8 tahun)
  • 8 mg/hari (usia 9-13 tahun)

Sementara itu, kebutuhan vitamin D untuk anak usia 1-13 tahun yaitu 600 IU/hari. Sumber vitamin D ini terutama berasal dari paparan sinar matahari. Lainnya adalah ikan (salmon, tuna), hati sapi, kuning telur dan keju.

Nah, itu dia Mom beberapa cara cegah Omicron pada anak serta gejala-gejala yang perlu Mom kenali. Dengan melakukan pencegahan lebih dini, Anda dapat meminimalisir terjadinya penularan di kemudian hari. Semoga informasi ini bermanfaat dan pandemi juga segera usai ya Mom. Keep healthy!

Sumber: Lurie Children’s, Very Well Family, National Institute of Health

Ditulis oleh: dr. Citra Amelinda, SpA, IBCLC, MKes

Baca juga: Cara Daftar Vaksin Covid-19 untuk Anak Usia 12-17 Tahun