Mungkin Mom sempat berpikir bahwa penyakit stroke hanya bisa dialami oleh orang dewasa. Nyatanya stroke juga dapat menyerang anak, lho Umumnya, stroke pada anak bisa dikenali dengan adanya kejang saat ia berusia 28 hari.

Meskipun tidak menular, penyakit ini memiliki risiko kematian yang cukup tinggi. Sehingga, Anda perlu mengetahui gejalanya sejak dini agar bisa dilakukan tindakan lebih lanjut.

Perlu diketahui bahwa gejala stroke pada anak bisa jadi sedikit berbeda dengan orang dewasa. Kalau begitu, bagaimana cara mengenalinya? Simak artikel berikut hingga selesai ya, Mom!

Stroke pada anak, apa yang perlu diketahui?

Stroke adalah salah satu jenis gangguan pembuluh darah (serebrovaskular). Penyakit ini dikategorikan berdasarkan masing-masing penyebabnya yakni iskemik dan hemoragik. Iskemik adalah stroke karena aliran darah yang tidak mencukupi. Sedangkan, hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pendarahan ke otak.

Stroke merupakan keadaan di mana pembuluh darah di otak terluka. Luka tersebut mempengaruhi jaringan otak di sekitarnya hingga kehilangan suplai darah lalu mengalami cedera.

Lantas, apakah stroke pada anak berbahaya?

Stroke yang terjadi pada anak dan orang dewasa sama-sama memerlukan waktu penanganan yang lama.

Apabila pengobatan tidak tepat maka bisa mengancam nyawa si kecil. Oleh sebab itu, perhatian dari tenaga medis sangat diperlukan segera mungkin agar tidak membahayakan kondisinya.

Dibuktikan dari penelitian yang ada, stroke merupakan salah satu dari 10 penyebab utama kematian pada anak. Penyakit stroke dapat mengakibatkan kecacatan neurologis, gangguan kognitif serta motorik permanen dalam jangka panjang.

Penyakit stroke atau cerebral vascular accident (CVA) pada anak merupakan kasus yang langka. Akan tetapi jumlah kasusnya bisa mencapai 100.000 anak di bawah usia 18 tahun. Gejala awal stroke anak sering menimbulkan kesalahan diagnosis. Sehingga mempengaruhi keterlambatan dalam penanganannya.

Biasanya, anak laki-laki lebih sering ditemukan sebagai pasien stroke dibandingkan anak perempuan. Hal ini bisa terjadi karena adanya perbedaan hormon antara keduanya. Seperti halnya penyakit bipolar dan penyakit lainnya yang disebabkan karena pengaruh hormon.

Baca juga: Ciri-Ciri Penyakit Bipolar pada Anak, Begini Mengatasinya

7 Faktor risiko dan penyebab stroke pada anak

Seringkali gejala stroke dikaitkan dengan gejala penyakit lainnya. Untuk itu sangat diperlukan diagnosis yang tepat dan akurat dalam kasus ini. Cara agar menghindari kesalahan diagnosis yakni dokter melakukan identifikasi faktor dan penyebab risiko dari penyakit stroke.

1. Penyakit Jantung

Penyakit jantung merupakan penyebab paling umum stroke pada anak-anak. Penyakit jantung dapat terjadi karena faktor keturunan dari orang tua dan bisa juga terjadi karena gumpalan darah di jantung anak.

2. Sel Sabit (kelainan darah)

Penyebab stroke berikutnya adalah adanya sel sabit. Penyakit ini disebut juga sebagai anemia sel sabit. Di mana terdapat kelainan genetik bentuk sel darah merah yang tidak normal dan menyebabkan pembuluh darah kekurangan pasokan darah sehat dan oksigen.

3. Adanya Infeksi

Infeksi yang dapat menyebabkan stroke pada si kecil antara lain meningitis bakterial, meningitis TB, dan ensefalitis virus. Selain itu, terdapat pula infeksi pada kepala dan leher, seperti mastoiditis atau infeksi periorbital yang juga menjadi pemicu stroke.

4. Vaskular

Penyebab umum dari stroke hemoragik setelah masa bayi adalah Arteriovenous malformations (AVM). Ini adalah pertumbuhan yang tidak normal antara arteri dengan vena. Selain menyebabkan stroke hemoragik, AVM juga dapat menyebabkan stroke trombotik.

5. Muncul Gangguan Sindromik dan Metabolik

Gangguan seperti down syndrome atau gangguan keterbelakangan mental lainnya mempengaruhi munculnya penyakit stroke. Selain itu, kekurangan nutrisi asam folat atau vitamin B12 juga dapat menyebabkan hiperhomosisteinemia hingga mengakibatkan stroke pada anak.

6. Leukimia

Jenis-jenis kanker juga bisa memicu munculnya penyakit stroke pada buah hati. Leukimia merupakan penyakit yang diakibatkan kurangnya sel darah pada seseorang yang menjadi salah satu pemicunya.

7. Cedera pada leher

Mom, jika si kecil pernah terjatuh saat beraktivitas dan cedera pada lehernya, Anda patut waspada. Pasalnya, cedera pada leher dapat mengakibatkan rusaknya pembuluh darah sehingga menurunkan aliran darah. Inilah yang menjadi pemicu terjadinya stroke pada anak.

6 Gejala stroke pada anak

Stroke yang dialami oleh anak memiliki berbagai gejala, mulai dari kejang, mual, pusing, defisit penglihatan hingga adanya cacat neurologis. Namun, gejala yang muncul juga bisa dipengaruhi oleh usia.

Di mana semakin muda usia sang anak maka gejala yang muncul tidak spesifik. Sehingga, sangat dibutuhkan pengecekan secara klinis untuk mengetahui gejala stroke sedini mungkin pada anak.

Berikut merupakan gejala stroke pada anak yang sering ditemukan.

1. Satu sisi tubuh mengalami mati rasa

Tubuh anak mengalami kelemahan atau ketidakberdayaan untuk menggerakkan bagian tubuhnya. Akan tetapi hanya di bagian satu sisi, entah sisi kanan atau sisi kiri saja.

2. Anak kesulitan berkomunikasi atau bicara cadel

Stroke yang merupakan gangguan saraf mengakibatkan adanya permasalahan pada bagian otak hingga mengganggu komunikasi anak.

3. Gangguan keseimbangan tubuh

Gejala berikutnya yang dialami adalah gangguan keseimbangan tubuh. Saraf yang terganggu berakibat pada terganggunya keseimbangan tubuh si kecil. Baik saat anak berdiri maupun ketika sedang berjalan.

4. Adanya masalah penglihatan

Indra penglihatan menjadi terganggu akibat penyakit stroke ini. Mata menjadi kesulitan untuk menjalankan fungsinya karena buram ketika melihat objek dari jarak jauh atau dekat.

5. Sering merasa kantuk

Gejala stroke pada si kecil biasanya juga ditandai dari seringnya ia merasa ngantuk meskipun sudah memiliki jam istirahat yang cukup.

6. Mengalami kejang

Anak-anak yang berada sekitar usia 28 hari juga rentan mengalami kejang. Apabila kejang terjadi pada anak, segera hubungi dokter untuk dilakukan pemeriksaan.

Tipe Stroke pada Anak

Stroke anak dapat terjadi di masa perkembangan, baik dalam periode bayi hingga masa sekolah. Secara umum, tipe stroke pada anak adalah sebagai berikut.

- Stroke Perinatal

Merupakan stroke bayi baru lahir. Stroke perinatal sering tidak diketahui dan tidak terdiagnosis.

- Stroke Hemoragik Stroke ini terjadi ketika pembuluh darah di dalam atau di dekat otak pecah, sehingga menyebabkan perdarahan di otak.

- Stroke Iskemik

Stroke iskemik terjadi ketika aliran darah ke otak berkurang, biasanya disebabkan oleh gumpalan (trombus) pada salah satu pembuluh darah di otak. Ada dua jenis stroke iskemik yang terjadi pada anak, yaitu trombosis sinovena dan stroke iskemik arteri.

Stroke trombosis sinovena merupakan stroke yang terjadi karena gumpalan di salah satu pembuluh darah di otak. Sedangkan, stroke iskemik arteri merupakan stroke karena adanya gumpalan di arteri di otak.

- Trombosis Serebral Vena

Merupakan stroke akibat trombosis (bekuan darah) di sinus vena dural yang mengalirkan darah dari otak.

7 Penanganan stroke pada anak

Sebagai upaya mengatasi stroke pada si kecil, terdapat beberapa treatment yang bisa dilakukan. Contohnya:

1. Melakukan Medical Check

Hal ini dilakukan agar anak mendapatkan pengobatan yang tepat. Terdapat dua pilihan pengobatan yakni bedah atau endovaskular.

2. Pemberian Obat

Memberikan obat stroke pada anak harus sesuai dengan resep dokter. Sebab obat stroke pada anak tidak bisa dibeli secara sembarangan. Di mana obat stroke yang tidak sesuai anjuran dokter dapat mengakibatkan penggumpalan darah atau peradangan pembuluh darah.

3. Melakukan Operasi bypass

Operasi ini bisa dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Operasi ini biasanya dilakukan untuk anak yang mengalami sindrom Moyamoya dan oklusi arteri mayor.

4. Trombektomi endovaskular

Pengobatan yang bisa dilakukan untuk jenis stroke trombosis sinus vena.

5. Kraniotomi

Merupakan keadaan evakuasi perdarahan, reseksi malformasi arteriovenosa, atau pemotongan aneurisma.

6. Coiling endovaskular

Merupakan langkah yang dilakukan untuk memblokir aliran darah ke aneurisma (area yang melemah di dinding arteri).

7. Pelaksanaan Terapi Anak

Jenis terapi yang bisa diberikan kepada anak yang mengalami stroke yakni terapi fisik, wicara, dan kognitif.

Itulah ulasan terkait stroke pada anak yang tak boleh Mom lewatkan. Ada baiknya bagi Anda untuk mengenali gejala, faktor penyebab, tipe stroke, dan cara mengatasinya sejak dini.

Nah, jika Mom menemui beberapa gejalanya pada si kecil, sangat disarankan untuk melakukan konsultasi ke dokter sesegera mungkin agar bisa dilakukan pengecekan lebih lanjut.

Baca juga: Penyakit Lupus Pada Anak, Kenali Gejala dan Penyebabnya