Selain wabah penyakit Corona atau Covid-19, Indonesia saat ini juga sedang menghadapi wabah penyakit demam berdarah dengue atau DBD. Penyakit yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk ini telah memakan ratusan korban, hingga pemerintah menetapkannya sebagai Kejadian Luar Biasa. Tidak hanya remaja dan orang tua, gejala dbd pada bayi juga seringkali muncul dan memiliki dampak yang parah bila dihiraukan dan tidak segera ditangani.

DBD disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini bisa menimpa siapa saja, termasuk bayi dan anak-anak. Lalu, apa saja gejala DBD pada bayi dan bagaimana pengobatan yang tepat untuk si kecil?

Gejala DBD pada bayi yang harus diwaspadai

Tidak seperti orang dewasa dan anak-anak, bayi belum bisa bicara sehingga ia tidak mampu mengatakan saat dirinya sakit.

Oleh sebab itulah, orangtua harus jeli melihat ciri-ciri demam berdarah pada bayi berikut ini agar bisa melakukan pencegahan dbd pada anak!

  • Demam tinggi hingga 38 derajat celcius atau lebih atau suhu tubuh di bawah normal (di bawah 36 derajat)

  • Bayi terlihat lesu, mengantuk dan tidak mau menyusui

  • Muncul ruam di badan bayi

  • Perdarahan di bagian gusi

  • Muntah-muntah

  • Mimisan

  • Urine atau feses si kecil mengandung darah

  • Kesulitan bernapas

  • Bayi lebih rewel dari biasanya

Jika gejala demam berdarah pada bayi seperti di atas muncul pada si kecil, segeralah memeriksakannya ke dokter untuk menurunkan risiko komplikasi yang lebih parah bila tak segera melakukan pencegahan dbd.

Pengobatan DBD pada bayi

Sayangnya, belum ada obat untuk DBD. Namun gejalanya bisa ditangani dengan cara pencegahan dbd seperti berikut:

  • Pastikan bayi beristirahat yang cukup

  • Si kecil harus selalu terhidrasi dengan baik. Berikan ia ASI atau susu formula dengan rutin supaya tidak mengalami dehidrasi. Bila usianya di atas 6 bulan, Anda bisa memberinya air putih.

  • Obat penghilang rasa sakit dan penurun demam sesuai resep dokter untuk bayi.

Cara melindungi bayi dari demam berdarah dengue (DBD)

Hingga saat ini, belum ada vaksin yang bisa mencegah terjangkitnya virus DBD atau penyakit lain yang disebabkan oleh gigitan nyamuk. Akan tetapi, Anda bisa melakukan langkah-langkah pencegahan dbd pada anak berikut ini:

  • Gunakan kelambu atau kain transparan di dekat tempat tidur bayi yang bisa mencegah nyamuk mendekati si kecil.

  • Untuk bayi berusia 2 bulan atau lebih, gunakan anti nyamuk berupa stiker, atau lotion atau minyak telon khusus bayi yang mengandung anti nyamuk

  • Pakaikan baju longgar berbahan katun yang menutupi lengan dan kaki bayi

  • Pastikan ventilasi udara tempat bayi berada selalu dalam keadaan baik.

  • Bersihkan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember dan sebagainya secara teratur. Jangan biarkan ada air tergenang dan menjadi sarang jentik nyamuk.

  • Tutup tempat penampungan air saat tidak digunakan agar nyamuk tidak dapat bertelur di situ.

Yang pasti, jangan menunda bila terdapat gejala dbd pada bayi atau ada anggota keluarga lain yang menunjukkan ciri-ciri demam berdarah seperti yang sudah disebutkan di atas. Segera periksakan diri ke tenaga medis terdekat karena komplikasi DBD bisa mematikan bila tidak ditangani dengan tepat dan cepat.

Semoga Mom dan keluarga selalu diberikan kesehatan, dan jangan lupa untuk praktikkan pola hidup sehat sebagai langkah pencegahan dbd pada anak, ya!