Burnout adalah istilah yang pasti sering Mom dan Dad dengar dalam lingkungan pekerjaan. Burnout syndrome didefinisikan sebagai perasaan lelah dan stres secara berlebihan atau mental breakdown. Umumnya, kondisi ini disebabkan oleh menumpuknya pekerjaan.

Selain itu, terlalu tinggi berekspektasi juga bisa menyebabkan burnout apabila hasilnya tidak sesuai harapan. Nah, lalu apa saja cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya? Yuk simak pembahasan lengkap seputar apa itu burnout syndrome di bawah ini Mom!

Download aplikasi ruangmom

Apa itu Burnout?

“Duh rasanya gak sanggup nyelesain semua pekerjaan ini..”

“Kok kerjaan numpuk banget gak selesai-selesai?”

“Kayaknya lebih baik aku berhenti”

Apakah Mom pernah merasakan hal demikian di pekerjaan? Bahkan ada masanya perasaaan itu intens sekali dirasakan? Jika iya, bisa jadi Mom sedang mengalami burnout syndrome. Burnout adalah perasaan lelah dan stress berlebihan yang umumnya terjadi karena pekerjaan atau tuntutan yang terlalu menumpuk.

Umumnya, kondisi ini ditandai dengan rasa lelah berlebih, baik secara fisik dan emosional, akibat kenyataan yang berjalan tidak sesuai harapan atau ekspektasi. Di samping itu, stres berkepanjangan karena masalah pekerjaan juga bisa terjadi, terutama saat Anda merasa kesulitan memenuhi perintah atasan yang terus menerus datang.

Jika tidak segera diatasi, burnout adalah kondisi yang dapat membuat seseorang menjadi kehilangan minat beraktivitas dan membuat produktivitas jadi menurun. Perubahan mood serta berkurangnya minat berelasi yang disebabkan burnout juga dapat mempengaruhi hubungan Mom dan Dad dengan orang-orang terdekat, baik itu pasangan dan anak.

Ciri-Ciri Burnout

Ciri-ciri burnout syndrome dapat dikenali dari berbagai gejala yang muncul baik dari segi fisik, emosi, hingga perilaku. Penjelasan lebih lanjut seputar ciri-ciri burnout adalah sebagai berikut.

Gejala Fisik

  • Lelah lesu terus menerus
  • Mudah sakit
  • Perubahan nafsu makan dan pola tidur

Gejala Emosi

  • Kerap merasa gagal dan tidak berdaya
  • Kerap merasa sendirian
  • Kehilangan motivasi
  • Cenderung memiliki pandangan negatif terhadap berbagai sisi kehidupan
  • Sulit merasa puas dengan pencapaian diri

Gejala Perilaku

  • Menghindar dari tanggung jawab
  • Enggan bersosialisasi dengan orang lain
  • Prokrastinasi yang berlarut
  • Meluapkan perasaan frustasi dan marah pada orang lain
  • Enggan hadir untuk bekerja

Penyebab Burnout Syndrome

Burnout adalah keadaan yang sering kali disebabkan oleh masalah pekerjaan. Bila dijabarkan secara lebih rinci, dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang kemungkinan besar menyebabkan burnout adalah sebagai berikut:

Penyebab burnout terkait pekerjaan

  • Kurangnya perasaan kendali atas pekerjaan
  • Terbebani oleh ekspektasi pekerjaan yang terlalu tinggi
  • Bekerja di bawah tekanan tinggi
  • Memiliki kecenderungan perfeksionis sehingga sulit untuk puas dalam menyelesaikan pekerjaan
  • Lingkungan kerja yang kacau dan tidak mendukung
  • Merasa kurang dihargai atas pekerjaan yang telah dilakukan
  • Aktivitas pekerjaan yang terlalu monoton dan kurang menantang
  • Komunikasi dengan atasan atau rekan kerja tidak lancar dan sudah berlarut cukup lama

Penyebab burnout gaya hidup

  • Memiliki tanggung jawab yang terlalu banyak tanpa adanya cukup bantuan dari orang lain
  • Tingkat aktivitas pekerjaan yang terlalu tinggi sehingga tidak memiliki waktu cukup untuk dapat bersantai ataupun bersosialisasi dengan orang lain
  • Tidak cukup tidur dan pola hidup tidak sehat
  • Kurangnya support system dan tidak memiliki quality time yang cukup dengan keluarga

Baca juga: 5 Ide dan Alasan Pentingnya Quality Time Bersama Keluarga

Cara Mengatasi Burnout

Setelah memahami apa itu burnout, maka penting juga bagi Mom untuk memahami bagaimana langkah menanggulanginya. Beberapa cara mengatasi burnout adalah sebagai berikut

1. Perbanyak interaksi dengan orang lain

Tanpa disadari, orang yang mengalami burnout syndrome biasanya jadi menarik dirinya dari lingkungan sehingga jarang berhubungan dengan sekitar. Padahal, salah satu faktor pendukung pemicu parental burnout adalah kurangnya sosialisasi ataupun interaksi dengan orang lain. Diketahui, melakukan kontak sosial termasuk cara mengatasi burnout yang direkomendasikan.

2. Melakukan self reward

Ketika sudah merasa lelah akan semuanya, cobalah untuk menarik nafas sejenak dan berikan cinta serta dukungan pada diri sendiri. Ingatlah bahwa tidak apa-apa untuk mengambil istirahat dan menyenangkan diri sendiri terlebih dahulu. Lakukan hal yang Mom yakini dapat membuat diri bahagia dan pulih kembali.

3. Menceritakan masalah pada orang yang dipercaya

Cara mengatasi burnout selanjutnya yaitu dengan berbagi bersama orang-orang terdekat yang dipercaya. Coba ceritakan segala permasalahan yang Anda rasakan. Pastikan untuk berbicara dengan seseorang yang Mom percayai dan jangan ragu meminta tolong bila memang sudah merasa terlalu berat.

4. Diskusi dengan atasan

Terakhir, bila burnout syndrome yang Mom rasakan ternyata dikarenakan masalah pekerjaan, cobalah untuk mendiskusikannya dengan atasan. Sampaikan dengan baik bahwa Anda memiliki sejumlah kendala dalam menyelesaikan pekerjaan.

Tips Mengatasi Burnout

Jika Mom dan Dad sepertinya mengalami parental burnout syndrome, jangan khawatir! Ingat rumus 3K; Kenal, Kembali, dan Kendali. Apa itu? Berikut penjelasannya

1. KENAL

Kenali situasi atau kondisi yang dapat membuat Mom dan Dad menjadi lebih rentan burnout. Misal, menumpuknya pekerjaan di akhir bulan. Selain itu, Mom dan Dad juga perlu mengenali jika ada gejala burnout yang mulai muncul. Misal, menjadi lebih tidak sabar pada anak, mudah kesal pada pasangan, dan sulit tidur lelap.

2. KEMBALI

Kembalikan situasi menjadi kondusif lagi. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meredakan kondisi burnout adalah sebagai berikut:

  • Mencari dukungan dan bantuan dari orang sekitar. Misal, menjelang bertumpuknya pekerjaan kantor di akhir bulan, maka pekerjaan rumah didelegasikan pada jasa pembersihan rumah, menyampaikan pada pasangan bahwa mungkin akan lebih rentan meluapkan emosi negatif, mendelegasikan tugas dan tanggung jawab pada rekan atau bawahan.
  • Memberi self reward, sehingga diri kembali merasakan kesenangan tertentu setelah menyelesaikan suatu tugas.

3. KENDALI

Mengendalikan dan menjaga kondisi diri agar tidak rentan terkena burnout. Beberapa hal yang dapat dilakukan:

  • Membuat skala prioritas.
  • Menjaga gaya hidup, misal dengan makan makanan bernutrisi lengkap serta tidur cukup.
  • Rutin berdiskusi atau sharing dengan orang yang dipercaya.

Burnout adalah kondisi yang bisa dialami oleh setiap orang, baik muda maupun tua. Maka dari itu, untuk menghindarinya, Anda bisa menerapkan beberapa cara di atas. Tidak ada salahnya bekerja keras, namun tetap perhatikan kondisi dan kesehatan diri sendiri ya Mom!

Sumber: American Psychological Association, Healthline, Help Guide, Journal of Work and Organizational Psychology

Direview oleh: Yasmine N. Edwina, M.Psi., Psikolog

Baca juga: Cara Membangun Self-Awareness agar Menjadi Ibu Sehat Mental!