Maraknya kedai kopi dan gaya hidup perkotaan membuat kopi semakin digemari belakangan ini. Sejumlah manfaat kopi pun diyakini baik untuk kesehatan jika diminum secara benar dan takaran yang tepat.

Anggapan kopi memiliki banyak manfaat itu kerap membuat banyak orang tua tidak segan mengenalkan kopi kepada anak-anak mereka, bahkan pada balita dan bayi. Namun sebenarnya, apakah bayi minum kopi itu aman untuk kesehatannya? Simak penjelasannya di sini:

Zat yang berbahaya pada kopi untuk bayi

Salah satu zat yang dikhawatirkan ketika bayi minum kopi adalah kafein. Efeknya tidak segera terlihat, melainkan jangka panjang.

Kafein bisa meningkatkan denyut jantung serta tekanan darah. Selain itu, bayi minum kopi juga bisa berdampak pada perubahan suhu tubuh serta cairan di dalam lambungnya. Perubahan ini salah satunya bisa terlihat pada gangguan tidur.

Mom perlu ingat, kafein tidak hanya terdapat dalam kopi, tetapi juga minuman bersoda, teh hingga aneka gula-gula manisan dalam camilan anak-anak.

Kopi mengandung kafein paling tinggi. Dalam secangkir kopi terkandung sekitar 95 mg zat ini. Secangkir teh dapat mengandung 70 mg kafein. Sedangkan cokelat batangan 30 gram mengandung hingga 60 mg kafein.

Dampak kesehatan bayi minum kopi

Kafein bersifat menyerap zat besi. Jika bayi sering mengkonsumsi kopi, maka dikhawatirkan pertumbuhan dan perkembangan mereka terganggu. Apalagi zat besi sangat diperlukan dalam pertumbuhan gigi, tulang, dan organ vital lain.

Penelitian menemukan, anak yang terbiasa minum kopi sejak usia dua tahun, lebih berisiko menderita obesitas dan depresi. Kafein juga bersifat adiktif dan dapat memicu kecanduan saat bayi beranjak dewasa. Beberapa gejala kecanduan kafein adalah lesu, sakit kepala, cemas, mudah marah dan sukar berkonsentrasi.

Selain itu kandungan kafein pada kopi bisa menyebabkan risiko sakit kepala, kesehatan rongga mulut, masalah pencernaan hingga gangguan tidur pada bayi dan balita. Hilangnya nafsu makan, tulang keropos dan perilaku hiperaktif juga dikaitkan dengan dampak buruk kopi pada bayi dan anak-anak.

Dampak terburuk dari paparan kafein bagi bayi dan anak-anak adalah terjadinya risiko kematian akibat kejang dan serangan jantung, seperti yang dilansir National Coffee Association.

Dengan efek samping pemberian kopi pada balita yang disebutkan, saran untuk Mom sebaiknya berpikir panjang sebelum memberikan kopi kepada bayi dan anak-anak. Jika tetap ingin mengenalkan kopi, sebaiknya saat mereka berusia 12 tahun atau lebih. Tetapi dengan catatan kandungan kafein tidak lebih 100 mg per hari.

Mitos tentang bayi minum kopi

Hal-hal ini adalah pandangan umum yang banyak ditemui di masyarakat tentang kopi. Benarkah pandangan tersebut?

  • Kopi mengatasi step pada anak

Salah satu pandangan di masyarakat Indonesia tentang kopi, ialah dapat membantu meredakan gejala step atau kejang pada bayi dan anak. Anggapan ini jelas tidak tepat dan tidak logis. Pemberian kopi justru akan membuat anak menjadi tidak nyaman karena kafein bekerja sebagai stimulan yang merangsang saraf pusat.

Akibatnya organ jantung bekerja lebih cepat, mengakibatkan pembuluh darah melebar dan justru akan meningkatkan risiko kejang. Jadi mulai sekarang, hindari memberikan kopi pada anak untuk alasan ini.

  • Kopi membuat bayi tidak rewel

Bagi orang dewasa, kopi dianggap dapat membuat perasaan rileks dan menyenangkan. Tetapi bagi bayi dan anak-anak, paparan kafein tentu tidak baik untuk kesehatan dan tumbuh kembangnya. Jadi anggapan yang mengatakan kopi menenangkan bagi bayi tidaklah tepat.

  • Ganti pola minum bayi

Jika anak atau bayi telah terbiasa mengkonsumsi kopi atau minuman berkafein, seperti soda dan teh sebaiknya Mom secara perlahan mengganti kebiasaan tersebut. Beberapa minuman di bawah ini dapat dijadikan pengganti langsung dan mengalihkan dari ketergantungan kafein.

  • Susu berbahan nabati, seperti dari kacang kedelai, almond.

  • Air kelapa asli tanpa gula tambahan.

  • Smoothies dan yoghurt tanpa gula tambahan.

  • Jus buah murni tanpa gula dan air tambahan.

  • Susu sapi murni.

  • Dan tentu saja, air putih setiap kali anak merasa haus.

Baca juga: Bolehkah Minum Kopi saat Hamil?