Bagi sebagian orang, kehamilan memang mudah terjadi. Namun, tidak sedikit pasangan harus menjalankan program hamil atau promil karena belum sukses hamil.

Tentunya, menjalankan promil akan membutuhkan pengorbanan, karena gaya hidup sebuah pasangan bisa berdampak terhadap kesuksesannya. Faktor seperti tingkat stress, kebiasaan buruk, atau diet yang nggak sehat ternyata bisa mempersulit promil lho.

Lalu, kesibukan dalam karir juga bisa menghambat rutinitas berhubungan.

Di CeritaMom ini, Mom Riana memilih untuk resign demi kesuksesan program hamilnya.

Keputusan untuk berkarir atau tidak adalah hak bagi semua Mom dan tidak bisa dibuat dengan paksaan. Dengan berbagi CeritaMom ini, Mom Risna ingin memberi perspektif kepada para Mom yang sedang mengalami dilemma yang sama dengannya.

Mari kita baca CeritaMom terbaru di bawah ini!

Kalkulator Masa Subur

Melepas Karir Demi Promil

Namaku Riana, aku bekerja sebagai pengajar les bahasa selama 7 tahun. Aku sudah menikah dan kami tidak tinggal serumah alias long distance.

Semenjak menikah, kami tidak menunda promil. Kami dengan segera mempraktikkan setiap saran dari orang yang sudah berpengalaman. Mulai dari minum asam folat, mengurangi makanan cepat saji, makan makanan yang dianjurkan untuk promil, minum susu, sampai minum jamu.

Hanya satu saran yang belum pernah kami lakukan, yaitu berhubungan rutin, padahal itu menjadi salah satu upaya yang sangat dianjurkan. Mengingat jarak tempat tinggal kami yang cukup jauh, kami tentu mengalami kesulitan.

Awalnya semua baik-baik saja, tetapi memasuki usia pernikahan ke dua tahun, kami mulai gelisah karena belum juga dikaruniai momongan. Setelah melakukan diskusi yang cukup panjang dengan suami, kami memutuskan untuk tinggal serumah demi keberhasilan promil. Tentu harus ada yang dikorbankan, aku terpaksa melepas karir selama 7 tahun ini.

Awalnya sangat sedih, mengingat aku sudah menemukan rekan kerja yang baik dan tempat kerja yang nyaman, tetapi sebagai wanita dewasa, aku harus tegas ambil keputusan. Akhirnya, aku dan suami tinggal serumah dan menjalankan promil sesuai anjuran. Kurang lebih satu bulan bersama suami aku mengalami tidak enak badan dan pusing hampir setiap hari.

Aku menyadari bahwa sudah telat menstruasi 8 hari kemudian aku tespack dan tidak disangka-sangka hasilnya positif. Aku segera memberitahu suami, kami berdua sangat bahagia sampai aku menitikkan air mataku saking bahagianya. Sungguh berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. Begitulah perjalanan promilku, aku yang awalnya sangat sedih melepas karir ternyata Tuhan memberi ganti rezeki yang lebih besar.

Ingat, keputusan untuk berhenti kerja adalah pilihan masing-masing Mom. Sebelum mengajukan resign, Mom sebaiknya diskusi dulu dengan pasangan dan teman agar mendapatkan gambaran konsekuensi yang lengkap.

Semoga CeritaMom ini membantu!