Mom, tahukah Anda bahwa pendarahan implantasi adalah salah satu gejala awal kehamilan, lho! Sekilas mungkin bercak darah ini seperti pertanda akan menstruasi, sehingga banyak wanita tidak sadar bahwa dirinya sedang hamil.

Lantas, bagaimana cara membedakan pendarahan implantasi dengan gejala haid? Tenang Mom, pada artikel berikut kami akan membahasnya secara lengkap.

Apa itu implantasi?

Dilansir dari Mayo Clinic, implantasi adalah bercak atau pendarahan ringan yang terjadi 10 hingga 14 hari pasca pembuahan. Pendarahan ini terjadi karena penempelan sel telur yang telah dibuahi pada lapisan rahim.

Sekilas bercak tersebut terlihat seperti darah menstruasi, namun beberapa wanita tidak menyadari bahwa itu merupakan gejala umum kehamilan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa implantasi adalah kondisi normal yang tidak memerlukan penanganan khusus ya, Mom.

Penyebab pendarahan implantasi

Proses terjadinya kehamilan diawali dengan dibuahinya sel telur oleh sel sperma. Setelah berhasil dibuahi, sel telur akan berkembang menjadi embrio. Embrio ini yang nantinya menempel pada rahim untuk tumbuh menjadi janin.

Nah, pelekatan embrio pada rahim tersebut menyebabkan terjadinya sedikit gesekan sehingga mengakibatkan pendarahan implantasi. Namun, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa ini merupakan hal normal dan tidak berbahaya.

Perbedaan pendarahan implantasi dengan gejala haid

Sebagian besar dari Mom mungkin masih bingung membedakan mana yang termasuk pendarahan implantasi dan pendarahan akibat haid karena keduanya sangat mirip. Untuk itu, simak perbedaan utamanya berikut.

1. Durasi terjadinya

Perbedaan menstruasi dan implantasi adalah durasi terjadinya. Umumnya darah menstruasi akan mengalir terus selama kurang dari 8 hari dan bervariasi menurut usia. Berbeda dengan pendarahan implantasi yang bisa kadang muncul dan kadang tidak selama selang waktu 1-2 hari.

2. Aliran darahnya

Pendarahan implantasi adalah ditandai dengan aliran darahnya yang ringan dan sangat sedikit, bahkan akan terus seperti itu sampai pendarahan selesai. Tidak seperti darah menstruasi di mana cenderung deras dan kental di awal, kemudian ringan saat mendekati akhir haid.

3. Warnanya

Jika Mom perhatikan dari segi warnanya, darah haid berwarna merah menyala, sementara warna darah implantasi cenderung terlihat lebih cerah, yakni merah muda, kemudian berubah menjadi kecoklatan saat pendarahan mendekati selesai.

4. Tingkat kram

Perbedaan lain dari menstruasi dan implantasi adalah dari segi tingkat kram yang dialami. Yup, kadang implantasi juga bisa disertai kram perut seperti saat haid, Mom. Hanya saja, tingkat kramnya beda.

Pada pendarahan implantasi, kram biasanya jauh lebih ringan dan berlangsung singkat, atau bahkan tidak merasakannya sama sekali. Sedangkan pada haid, mungkin Anda akan merasakan kram perut yang parah, dan bisa terjadi sebelum pendarahan serta bisa berlanjut selama beberapa hari.

Baca juga: Keluar Darah Saat Hamil Muda, Bahayakah? Begini Mengatasinya

Waktu yang tepat untuk melakukan tes kehamilan

Mungkin Mom bertanya-tanya, lalu kapan sebaiknya melakukan tes kehamilan setelah mengalami pendarahan implantasi?

Mom, ada baiknya Anda menunggu seminggu setelah implantasi muncul. Kemudian Mom bisa melakukan tes kehamilan menggunakan test pack jika Anda telat datang bulan selama seminggu.

Penggunaan test pack ini digunakan untuk menguji kadar hormon hCG (human chorionic gonadotropin). Hormon hCG disebut juga sebagai hormon kehamilan karena hanya dimiliki oleh ibu hamil, Mom.

Meski hormon hCG biasanya diproduksi sejak sehari setelah telat haid, namun supaya hasil tes kehamilan lebih akurat, sebaiknya Mom menunggu hingga kadarnya sudah meningkat, yakni pada hari ke-7 saat Anda telat datang bulan.

Gejala kehamilan lainnya

Gejala paling umum yang mengindikasikan kehamilan yakni terjadinya pendarahan implantasi dalam beberapa hari. Sementara itu, ciri-ciri lain yang mengiringi di samping implantasi adalah sebagai berikut:

  • Perubahan suasana hati
  • Mual
  • Sakit kepala
  • Sakit punggung
  • Kram ringan
  • Nyeri payudara
  • Terlambat datang bulan

Baca juga: Cara Menggunakan Test Pack yang Benar untuk Tes Sendiri di Rumah

Kapan harus pergi ke dokter?

Ada banyak kemungkinan penyebab pendarahan vagina selama kehamilan. Sehingga biasanya dokter menyarankan untuk konsultasi guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Ya, meskipun tidak semua pendarahan adalah kondisi berbahaya, namun tak ada salahnya Mom melakukan tes, USG vagina misalnya. Selain itu, Mom perlu segera menemui dokter jika terjadi beberapa hal berikut:

  • Pendarahan vagina berwarna merah cerah
  • Pendarahan hebat dengan pembekuan
  • Nyeri atau kram yang signifikan

Ini bisa menjadi tanda kehamilan ektopik atau mungkin keguguran, sehingga memerlukan perhatian medis.

Sementara itu, Mom juga perlu konsultasi dokter jika mengalami pendarahan implantasi disertai gejala berikut:

  • Pendarahan persisten (berkelanjutan atau tidak bisa dihentikan)
  • Gumpalan darah vagina memenuhi pembalut setiap 30 menit
  • Kelelahan
  • Pusing
  • Nyeri

Demikian informasi seputar pendarahan implantasi yang perlu Mom ketahui. Implantasi adalah kondisi yang tidak perlu dikhawatirkan, sebab ini merupakan hal normal sebagai pertanda awal kehamilan. Nah, apabila Mom merasakan gejala implantasi seperti di atas, jangan ragu untuk melakukan tes kehamilan, ya.

Baca juga: Penyebab Sakit di Bawah Perut di Atas Kemaluan, Apakah Tanda Hamil?

Sumber: Healthline, Mayo Clinic, Alodokter, Hellosehat, Sehatq