Ketika mengandung, terdapat beberapa kondisi yang kerap kali menjadi kekhawatiran bagi ibu hamil, salah satunya adalah prolaps uteri. Prolaps uteri adalah istilah untuk turun peranakan, atau dalam bahasa lainnya disebut dengan prolaps organ panggul (POP).

Tahukah Mom, menurut Jurnal Kesehatan Reproduksi, prolaps uteri adalah gangguan yang terjadi pada hampir setengah dari seluruh wanita, lho! Lantas bagaimana turun peranakan ini bisa terjadi dan apa gejalanya? Simak informasi berikut, Mom.

Pengertian prolaps uteri

Turun peranakan atau disebut dengan prolaps uteri adalah kondisi rahim yang menonjol di dalam vagina. Ketika ini terjadi, otot dan jaringan penyangga rahim menjadi lemah sehingga mengakibatkan rahim keluar dari posisinya dan turun sampai vagina. Padahal normalnya rahim terletak di atas vagina yang disangga oleh otot dan ligamen.

Rahim turun bisa dialami oleh wanita segala usia Mom, namun biasanya ini sering terjadi pada wanita yang pernah melahirkan normal atau setelah menopause.

Rahim turun atau turun peranakan dibagi menjadi empat tahap:

  1. Leher rahim turun ke saluran vagina
  2. Leher rahim turun sampai ke bukaan vagina
  3. Leher rahim sudah berada di luar vagina
  4. eluruh rahim sudah berada di luar vagina

Penyebab prolaps uteri

Mom, penyebab prolaps uteri seringnya dikarenakan kehamilan dan persalinan. Dengan kata lain, semakin sering Mom hamil, maka Anda juga makin rentan mengalaminya. Selain itu, penyebab prolaps uteri lainnya antara lain:

  • Mengalami penurunan hormon estrogen setelah memasuki masa menopause
  • Menjalani persalinan normal, terutama jika melahirkan bayi kembar atau dengan berat badan lebih dari 4 kg
  • Mengalami komplikasi akibat operasi panggul
  • Menderita bronkitis atau asma dalam waktu lama (kronis)
  • Berat badan berlebihan atau obesitas
  • Mengalami sembelit kronis
  • Menderita tumor panggul
  • Sering beraktivitas mengangkat beban berat
  • Menua
  • Merokok

Tanda dan gejala prolaps uteri

Ciri-ciri turun peranakan tidak akan muncul apabila tahapnya masih ringan, Mom. Barulah ketika sudah meningkat ke tahap sedang atau berat, gejala yang muncul seperti:

  • Sembelit atau konstipasi
  • Rasa tidak nyaman ketika berjalan
  • Nyeri saat berhubungan seksual
  • Perut terasa penuh dan ditarik ke panggul
  • Benjolan vagina, sehingga terasa berat ketika berdiri
  • Nyeri pada perut, panggul, dan punggung bagian bawah
  • Cairan atau jaringan rahim keluar dari vagina
  • Kesulitan mengontrol buang air kecil atau mengeluarkan urine
  • Infeksi kandung kemih yang berulang

Gejala atau ciri-ciri turun peranakan di atas mungkin tidak akan terasa mengganggu di pagi hari. Namun kondisi tersebut bisa memburuk ketika penderita berdiri atau berjalan dalam waktu lama di siang atau malam hari.

Baca juga: 9 Cara Cepat Hamil Setelah Haid, Posisi Seks Terbaik dan Doa yang Wajib Dibaca

Bagaimana kondisi prolaps uteri pada ibu hamil?

Mom, sebenarnya prolaps uteri pada ibu hamil jarang terjadi. Akan tetapi, kondisi ini dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin. Beberapa di antaranya bisa menyebabkan infeksi leher rahim, kelahiran prematur, infeksi saluran kencing pada ibu, hingga keguguran.

Apabila rahim turun terjadi, maka rahim beserta janin akan ikut jatuh ke dalam mulut vagina sehingga inilah yang mengakibatkan bayi lahir prematur atau keguguran.

Untuk itu, penting bagi Mom untuk segera memeriksakan diri ke dokter kandungan apabila mengalami gejala yang sudah dijelaskan di atas. Termasuk juga Mom yang ingin merencanakan kehamilan kembali setelah melahirkan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu ya, guna menghindari kondisi semacam ini.

Faktor yang meningkatkan risiko prolaps uteri

Seiring dengan bertambahnya usia wanita, maka risiko mengalami prolaps uteri pada ibu hamil juga akan semakin tinggi. Selain itu, bagi Mom yang pernah menjalani persalinan normal lebih dari satu kali juga berisiko mengalaminya.

Adapun faktor risiko lain yang membuat seorang wanita POP antara lain:

  • Hamil dan melahirkan lebih dari satu kali
  • Sering membawa barang-barang berat
  • Batuk kronis
  • Riwayat operasi panggul
  • Sering mendorong perut ketika buang air
  • Penyakit turunan yang membuat jaringan penghubung melemah
  • Lemak

Baca juga: 13 Penyebab Sakit Punggung Sebelah Kiri dan Cara Mengatasinya

Bahaya rahim turun

Apabila tidak segera ditangani, kondisi rahim turun bisa mengakibatkan komplikasi lho, Mom. Komplikasi tersebut antara lain sebagai berikut.

  • Prolaps anterior (sistokel) atau biasa disebut juga dengan prolaps kandung kemih, merupakan kondisi kandung kemih membengkak ke dalam vagina akibat lemahnya jaringan ikat.
  • Prolaps vagina posterior (rektokel), adalah kondisi di mana rektum menonjol ke vagina. Hal ini menyebabkan Anda mungkin kesulitan buang air besar.
  • POP yang parah akan mengakibatkan dinding vagina menonjol ke luar tubuh sehingga memicu terjadinya infeksi

Penanganan prolaps uteri

Cara mengobati turun peranakan atau prolaps uteri dilakukan sesuai dengan tingkat gejala yang dialami. Apabila gejalanya ringan, maka dokter akan menyarankan pengobatan terapi mandiri di rumah. Tujuannya untuk meredakan gejala dan mencegah kondisi semakin parah.

Apabila Mom mengalami rahim turun dan merasakan gejala yang ringan, cara mengobati turun peranakan adalah dengan melakukan pengobatan di rumah sebagai berikut.

  • Melakukan senam kegel secara rutin untuk memperkuat otot dan jaringan penyangga rahim
  • Menurunkan berat badan jika memiliki obesitas

Jika perlu, dokter akan merekomendasikan pemasangan cincin penyangga vagina untuk menahan rahim agar tetap di tempatnya. Biasanya pemasangan ini diperuntukkan bagi pasien yang tidak dapat menjalani prosedur operasi, Mom.

Sementara apabila gejala yang Anda rasakan tergolong berat, maka dokter akan menganjurkan tindakan operasi, seperti operasi perbaikan posisi rahim hingga histerektomi (operasi pengangkatan rahim).

Baca juga: Berbagai Komplikasi Kehamilan yang Bisa Terjadi pada Trimester Pertama

Pencegahan turun peranakan

Mom tak perlu cemas sebab ada cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah terjadinya rahim turun atau turun pernakan. Berikut di antaranya:

  • Olahraga secara teratur terlebih setelah melahirkan, seperti senam kegel
  • Menghindari aktivitas berat seperti mengangkat beban
  • Mengonsumsi makanan yang mengandung serat tinggi dan memperbanyak minum air putih
  • Mengatasi batuk dan berhenti merokok
  • Menjaga berat badan ideal

Itulah penjelasan tentang penyebab, gejala, dan penanganan turun peranakan atau prolaps uteri. Apabila Mom merasakan gejala seperti di atas, ada baiknya segera periksakan ke dokter, ya.