Kehamilan adalah sebuah kabar yang membahagiakan bagi semua pasangan, khususnya para calon ibu. Meskipun demikian, masa-masa kehamilan adalah momen di mana calon ibu harus berjuang menjaga kandungannya agar sehat dan aman hingga masa persalinan datang. Pastinya, hal tersebut bukanlah hal yang mudah dilakukan.

Salah satu kendala yang tidak diharapkan terjadi pada masa kehamilan adalah komplikasi. Lebih lagi, jika komplikasi yang sedang terjadi bisa berakibat fatal bagi Mom dan juga si kecil dalam kandungan. Berikut adalah macam-macam komplikasi kehamilan yang Mom harus paham agar bisa menghindarinya:

Hiperemesis gravidarum

Saat hamil, Mom akan mengalami morning sickness sebagai tanda hamil muda yang umum terjadi. Morning sickness berbeda dengan hiperemesis gravidarum pada komplikasi kehamilan di trimester pertama yang ditandai dengan adanya muntah-muntah yang parah. Bahkan bisa juga menyebabkan dehidrasi serta muntah darah bila tidak segera diobati.

Mual serta muntah adalah gejala hamil muda yang umumnya dimulai sekitar minggu ke-6 kehamilan dan akan berhenti pada minggu 14-16. Namun, mual serta muntah yang Mom alami juga merupakan tanda hiperemesis gravidarum bila makin memuncak pada minggu kedua ke- 20 dan akan berlanjut selama kehamilan berlangsung.

Mom akan lebih sering mengalami muntah daripada waktu hamil muda. Selain itu, volume cairan muntah dari hiperemesis gravidarum bisa lebih banyak dari morning sickness pada umumnya. Di samping mual serta muntah parah, hiperemesis gravidarum juga memiliki gejala lain, seperti penurunan berat badan drastis (kira-kira 2,5-10 kilogram atau lebih), nafsu makan yang menurun, dan juga merasa ingin pingsan

Komplikasi kehamilan satu ini pasti mengkhawatirkan karena bisa membuat Mom dan si kecil di dalam kandungan kekurangan nutrisi. Untuk mengatasi hal tersebut, Mom bisa mengonsumsi makanan kering dan juga makanan yang rasanya hambar.

Infeksi saluran kencing

Jika saat masa kehamilan trimester pertama Mom sering menahan buang air kecil, Mom harus berhati-hati agar tidak terlalu sering menahan buang air kecil agar tidak terkena risiko infeksi saluran kencing. Infeksi saluran kencing merupakan salah satu penyakit pada saat kehamilan yang harus dilakukan diagnosis segera. Ada sebanyak 10% perempuan pernah mengalami infeksi saluran kencing pada hamil trimester pertama. Mom bisa rentan terkena infeksi saluran kencing dikarenakan hormon kehamilan bisa mengubah jaringan saluran kencing dan juga membuat Mom lebih muda terkena infeksi.

Infeksi saluran kencing disebabkan oleh adanya infeksi bakteri yang menyerang kandung kemih dan saluran kemih. Bila infeksi saluran kencing tidak diatasi secepatnya, ada beberapa risiko yang harus Mom tanggung, seperti infeksi ginjal hingga bayi lahir prematur.

Ada beberapa gejala dari infeksi saluran kencing yang bisa Mom tahu, seperti buang air kecil terasa sakit atau panas, sering merasakan ingin buang air kecil, urine mengeluarkan bau yang tidak sedap serta berwarna keruh, perut bagian bawah terasa seperti tertekan, demam, mual, dan sakit punggung. Bahkan, ada yang menderita infeksi saluran kencing tanpa mengalami gejala pasti. Jika Mom mengalami salah satu gejala tadi, Mom harus segera memeriksakan diri ke dokter. Jika benar Mom sedang mengalami infeksi saluran kencing, dokter akan memberikan Mom antibiotik untuk mengatasi infeksi.

Hamil ektopik

Kehamilan ektopik bisa terjadi saat sel telur yang sudah berhasil dibuahi tertanam di luar rahim. Itulah sebabnya kehamilan ektopik juga biasa disebut “hamil di luar kandungan.” Meskipun Mom mengalami kondisi seperti ini, Mom juga masih mungkin untuk mengalami beragam gejala kehamilan pada umunya, seperti mual, kelelahan, dan payudara yang sakit. Bila Mom memakai test pack juga tetap mendapatkan hasil positif hamil.

Tanda dan gejala dari hamil ektopik juga beragam dan juga berbeda-beda pada setiap wanita hamil. Namun, pada umunya gejala hamil ektopik meliputi perdarahan vagina ringan, mual serta muntah, nyeri pada perut bagian bawah, kram perut, nyeri pada satu sisi tubuh, pusing ataupun lemas, serta pingsan (meskipun jarang terjadi). Bahkan, ada juga wanita yang tidak mengalami gejala sama seakli. Oleh karena itu, bila Mom merasa ada kejanggalan saat hamil, Mom harus secepatnya berkonsultasi ke dokter.

Keguguran

Perdarahan vagina bisa berupa 1-2 tetes noda darah merah muda pada umunya adalah tanda proses implantasi embrio menuju dinding rahim. Namun, Mom harus berhati-hati bila volume darah yang keluar banyak, memiliki warna merah terang seperti darah segar, dan terjadi lama. Hal ini bisa menjadi tanda keguguran.

Keguguran dini atau yang disebut early miscarriage merupakan sebuah komplikasi yang biasa terjadi di kehamilan trimester pertama. Beragam laporan menginformasikan bahwa setelah test pack menampilkan hasil positif hamil, sekiranya 10%-20% kehamilan berakhir pada keguguran.

Bahkan, keguguran biasanya terjadi diam-diam sebelum Mom sadar bahwa sedang hamil. Gejala keguguran yang terjadi pada saat kehamilan biasanya berupa bercak dari ringan hingga berat yang berasal dari vagina, punggung bagian bawah terasa nyeri atau kram parah, vagina mengeluarkan jaringan atau cairan, sakit perut yang parah, demam, serta lesu. Selain itu, keguguran juga mungkin terjadi pada trimester kedua.

Itulah beberapa komplikasi kehamilan yang biasa terjadi pada kehamilan trimester pertama. Mom harus berhati-hati dalam menjaga kesehatan diri serta si kecil dalam kandungan agar bisa terhindar dari risiko komplikasi kehamilan di atas.