Pada dasarnya, penyebab morning sickness pada ibu hamil cukup beragam, tapi umumnya kondisi ini dipengaruhi oleh perubahan hormon di awal kehamilan. Rata-rata ibu hamil akan mengalami morning sickness hingga akhir trimester pertama atau bulan ketiga masa kehamilan. Ini kali pertama bagi Mom merasakan morning sickness? Berikut penjelasan lebih lanjut terkait morning sickness yang perlu diketahui oleh setiap ibu hamil. Simak baik-baik, ya!

Memahami apa itu morning sickness

Bagi ibu hamil yang baru pertama kali menjalani masa kehamilan, tentu akan merasa kurang nyaman karena morning sickness. Dinamakan demikian karena kondisi mual dan muntah ini sering kali dialami ibu hamil di pagi hari. Padahal morning sickness bisa terjadi kapan saja atau bahkan sepanjang hari di awal kehamilan. Meskipun demikian, tidak semua ibu hamil mengalami morning sickness sama sekali di awal kehamilan. Kondisi ini wajar karena tubuh masing-masing ibu hamil berbeda dalam beradaptasi dengan perubahan hormon.

Gejala yang dirasakan ibu hamil

Gejala morning sickness memang berupa mual dan muntah, tapi beberapa ibu hamil juga akan mengalami kelelahan meski tidak beraktivitas berat. Diketahui penyebab morning sickness yang paling utama yaitu adanya lonjakan hormon estrogen dan hCG di awal kehamilan. Inilah yang memicu perasaan mual yang terkadang juga disertai dengan muntah. Beberapa ibu hamil juga akan merasakan kembung pada perutnya, bahkan mengalami konstipasi di awal kehamilan.

Penyebab lain terjadinya morning sickness

Selain pengaruh hormon, penyebab morning sickness juga bisa diakibatkan oleh faktor keturunan, di mana ada riwayat morning sickness yang juga dialami oleh anggota keluarga. Morning sickness juga bisa terjadi ketika ibu hamil memiliki riwayat mabuk kendaraan. Pada beberapa pemeriksaan medis, kehamilan kembar juga diprediksi menjadi penyebab morning sickness di samping lonjakan hormon hCG dan estrogen.

Kapan harus melakukan pemeriksaan lanjutan?

Pemeriksaan lanjutan wajib dilakukan ketika morning sickness memburuk dan mengakibatkan mual dan muntah yang parah. Dalam istilah medis, kondisi ini dinamakan hyperemesisgravidarium. Umumnya, kondisi ini akan disertai dengan demam lebih dari 38 derajat Celcius dan nyeri di sekitar perut. Ibu hamil yang memuntahkan makanan dan minuman terus menerus selama 24 jam hingga menyebabkan kondisinya sangat lemah bahkan pingsan wajib segera dibawa ke dokter kandungan terdekat untuk mencegah risiko terburuk.

Risiko yang dapat dialami ibu hamil

Kondisi morning sickness yang masih cukup wajar memang tidak membahayakan keselamatan ibu hamil dan janin di dalam kandungannya. Namun, jika semakin memburuk, maka morning sickness memiliki risiko cukup besar. Karena terlalu sering mual dan muntah, ibu hamil bisa mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh yang menyebabkan kondisi tubuh semakin lemah.

Lebih lanjut, morning sickness akut akan membuat janin di dalam kandungan kekurangan asupan gizi yang baik. Selain itu, kondisi ini juga dapat memicu risiko kelahiran bayi secara prematur, di mana bayi dapat dilahirkan saat masa kehamilan baru memasuki minggu ke-34. Sementara persalinan normal baru akan terjadi jika masa kehamilan telah melewati minggu ke- 37.

Tips mengatasi morning sickness

Untuk mencegah terjadinya morning sickness, sebaiknya gunakan pakaian yang nyaman dan tidak ketat agar Mom bisa beraktivitas dengan nyaman. Apabila rasa mual mulai datang menghampiri, perbanyaklah minum air putih agar tidak terjadi dehidrasi. Namun demikian, hindari minuman dingin dan manis atau yang memiliki aroma tajam. Sebaliknya, Mom disarankan minum air rebusan jahe hangat untuk meredakan rasa mual dan muntah. Tentu saja, jahe aman dikonsumsi bagi ibu hamil.

Setelah memahami penyebab morning sickness lebih detail, sekarang Mom bisa lebih berhati- hati jika gejala mual dan muntah semakin parah. Segera periksakan kondisi kesehatan Mom untuk mencegah risiko yang lebih buruk. Semoga sehat selalu ya, Mom!