Bobot tubuh yang berlebih atau kegemukan memang bisa menjadi pemicu beberapa gangguan kesehatan yang menyerang baik pria maupun wanita. Kegemukan bisa menyebabkan meningkatnya risiko komplikasi seperti jantung, stroke, batu empedu, hipertensi, radang sendi, diabetes, dan gangguan kesuburan. Lantas, bagaimana kegemukan bisa membuat Mom sulit hamil? Simak penjelasannya berikut ini!

Kegemukan picu masalah ovulasi pada wanita

Umumnya, wanita akan mengalami ovulasi setiap bulannya. Ovulasi merupakan proses pelepasan sel telur. Pada wanita yang mengalami obesitas, proses pelepasan sel telur ini bisa mengalami masalah. Bahkan masalah muncul tidak hanya pada proses pelepasan sel telur, namun juga proses pembentukan sel telur.

Beberapa penelitian membuktikan, wanita yang memiliki indeks masa tubuh 24 hingga 31 mengalami kondisi yang dinamakan anovulasi. Kondisi ini adalah di mana indung telur tidakmenghasilkan sel telur. Kemungkinan wanita dengan indeks masa tubuh 24 hingga 31 akan mengalami anovulasi, bahkan mencapi 30% setiap bulannya.

Yang lebih mengejutkan, wanita dengan indeks masa tubuh lebih dari 31 memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami anovulasi, yakni mencapai 170%. Ini berarti kegemukan bisa menyebabkan gangguan kesuburan pada Mom. Jika indung telur tidak mengeluarkan sel telur, bagaimana mungkin bisa hamil? Apa yang dibuahi?

Ketidakseimbangan Hormon Leptin

Leptin merupakan hormon dalam tubuh yang berfungsi untuk memberikan sinyal ҰenuhӠpada otak ketika tubuh sudah cukup mendapatkan asupan makanan. Leptin juga berfungsi sebagai kontrol nafsu makan. Adanya leptin di dalam tubuh akan membatasi asupan makanan yang masuk dalam tubuh.

Tapi, kondisi berbeda terjadi pada wanita yang obesitas. Asupan makanan yang terlalu banyak ke dalam tubuh hingga menyebabkan kegemukan, membuat hormon leptin diproduksi secara berlebih. Ketika leptin sudah memberikan sinyal ԰enuhՠke otak, sementara mulut memasukkan makanan ke dalam tubuh, tentu memicu produksi leptin lebih banyak supaya sinyal ԰enuhՠke otak bisa diterima.

Semakin lama, jika sinyal ԰enuhՠleptin ke otak tetap diabaikan, maka bisa menyebabkan resistensi pada leptin. Semakin banyak lemak yang dikonsumsi, semakin tinggi pula kadar leptin dalam tubuh. Tingginya hormon leptin bisa memicu ketidakseimbangan hormon lain dalam tubuh, termasuk estradiol dan luteinizing hormone, yang berfungsi untuk mengatur kesuburan wanita. Dua hormon ini juga berpengaruh pada persiapan ovum pada wanita. Jika tidak seimbang, maka dipastikan kesuburan akan terganggu.

Obesitas bisa memicu sindrom PCOS

Saat orang yang mengalami obesitas terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat dan gula, maka akan terjadi hiperglikema. Hiperglikema adalah suatu kondisi yang disebabkan kadar gula yang terlalu tinggi di dalam tubuh. Bila hiperglikema terjadi secara terus menerus, maka bisa menjadikan tubuh resisten terhadap hormon insulin.

Efek lanjutan jika tubuh resisten terhadap insulin adalah peningkatan risiko terkena PCOS (polycystic ovary syndrome). PCOS sendiri sudah lama dikenal sebagai penyakit yang menyebabkan wanita kesulitan untuk hamil secara alami, karena meningkatkan produksi hormon androgen dan mengganggu proses ovarium menghasilkan sel telur. Terlepas dari fakta bahwa PCOS bisa disebabkan oleh banyak hal lain, ada baiknya Mom mulai mengontrol berat badan tubuh supaya tidak obesitas dan memicu PCOS.

Obesitas juga tingkatkan risiko keguguran

Meski wanita obesitas memiliki kesempatan untuk hamil, namun kehamilan yang dijalani bisa sangat berisiko. Hal ini dikarenakan sel telur yang dihasilkan tidak memiliki kualitas yang bagus, adanya gangguan ketika proses implantasi ovum, dan gangguan hormon kehamilan yang dipengaruhi oleh ketidakseimbangan hormon lain dalam tubuh. Alhasil, wanita obesitas akan rentan terhadap keguguran.

Bobot tubuh yang ideal dan normal memang kondisi terbaik bagi wanita untuk bisa hamil. Jika Mom penasaran apakah bobot tubuh saat ini termasuk yang obesitas atau masih tergolong normal, jangan sungkan untuk konsultasi pada dokter, ya. Jaga selalu pola makan, olahraga, dan istirahat, Mom!