Disuria adalah kondisi ketika seseorang merasakan sakit atau tidak nyaman saat kencing, di mana umumnya disebut juga dengan anyang-anyangan. Selain itu, gejala yang paling sering dirasakan adalah buang air kecil terlalu sering.

Disuria seringkali juga menjadi salah satu tanda-tanda infeksi saluran kencing. Maka dari itu, penting bagi Anda untuk segera berkonsultasi saat merasakannya. Sebagai antisipasi, yuk simak pengertian, gejala, penyebab dan cara mengobati disuria dalam artikel berikut ini!

Download aplikasi ruangmom

Apa itu Disuria (Anyang-Anyangan)?

Disuria adalah sebutan lain untuk anyang-anyangan. Keluhan berikut sering terjadi pada anak kecil, dewasa, orang tua, atau bahkan dapat dialami oleh ibu hamil. Biasanya, pria atau wanita yang memiliki riwayat penyakit diabetes dan gangguan saluran kemih rentan mengalaminya.

Pengertian disuria adalah kondisi medis yang berhubungan dengan area kelamin, kandung kemih, serta anus.

Pada beberapa kasus, ditemukan bahwa perempuan lebih sering mengalami permasalahan berikut. Kondisi yang umum dirasakan ketika terjadi disuria adalah nyeri dan terasa perih bahkan panas saat buang air kecil.

Rasa sakit yang ditimbulkan disuria adalah hasil dari aktivitas sistem kemih sehingga dapat berlangsung singkat atau lama. Maka dari itu, jika Mom merasakan nyeri yang berlebihan saat buang air kecil, disarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter.

Penyebab Disuria

Perlu diketahui, penyebab disuria bermacam-macam, tergantung pada kondisi fisik penderitanya. Oleh karena itu, Mom perlu memahami berbagai faktor penyebab anyang-anyangan di bawah ini:

1. Infeksi Saluran Kemih

Yang pertama, penyebab disuria adalah penderita memiliki riwayat penyakit atau terdiagnosa infeksi saluran kemih.

Kondisi medis berikut disebabkan oleh bakteri yang menyerang sistem kemih seperti ureter (saluran air kencing ke kandung kemih), ginjal serta uretra (saluran keluarnya air kencing).

2. Infeksi Vagina

Penyebab anyang-anyangan pada wanita juga bisa disebabkan oleh infeksi vagina. Keadaan ini dipicu oleh jamur di area miss V sehingga menimbulkan bau tidak sedap atau muncul lendir keputihan.

Sebagai tambahan informasi, bagi wanita yang sudah mengalami menopause (berhenti menstruasi), disuria masih bisa dialami karena kondisi miss V cenderung lebih kering.

Baca juga: 4 Cara Mengatasi Vagina Kering Terampuh, Bisa Dicoba di Rumah!

3. Penyakit Menular Seksual

Disuria adalah masalah yang erat kaitannya dengan area kelamin. Salah satu faktor pemicunya yaitu penyakit menular seksual seperti herpes genitalis, gonorrhoea, serta chlamydia.

Pada penyakit menular seksual, disuria biasanya disertai rasa gatal, perih, panas, dan melepuh serta benjolan berisi cairan di organ kelamin. Selain itu, disuria juga bisa disertai keputihan.

Umumnya, tanda yang sering dialami penderita disuria adalah gatal, perih, panas hingga melepuh dan ada benjolan berisi cairan di kelamin. Sedangkan pertanda anyang-anyangan pada wanita biasanya muncul keputihan abnormal.

4. Kanker Kandung Kemih

Pada dasarnya, disuria adalah penyakit yang memberikan dampak besar pada saluran kemih. Namun, perlu dipahami bahwa rasa sakitnya tidak selalu diasosiasikan dengan kanker. Umumnya, gejala kanker kandung kemih yang dapat dicermati adalah sebagai berikut:

  • Kesulitan atau terlalu sering buang air kecil
  • Kaki bengkak
  • Nafsu makan berkurang sehingga menyebabkan berat badan turun
  • Nyeri di punggung dan tulang
  • Sering merasa lelah

5. Infeksi Prostat

Khusus pada pria, yang menjadi pemicu tersering dari disuria adalah infeksi prostat. Umumnya, permasalahan ini dipicu oleh bakteri dan berdampak pada timbulnya rasa nyeri pada bagian penis, kesulitan buang air kecil serta ejakulasi.

6. Batu Ginjal

Penyebab disuria satu ini perlu diperhatikan ya, Mom. Umumnya, kondisi tersebut timbul karena penumpukkan dan pengerasan asam urat dan kalsium di ginjal sehingga mengakibatkan jalur urine ke kandung kemih terhambat.

Sebagai tambahan informasi, gejala batu ginjal meliputi warna urine berubah menjadi coklat, mual, muntah serta nyeri di bagian punggung.

7. Cystitis Interstitial

Sindrom nyeri kandung kemih atau disebut juga cystitis interstitial dapat memicu disuria. Kondisi medis berikut menimbulkan iritasi kronis di kandung kemih dalam jangka waktu 6 minggu bahkan lebih. Penderita penyakit ini akan mengalami rasa sakit pada area kelamin dan anus.

Baca juga: Kencing Berbusa Apakah Berbahaya? Begini Cara Mengatasinya

8. Sensitif Pada Bahan Kimia dalam Produk

Faktor penyebab disuria berikut paling sering disepelekan oleh penderitanya. Padahal, bahan kimia yang digunakan di kehidupan sehari-hari dapat memberikan efek berbeda-beda pada setiap orang.

Perlu diketahui bahwa miss V merupakan bagian tubuh yang sensitif. Beberapa wanita bahkan memiliki alergi pada produk-produk kewanitaan yang memiliki kandungan kimia tinggi. Oleh karena itu, Mom disarankan untuk berhati-hati saat menggunakan beberapa barang berikut:

  • Tisu dengan tingkat parfum tinggi
  • Sabun
  • Lubricant atau pelumas vagina
  • Alat kontrasepsi

9. Efek Samping Obat Tertentu

Resep obat dokter memang baik untuk mengobati penyakit. Namun, jika Mom merasakan rasa sakit berlebihan pada bagian kelamin atau saat buang air kecil di waktu yang bersamaan dengan konsumsi obat-obatan tertentu, lebih baik langsung berkonsultasi ke dokter.

Perlu diingat Mom, ketika mengalami tanda disuria diatas, jangan langsung memberhentikan konsumsi obat. Sebaiknya, dokter yang menentukan apakah resep tersebut aman untuk dilanjutkan, harus diberhentikan atau perlu diganti.

Gejala Disuria

Yang paling sering ditemukan dari gejala disuria adalah rasa perih berlebihan saat buang air kecil. Namun, setiap orang memiliki kemungkinan untuk mengalami gejala berbeda-beda. Beberapa di antaranya yaitu:

  • Mengalami gejala iritasi kandung kemih seperti frekuensi buang air kecil tinggi
  • Nyeri pinggang
  • Obstruksi (tidak dapat menahan buang air kecil)
  • Adanya keputihan pada wanita dan bercak nanah pada pria

Faktor Risiko Terkena Disuria

Tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa faktor tambahan dapat meningkatkan risiko disuria. Seseorang berpotensi untuk menderita anyang-anyangan jika melakukan atau merasakan beberapa hal berikut:

  • Memiliki riwayat atau sedang mengalami penyakit yang berhubungan dengan gangguan kandungan kemih
  • Mengkonsumsi makanan pedas, asam, kafein dan alkohol secara berlebihan
  • Mengalami pembesaran prostat
  • Pernah menggunakan kateter urine (alat bantu saluran buang air kecil)
  • Sering berganti pasangan seksual

Baca juga: FWB adalah Hubungan Tanpa Perasaan, Begini Risikonya

Cara Menghilangkan Anyang-Anyangan

Cara menghilangkan anyang-anyangan beraneka ragam, tergantung penyebabnya. Jika Mom merasakan adanya gangguan pada saluran kemih, maka disarankan untuk berkonsultasi ke dokter guna menemukan pemicunya.

Seringkali, disuria disebabkan oleh infeksi bakteri di sistem kemih sehingga obat anyang-anyangan merupakan jenis antibiotik atau pereda nyeri dalam bentuk tablet, sirup, kapsul, atau bahkan infus selama jangka waktu tertentu bila diperlukan.

Namun, jika penyebab anyang-anyangan bersifat non-infeksius, maka obat antibiotik tidak perlu diberikan.

Maksudnya, jika disuria terjadi karena faktor lain seperti produk kewanitaan yang memiliki intensitas bahan kimia tinggi, dokter akan merekomendasikan untuk menghentikan pemakaiannya.

Selain itu agar proses penyembuhan dapat dipercepat, jangan lupa untuk menjaga kestabilan cairan dalam tubuh dengan minum 2 hingga 3 liter air setiap harinya.

Lalu, untuk mengetahui penyebab disuria secara jelas, sebaiknya Mom pergi ke dokter guna melakukan pengecekan urinalisis.

Itu dia Mom pembahasan kita mengenai apa itu disuria atau anyang-anyangan serta gejalanya.

Pada intinya, disuria bukan sebuah penyakit, namun justru gejala yang menjadi tanda-tanda adanya penyakit lain. Untuk itu, jangan ragu berkonsultasi dengan dokter jika merasakan gejala yang berlebihan ya!

Sumber: Cleveland Clinic, Medical News Today, National Center for Biotechnology Information, WebMD

Direview oleh: dr. Febianza Mawaddah Putri

Baca juga: Hernia Scrotalis - Pengertian, Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati

Referensi:

What can make urination painful? - Buka

Dysuria (Painful Urination) - Buka

Dysuria (Painful Urination) - Buka

Dysuria - Buka