Pernahkah ketika berhubungan intim Mom merasakan rasa sakit yang tak seperti biasanya? Kondisi ini lumrah terjadi seiring pertambahan usia karena kemungkinan vagina dalam keadaan kering. Memang vagina yang kering akibat penuaan tidak dapat dicegah, namun bisa dirawat dengan cara mengatasi vagina kering ala Ruangmom berikut.

Sebenarnya pada kondisi normal, vagina memiliki pelumas alami yang diproduksi oleh serviks, Mom. Cairan yang membuat vagina lembab tersebut umumnya akan meningkat ketika mendapat rangsangan seksual, sehingga vagina tak akan terasa nyeri saat berhubungan intim. Lantas, bagaimana cara mengatasi vagina kering? Berikut penjelasan lengkapnya.

Penyebab vagina kering

Pada dasarnya, pelumas alami yang diproduksi oleh vagina bisa optimal asalkan kadar hormon estrogen cukup. Namun, pada masa menopause produksi hormon tersebut mulai berkurang, bahkan lama-kelamaan akan berhenti.

Mom, kondisi demikian menyebabkan dinding vagina menjadi lebih tipis, kurang elastis, dan produksi pelumas alami juga ikut menurun, sehingga muncullah istilah vagina kering. Jadi, vagina kering adalah kondisi di mana organ intim kehilangan kelembaban atau pelumas alaminya.

Nah, selain dikarenakan menurunnya produksi hormon estrogen, ada juga beberapa hal lain yang menjadi penyebab vagina kering.

1. Mengonsumsi antihistamin atau antidepresan

Di samping masalah hormon, penyebab vagina kering juga bisa karena mengonsumsi obat antihistamin atau antidepresan, Mom. Tak hanya memiliki efek samping pada vagina, obat ini juga dapat menurunkan libido sehingga membuat orgasme lebih sulit dicapai.

2. Douching

Douching adalah proses membersihkan organ intim dengan menggunakan cairan kimia khusus, seperti kombinasi cuka, soda kue, atau yodium. Douching sebenarnya tidaklah dianjurkan Mom, karena dapat menjadi penyebab vagina kering.

3. Penyebab lain

Adapun kemungkinan penyebab vagina kering yang lain adalah sebagai berikut:

  • Kurangnya foreplay sebelum berhubungan seksual
  • Stres atau merasa cemas
  • Memakai celana dalam yang dicuci dengan deterjen mengandung bahan kimia penyebab alergi
  • Baru melahirkan atau sedang menyusui
  • Pernah menjalani operasi pengangkatan ovarium
  • Menjalani perawatan kanker, seperti kemoterapi atau radioterapi
  • Memiliki alergi

Gejala vagina kering

Vagina kering mungkin tak selalu menjadi masalah bagi sebagian besar wanita. Akan tetapi, jika dibiarkan hal tersebut dapat mengganggu kehidupan seksual Mom, lho! Ini dikarenakan hubungan seks akan terasa lebih sakit dan tidak nyaman. Selain itu, Mom juga akan merasakan tanda atau gejala vagina kering berikut:

  • Rasa sakit saat berhubungan seks, mungkin akan terjadi perdarahan
  • Sering buang air kecil
  • Rasa sakit atau gatal di area vagina
  • Mengalami infeksi saluran kencing berulang
  • Rasa panas pada vagina

Baca juga: Penyebab Keputihan Saat Hamil Muda, Normalkah? Atasi dengan Cara Ini

Cara mengatasi vagina kering

Pasti Mom tak ingin kehidupan seksual Anda menjadi terganggu karena masalah vagina yang kering, bukan? Untuk itu, Mom dapat mencoba cara mengatasi vagina kering berikut ini.

1. Menggunakan pelumas

Ketika kondisi vagina Anda kering, Mom dapat mengatasinya dengan menggunakan pelumas. Ini sangat penting, terlebih bagi pasangan yang baru saja menikah. Selain melembabkan vagina, pelumas juga berfungsi untuk memudahkan pembukaan vagina sehingga proses penetrasi makin lancar, Mom.

Jika pelumas berbahan dasar air hanya efektif untuk beberapa jam, Mom dapat memilih pelumas berbentuk krim yang biasanya tahan selama sehari penuh. Dengan cara mengatasi vagina kering satu ini, sesi bercinta Anda tak kan menimbulkan rasa nyeri lagi, Mom!

2. Menggunakan pelembab vagina

Yup! Menggunakan pelembab vagina merupakan cara mengatasi vagina kering berikutnya. Bahkan, cara ini dinilai efektif untuk mengurangi vagina kering selama beberapa hari hanya dengan satu kali pemakaian saja lho, Mom!

3. Mengoleskan krim estrogen vagina

Cara mengatasi vagina kering juga dapat dilakukan dengan mengoleskan krim estrogen vagina. Namun krim ini tidak dianjurkan bagi wanita dengan riwayat kanker endometrium, kanker payudara, pernah mengalami perdarahan vagina, ibu hamil maupun menyusui.

Adapun terapi estrogen yang langsung dapat dipakai ke kulit vagina adalah cincin vagina, krim vagina, dan tablet vagina. Masing-masing produk memiliki efek samping tersendiri, jadi sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu untuk menentukan mana yang paling cocok untuk Mom.

4. Terapi hormon

Terapi hormon menjadi cara mengatasi vagina kering yang diakibatkan karena perubahan hormon. Terapi ini bisa dilakukan dengan oral dan transdermal, Mom. Namun metode oral dapat berdampak pada hati karena pil estrogen yang masuk ke tubuh harus melewati hati. Sedangkan transdermal dilakukan menggunakan spray atau patch dan tidak berdampak pada ginjal.

Baca juga: Anyang Anyangan Berbahaya! Ini Penyebab & 5 Obatnya

Pengobatan vagina kering di rumah

Selain cara mengatasi vagina kering yang direkomendasikan dokter, Mom juga dapat melakukan pengobatan di rumah sebagai berikut.

  • Membersihkan vagina dengan air mengalir dan tidak melakukan douching
  • Mengonsumsi air putih yang cukup
  • Menggunakan pelumas berbahan dasar air sebelum berhubungan seks
  • Menghindari produk perawatan vagina yang mengakibatkan iritasi
  • Tidak tergesa-gesa dalam foreplay agar vagina cukup lembab saat penetrasi

Kapan harus ke dokter?

Meski kondisi vagina yang kering tidak terlalu membahayakan, alangkah baiknya Mom tetap waspada dan segera mengunjungi dokter apabila mengalami:

  • Keputihan tidak normal
  • Perdarahan setelah berhubungan seks atau di luar siklus menstruasi
  • Mengganggu aktivitas sehari-hari
  • Sudah melakukan pengobatan rumahan namun tak kunjung sembuh

Itulah berbagai penyebab vagina kering dan cara mengatasinya. Pastikan sebelum melakukannya Mom berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu agar mendapat penanganan yang tepat. Selain itu penting juga bagi Mom untuk melakukan pencegahan seperti tidak menggunakan sabun yang mengandung parfum atau lotion di sekitar vagina.