Jawa Barat memang kental dengan tradisi unik di setiap aktivitas sosialnya. Salah satu tradisi yang masih dipegang teguh dan diterapkan adalah adat pernikahan Sunda. Rangkaian acara prosesi pernikahan adat Sunda dianggap membawa kesan kebahagiaan dan keabadian untuk kedua mempelai.

Sebut saja prosesi bobodoran atau humor ala bumi Pasundan yang seringkali disisipkan dalam rangkaian acaranya sehingga terkesan unik. Tujuan dari prosesi tersebut yaitu sebagai pencair suasana agar tidak terlalu tegang. Namun, adanya humor tetap tidak mengurangi nilai sakral pernikahan.

Lalu, seperti apa sih susunan acara prosesi pernikahan adat Sunda? Untuk Anda yang ingin menggunakan pernikah adat Sunda, simak ulasan lengkap berikut ini.

Baju Pernikahan Adat Sunda

Bikin pangling dan cantik, riasan dan baju pengantin adat Sunda ini ternyata kaya akan makna. Pengantin wanita akan menggunakan mahkota atau yang biasa disebut dengan siger yang menandakan ia adalah ratu di hari pernikahannya.

Lain dengan daerah lain, siger Sunda terbuat dari logam dan permata. Di bagian depan siger terdapat pola bunga yang melambangkan kecantikan pengantin wanita. Siger digunakan bukan tanpa alasan, penggunaannya bermakna harapan akan rasa hormat, kearifan, dan kebijaksanaan dalam pernikahan.

Riasan khas Sunda yang identik adalah adanya kembang goyang pada bagian sanggul. Tak hanya mempercantik riasan, kembang goyang ini bermakna perempuan tak hanya cantik parasnya namun juga cantik hati dan kepribadiannya.

Selain siger dan kembang goyang, pengantin Sunda juga dipercantik lagi dengan bunga melati yang menjuntai di rambut. Untaian melati ini terdiri dari melati mangle pasung, mangle sisir, mangle susun, panetep, dan mayangsari yang bermakna kesucian dan kemurnian pengantin wanita.

Pada bagian bajunya, pengantin akan mengenakan kebaya Sunda, yang identik dengan warna putih dan bermakna kesucian sang pengantin. Kebaya ini juga dipadukan dengan kain batik bermotif sidomukti, mega mendung atau lereng eneng. Masing-masing motif juga memiliki makna tersendiri untuk pengantin.

Susunan Acara Pernikahan Adat Sunda

Selain pakaian adat yang bermakna, prosesi pernikahan adat Sunda juga menyimpan nilai. Berikut susunan acara pernikahan adat Sunda yang perlu Anda ketahui.

1. Neundeun Omong

Prosesi pernikahan yang pertama yaitu Neundeun Omong. Prosesi ini adalah bertemunya kedua keluarga mempelai di kediaman keluarga perempuan untuk melakukan silaturahmi. Pertemuan ini bersifat santai namun tetap serius. Keluarga mempelai pria akan meminang atau bertanya apakah si calon mempelai siap untuk dilamar.

Apabila siap untuk dilamar, maka akan dilanjutkan dengan pembicaraan mengenai hari apa yang tepat. Pihak keluarga pria juga perlu bertanya kira-kira apa saja yang perlu disiapkan pada saat lamaran nanti. Pihak keluarga laki-laki biasanya akan datang dengan membawa sedikit oleh-oleh seperti buah atau makanan tradisional.

2. Narosan

Selanjutnya akan dilakukan acara lamaran yang sesungguhnya yaitu tahap Narosan. Prosesi ini bersifat lebih resmi dibanding Neundeun Omong. Pihak keluarga laki-laki perlu menyiapkan banyak hal untuk acara ini, mulai dari cincin, makanan, daun sirih, juga pakaian untuk mempelai perempuan. Namun, semua itu bukan termasuk ke dalam seserahan.

Barang-barang tersebut memiliki arti yang berbeda-beda dan biasanya masing-masing keluarga akan ada perwakilan untuk menjadi juru bicara. Biasanya orang yang dituakan atau orang yang dianggap berpengalaman.

Baca juga: Harga Sewa Gedung Pernikahan di Jakarta Tahun 2020

3. Seserahan

Prosesi ini menandakan penyerahan calon mempelai pria kepada pihak keluarga calon pengantin perempuan dengan membawa sejumlah isi seserahan pernikahan adat Sunda. Umumnya seserahan dilakukan pada saat melakukan ngeuyeuk seureuh.

Setiap isi seserahan pernikahan adat Sunda yang diberikan akan dibungkus dengan spesial dan juga dihias. Biasanya seserahan yang diberikan berjumlah 6 atau 8 kotak. Namun, hal tersebut tidaklah wajib dan tergantung pada pihak laki-laki juga.

4. Ngaras

Dalam adat pernikahan Sunda, prosesi inilah yang biasanya paling mengharukan, dimana kedua mempelai akan meminta izin ke kedua orang tua mereka untuk mencuci dan membasuh kakinya. Prosesi pernikahan adat Sunda ini sebagai ungkapan rasa hormat dari anak kepada orang tua dengan tujuan mendapat berkah setelah berumah tangga nanti.

5. Siraman

Prosesi siraman adalah ritual memandikan calon pengantin perempuan untuk membersihkan jiwa dan tubuhnya supaya suci sebelum menikah. Siraman biasanya dilakukan tiga hari sebelum pernikahan. Air yang digunakan adalah campuran bunga tujuh rupa.

Jika yang menikah adalah pasangan Muslim, acara siraman akan diawali dengan pengajian terlebih dahulu.

6. Ngeuyeuk Seureuh

Masih ada satu tahapan lagi yang perlu dilakukan sebelum akad nikah, yaitu ngeuyeuk seureuh. Acara ini dipandu oleh pangeuyeuk yaitu orang yang menjelaskan tujuan dan membimbing prosesi ini.

Kedua calon mempelai akan meminta doa restu kepada orang tua mereka atau yang disebut dengan ngaras. Ngeuyeuk Seureuh sendiri berarti orang tua memberikan restu dan nasehat yang dilambangkan dengan benda-benda tertentu.

7. Akad Nikah

Setelah melakukan serangkaian prosesi pra nikah, tiba saatnya untuk melangsungkan akad nikah. Akad nikah pada prosesi pernikahan adat Sunda tidak jauh berbeda dengan pernikahan pada umumnya, yang disertai tukar cincin dan saling memberikan seserahan.

Biasanya akad nikah akan dilakukan di kediaman pengantin wanita. Namun, biasanya juga dilakukan di masjid, KUA, atau tempat yang telah disepakati oleh kedua keluarga.

8. Saweran

Belum selesai hanya disitu, prosesi pernikahan adat Sunda kurang lengkap rasanya jika tanpa saweran. Saweran adalah prosesi melempar beberapa barang seperti uang, beras, kunyit, dan kembang gula. Masing-masing barang tersebut memiliki makna tersendiri. Uang melambangkan rezeki, beras bermakna kemakmuran, kunyit berarti kejayaan, dan terakhir kembang gula, yakni menggambarkan rumah tangga yang harmonis.

Setelah saweran biasanya masih ada beberapa prosesi lainnya. Namun, pada saat ini sudah jarang dilakukan pernikahan adat secara lengkap. Untuk menghemat waktu dan biaya biasanya beberapa prosesi dilangsungkan menjadi satu atau bahkan beberapa juga dihilangkan.

Itulah seputar pernikahan adat khas tanah Pasundan. Kalau Anda sendiri bagaimana? Tertarik mengadakan pernikahan adat atau pernikahan modern di hari bahagia nanti?

Baca juga: Ada Berapa Banyak Sih Adat Pernikahan di Indonesia?