Tanggal 20 Oktober diperingati sebagai Hari Osteoporosis Sedunia. Namun sebenarnya apa itu osteoporosis? Osteoporosis adalah kondisi di mana kepadatan tulang menurun sehingga tulang jadi keropos, rapuh dan mudah patah.

Penyebab osteoporosis adalah kemampuan regenerasi sel dalam tubuh yang menurun. Selain karena faktor usia, tapi nyatanya osteoporosis bisa saja dialami oleh anak-anak. Gejala osteoporosis seringkali tidak disadari dan baru diketahui manakala seseorang terkena cedera pada tulang.

Hari Osteoporosis Sedunia diperingati untuk mengingatkan kesadaran akan bahaya dan pencegahan penyakit tulang. Mari mengulas kembali penyebab, gejala dan pencegahan osteoporosis.

Penyebab osteoporosis

1. Kurangnya kalsium di dalam tubuh

Penyebab osteoporosis yang pertama yakni kekurangan kalsium. Kalsium merupakan nutrisi paling penting yang dibutuhkan dalam pembentukan serta pertumbuhan tulang.

Kurangnya kandungan kalsium akan menyebabkan tubuh tidak mampu membangun sel-sel tulang baru. Ini mengakibatkan tulang menjadi rapuh dan mudah keropos.

2. Kurangnya vitamin D

Mom pasti sudah sangat akrab bukan dengan manfaat vitamin D bagi kesehatan tulang? Yup, vitamin D memiliki peran sebagai pengatur kalsium dan fosfor dalam darah. Dimana hal tersebut akan mendorong tulang tumbuh menjadi lebih sehat dan kuat.

Cara mudah untuk memperoleh vitamin D yang cukup bagi tulang ialah dengan menjemurkan badan di bawah sinar matahari pada pukul 9 sampai 10 pagi selama 10-15 menit.

Salah satu penelitian bahkan mengungkapkan jika sinar matahari mengandung vitamin D3 yang baik bagi kepadatan tulang. Sehingga Anda terjauh dari penyakit osteoporosis.

3. Jarang beraktivitas fisik

Beraktivitas fisik secara teratur dapat menjauhkan Mom dari penyakit osteoporosis. Tulang yang terbiasa digerakkan, secara otomatis akan menjadi lebih kuat dibandingkan dengan tulang pasif.

Caranya yakni bisa dengan rutin berjalan kaki maupun berolahraga fisik setidaknya 15 menit perhari. Agar lebih asik, Mom bisa mengajak suami untuk beraktivitas bersama.

4. Terlalu banyak mengkonsumsi daging

Daging berprotein memang baik bagi tumbuh kembang tubuh. Namun, terlalu banyak protein bisa membuat ginjal mengeluarkan kalsium lebih banyak pula. Sehingga porsi kalsium bagi tulang berkurang.

5. Terlalu sering mengkonsumsi makanan asin

Sama halnya dengan protein, terlalu sering mengkonsumsi makanan asin akan mengakibatkan ginjal bekerja lebih keras untuk mengeluarkan natrium. Sayangnya, pada saat itu lah kalsium ikut terbuang.

6. Kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol

Kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol menjadi salah satu penyebab osteoporosis. Minuman jenis ini dapat menghambat penyerapan kalsium dan mempengaruhi jumlah kalsium serta vitamin D pada tubuh.

Selain itu, alkohol bisa menambah jumlah produksi hormon kortisol yang menjadi penyebab tulang rapuh dan lemah.

Penyakit Osteoporosis: Faktor Risikonya

Penyakit osteoporosis memiliki faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan, antara lain faktor usia, genetik/keturunan, dan jenis kelamin.

1. Usia

Orang dewasa yang berusia 35 tahun lebih berisiko mengalami osteoporosis. Sejak usia ini, kepadatan tulang akan mulai menurun. Di samping itu, pada wanita, risiko pengapuran tulang rawan terjadi memasuki usia ini.

2. Keturunan

Apabila ada anggota keluarga dengan riwayat osteoporosis, maka risiko seseorang terkena penyakit osteoporosis akan lebih besar.

3. Jenis kelamin

Diketahui wanita lebih berisiko terkena osteoporosis, terutama memasuki masa menopause. Menopause adalah kondisi di mana wanita berhenti menstruasi. Usia menopause umumnya dimulai umur 40 sampai 50 tahun. Gejala menopause di antaranya siklus menstruasi tidak teratur, menurunnya gairah seks, dan mudah terserang infeksi saluran kemih.

Gejala osteoporosis

Seringkali gejala osteoporosis tidak disadari oleh penderitanya. Kepadatan tulang yang menurun biasanya baru disadari ketika tulang mudah retak atau bahkan patah ketika mengalami cedera meski hanya cedera ringan.

Meski demikian, beberapa gejala awal osteoporosis berikut perlu diwaspadai.

1. Postur tubuh bungkuk

Tulang punggung yang membungkuk bisa jadi merupakan tanda-tanda pengeroposan tulang. Apabila tulang punggung retak atau bahkan patah, maka ia tak akan kuat lagi menyangga anggota tubuh bagian atas. Hal ini kemudian mengakibatkan tinggi badan berkurang.

2. Tinggi badan berkurang

Masalah tinggi badan berkurang barangkali dianggap wajar terjadi pada lansia. Namun, menurunnya kepadatan tulang akibat osteoporosis diketahui mengakibatkan pengurangan tinggi badan yang signifikan.

3. Nyeri otot dan sendi

Keluhan nyeri otot dan sendi bisa jadi merupakan tanda-tanda osteoporosis. Apabila keluhan ini sering muncul bahkan sampai mengganggu aktivitas, Anda disarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter agar dokter mengevaluasi kepadatan tulang Anda.

4. Sering sakit punggung

Sering sakit punggung secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas berpotensi jadi gejala awal osteoporosis. Adanya retak atau patah tulang punggung yang tidak disadari, bisa jadi pemicu munculnya sakit punggung.

5. Tulang rapuh

Penderita osteoporosis umumnya punya tulang yang rapuh. Tulang akan lebih mudah retak atau bahkan patah meski hanya mengalami cedera ringan.

Pencegahan osteoporosis

Pencegahan penyakit osteoporosis dapat dilakukan dengan:

  • Perbanyak asupan vitamin D dan kalsium. Makanan sumber vitamin D di antaranya ikan salmon, ikan sarden, kuning telur, susu sapi, dan susu kedelai
  • Berjemur selama 10-15 menit di antara pukul 9 sampai 10 pagi.
  • Menghentikan kebiasaan merokok
  • Aktif bergerak dan rutin berolahraga, disarankan olahraga angkat beban
  • Tidak mengonsumsi minuman beralkohol
  • Apabila wanita sudah memasuki masa menopause, disarankan untuk rutin cek kesehatan ke dokter.

Penyakit osteoporosis adalah kondisi tulang rapuh dan keropos sebab kurangnya kalsium di dalam tubuh. Penyakit ini memang umum terjadi pada kaum lanjut usia, namun bukan berarti anak-anak tidak bisa mengalaminya.

Maka dari itu, usahakan untuk memenuhi kebutuhan kalsium serta vitamin D tubuh demi menjaga tulang tetap sehat dan kuat.