Tahukah Mom, bahwa Indonesia adalah negara dengan kasus gangguan tiroid terbanyak di Asia?

Gangguan tiroid adalah kondisi di mana jumlah hormon tiroid terlalu banyak (hipertiroid) atau terlalu rendah (hipotiroid).

Kondisi tersebut lebih sering ditemukan pada wanita karena estrogen yang berlebihan bisa mengganggu kinerja kelenjar tiroid.

Secara langsung, kondisi tersebut bisa membuat siklus menstruasi menjadi tidak teratur. Sehingga para Mom pun sulit untuk hamil.

Inilah yang dialami oleh Mom Ira. Sebagai pejuang garis dua, kehamilan adalah sebuah dambaannya yang menjadi semakin sulit untuk dicapai.

Namun, dengan dukungan dari komunitas Promil Ruangmom, dia tetap berjuang untuk mendapatkan hasil garis dua.

Apakah Mom Ira akan sukses hamil dengan kondisinya? Mari kita simak di CeritaMom kali ini!

Pengalaman Penyakit Tiroid pada Wanita Mom Ira

Assalamualaikum, para pejuang garis dua.

Tetap semangat ya, dalam menanti kehadiran sang buah hati!

Bismillah bunda, saya ingin berbagi motivasi dalam menanti kehadiran janin di rahim saya.

Sebelumnya, perkenalkan nama saya Siti Zul Chairoh yang biasa dari kecil dipanggil Ira dan berdomisili di Sumatera Utara, Medan.

Saya adalah wanita yang memiliki penyakit kelenjar tiroid ganas sejak tahun 2017 lalu.

Saya dinyatakan positif terkena penyakit kelenjar tiroid yang sangat ganas di dalam leher saya.

Setelah divonis dokter, saya selalu memanggil diri saya di depan kaca kamar saya, “Hey gadis berbadan mungil yang terkena penyakit tiroid, apa kabar kamu?”

Makan dan minum tidak terasa namun sangat menghabiskan badan, makan banyak sama saja karena sama sekali tidak dicerna oleh lambung.

Alhasil, badan semakin kurus dan terpaksa untuk berobat rutin setiap bulan sekali ke RS. Terkadang, perawatan tidak selesai sampai berhari-hari.

Dan sampailah ke tahun 2021, calon suami datang menemui kedua orang tua untuk melamar saya.

Sebelum saya terima lamarannya, tentunya saya harus menceritakan tentang penyakit yang sedang dihadapi.

Alhamdulillah, dari sekian lelaki yang menolak saya, dialah pertama yang mau menerima saya seadanya. Baginya, penyakit apa pun itu pasti bisa sembuh.

Alhamdulillah, pada Ahad, 22 Januari 2022 pernikahan dilaksanakan secara lancar.

Setelah menikah dan memulai berhubungan, saya mulai mengikuti program hamil dan mencari info.

Syukurlah, saya telah menemukan Ruangmom yang memiliki banyak fitur berguna. Selain itu, saya juga menemukan komunitas Ruangmom yang memiliki banyak grup tersendiri untuk menemani para Mom dari promil sampai memiliki anak.

Komunitas promil di mana saya bergabung dan banyak bertanya ini memiliki anggota yang saya anggap sebagai motivasi yang luar biasa.

Namun, di sisi lain, ini semua membuat saya sedikit sedih dan meragukan diri.

Apakah saya si penyakit tiroid bisa hamil? Dan itu selalu terlintas dalam benak saya.

Hari-demi-hari berlalu, ada yang bilang pakai Prenagen Pemula, lalu juga ada yang bilang pakai Folavit Ever-E dan sebagainya.

Saya sudah mencobanya selama 3 bulan, namun kondisi ekonomi menghambat penggunaan rutin.

Di saat saya sedang menjalankan promil, saya tetap rajin berobat ke dokter spesialis Endokrin.

Pada satu saat rutin kontrol saya bertanya, “Dok, mengapa saya tidak haid, apakah saya hamil, karena sebelum saya menikah ini tidak pernah terjadi?”

Setelah berpikir sebentar, dokternya menjawab, “Kalau wanita yang sedang mengalami penyakit tiroid biasanya tidak akan bisa hamil karena hormon tinggi.”

Siapa sangka, seorang dokter akan memvonis saya tidak bisa hamil. Mendengar kalimat itu membuat rasa yang sangat sesak di dada.

Saat menunggu panggilan obat, saya menangis ke suami. Saya hanya bisa berdoa, kesabaran suami yang menanti buah hati tetap terjaga.

Tanpa hasil, pada Juni 2022 saya menyerah perjuangan garis dua-ku.

Lalu pada bulan Juli, saya melihat salah satu pembahasan di sosmed mengenai promil alternatif dengan kunyit, sere, jeruk nipis dan madu. Saya memberanikan diri untuk mencoba lagi.

Walaupun begitu, siklus haid saya tetap tidak pernah stabil. Masa haid yang dialami tidak pernah tahan lama, hanya 2-3 hari sekali. Bahkan, saya sempat haid 2 kali pada bulan Agustus.

Pada bulan Oktober, saya coba berobat ke dokter Endokrin untuk bertanya-tanya. Dokter hanya bisa hanya menjawab karena hormon tiroid sangat tinggi, dan hasil USG tiroid menunjukkan bahwa ketebalan Tiroid saya sampai 5 cm.

Pagi, siang, sore, malam, dan bahkan setiap detik tiada hentinya bibir ini selalu melantunkan ayat-ayat cinta Allah SWT. Saya berharap, gadis berbadan mungil ini, suatu hari bisa menjadi Ibu yang baik.

Allah SWT memberikan zuriat di dalam rahim saya tepatnya pada tanggal 5 Oktober pukul 03.50 WIB. Hasil tespek memperlihatkan tanda positif!

Dengan tangan yang gemetar, saya bertanya, apakah ini benar atau tidak?

Saya bangunkan suami tercinta, dan segera menceritakan apa yang terjadi. Saya katakan kalau saya positif hamil dan suami pun langsung memeluk erat tubuh mungil saya dan kami melaksanakan shalat tahajud berjamaah.

Esok harinya, saya langsung dibawa suami ke bidan. Alhamdulillah, bidannya pun setuju bahwa saya hamil, namun untuk penjelasan lebih lanjut, saya wajib USG dan konsultasi dengan dokter.

Di suatu RS di kota Medan, kami menunggu panggilan dokter. Detik-demi-detik, jam-demi-jam, dokter pun datang dan saya dipanggil ke dalam ruangan konsultasi. Saya menceritakan semuanya, mulai dari diagnosis tiroid pertama, awal-mula promil, divonis dokter tidak bisa hamil, hingga akhirnya bisa menunjukkan tespek positif.

Hampir beberapa dokter dalam ruangan terkejut karena saya bisa hamil. Saya bilang ke dokter bahwa ini adalah kuasa Allah. Dokternya pun terdiam dan saya langsung dibawa ke ruangan Obgyn.

Saat USG, Alhamdulillah terdeteksi kantung, namun karena usia kandungan sangat kecil jadi belum kelihatan. Usia kandungan pun sudah mencapai 14 minggu.

Allah Maha Segalanya, tiada yang dapat merubah takdir-Nya, saya si pengidap penyakit tiroid sejak 2017 akhirnya bisa hamil.

Mohon doa ya Mom! Agar saya dan janin di dalam rahim sama selalu diberi kesehatan sampai lahiran nanti.

Untuk para Mom di sana, semoga di segerakan garis dua ya!

Tetap semangat ya Mom! Jangan lupa ikhtiarnya dan jangan lupa libatkan Allah dalam segala hal.

Terimakasih Mom semua.

Wa’alaikumussalam para pejuang garis dua.

Jadi itulah perjuangan yang dialami Mom Ira. Bagi Mom lain yang sedang menunggu hasil tespek garis dua, tetap semangat, ya!