Kreativitas bukan tentang produk seperti hasil karya, tetapi tentang sebuah proses. Pada anak usia dini, kreativitas ternyata membantu perkembangan kognitif mereka. Ada banyak cara untuk menstimulasi kreativitas anak, terutama di usia dini dan mendorong perkembangan tersebut secara menyeluruh.

Mari selami berbagai cara lain yang lebih aman untuk memupuk kreativitas mereka lewat artikel ini.

Kalkulator Finansial

Mengapa Kita Perlu Mengasah Kreativitas Anak Usia Dini?

Berbagai hal dalam perjalanan kehidupan menuntut kecerdasan dan kemampuan kognitif yang baik. Salah satu jalan untuk membentuk kecerdasaran yang terus disebutkan para ahli adalah dengan menumbuh kembangkan kreativitas anak semenjak dini.

Pasalnya, kreativitas memiliki peran penting dalam perkembangan otak yang mempengaruhi kecerdasan dan kemampuan kognitif mereka seiring tahapan selanjutnya. Setidaknya, dengan menstimulasi kreativitas anak di usia dini dapat berpengaruh pada perkembangan lima aspek berikut ini.

1. Perkembangan Kemampuan Fisik

Dalam berbagai kegiatan yang melibatkan kreativitas, seperti memotong, melipat, menempelkan, menggenggam pensil atau krayon, anak akan belajar menggunakan alat dengan tangan, kaki, mata, dan indra lainnya. Proses tersebut membantu mengaktifkan kemampuan mengkoordinasikan mata dan tangan.

Tidak hanya itu, jika dilakukan secara rutin, aktivitas-aktivitas tersebut membantu mengembangkan keterampilan motorik balita lebih cepat. Pertumbuhan otot juga menjadi dampak lain dari berbagai kegiatan kreatif tersebut.

2. Pembentukan Keterampilan Emosional yang Lebih Solid

Pada dasarnya, kemampuan kognitif mencakup keterampilan dalam berpikir dan bernalar. Melalui kegiatan yang bersifat kreatif, anak-anak dapat melakukan eksplorasi, bertanya, berimajinasi, mengubah objek, juga melakukan suatu tindakan tertentu.

Semua itu membantu memicu kemampuan untuk bernalar dan memikirkan ide baru, serta menyelesaikan suatu masalah sesuai kemampuan mereka.

Keadaan tersebut juga melatih keterampilan emosional anak-anak. Sebagai contoh, mereka akan belajar mengatasi rasa takut, merasakan kepuasaan atas sebuah pencapaian setelah berusaha, dan emosi lainnya.

Jika anak mengenal emosi-emosinya semenjak dini, mereka juga dapat belajar bagaimana cara mengelola kondisi-kondisi tersebut dengan lebih baik. Proses ini membantu mempersiapkan mereka menghadapi tantangan dan perubahan, juga melalui proses belajar.

3. Mengasah Keterampilan Komunikasi

Kegiatan kreatif merangsang eksplorasi dan proses berpikir tentang kemungkinan. Anak-anak mungkin akan banyak bertanya tentang ini dan itu karena dorongan rasa ingin tahu, serta penalaran mereka tentang kemungkinan, atau kesempatan.

Pengalaman-pengalaman dari permainan dan aktivitas yang menstimulasi kreativitas anak juga disinyalir turut membantu mengasah keterampilan komunikasi mereka.

4. Memetakan Kualitas dan Kekurangan Diri

Setiap manusia memilili kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kondisi ini berlaku semenjak usia dini. Oleh karenanya, Anda dapat mulai memetakan kelebihan dan kekurangan anak semenjak tahap hidup awal mereka berdasarkan kegiatan dan proses kreatif yang mereka lakukan.

Pemetaan kemampuan seperti ini dapat memfasilitasi orang tua untuk membantu mengarahkan anak dalam proses belajar dan pembentukan jati diri secara optimal. Maka dari itu, Anda dapat memanfaatkannya sebagai persiapan dan fokus pada cara mempunyai anak cerdas di masa mendatang.

5. Membiasakan Konsentrasi dan Fokus

Konsentrasi dan fokus adalah bagian yang cukup penting dalam pembentukan keterampilan kognitif. Kedua faktor ini berpengaruh pada proses pengambilan keputusan, dan juga menghasilkan solusi bagi masalah atau hambatan yang dihadapi.

Beragam proses kreatif mendorong anak-anak untuk berkonsentrasi. Kalau kegiatan tersebut anak-anak lakukan secara rutin, hasilnya, durasi fokus mereka juga berlangsung lebih lama dan efektif.

5 Cara Menstimulasi Kreativitas Anak Semenjak Dini

Faktor utama yang perlu Anda lakukan adalah dengan membentuk lingkungan yang mendukung kreativitas berakar, tumbuh serta berkembang pada diri anak Anda.

Mitch Resnick, seorang peneliti sekaligus direktur Lifelong Kindergarten Group MIT dalam sebuah sesi di TED, memberikan kerangka kerja berisi lima pendekatan cara menstimulasi kreativitas pada anak. Mom dapat menggunakan pendekatan tersebut untuk memfasilitasi pertumbuhan kreativitas anak.

1. Berimajinasi (Imagine)

Permainan imajinatif adalah salah satu cara untuk membuat anak menjadi kreatif yang paling umum direkomendasikan. Pasalnya, jenis aktivitas ini membangkitkan munculnya ide baru.

Untuk memulainya, orang tua perlu memberikan contoh aktivitas seperti ini. Misalnya, Mom bisa menggambar lebih dulu di atas kertas kosong kemudian membiarkan anak mengeksplorasi setelah mendapatkan contoh.

Beberapa aktivitas bermain imajinatif juga bisa Anda lakukan dengan menggunakan mainan edukatif bayi 0 - 12 bulan. Salah satunya dengan memanfaatkan buku kain atau mainan tarik dan dorong.

Selain itu, Mom juga bisa menggunakan Lego untuk menstimulasi kreativitas anak pada usia yang lebih matang. Anda juga bisa menjadikan proses merapikan mainan sebagai permainan imajinatif.

2. Berkreasi (Create)

Untuk mengikat anak pada kegiatan-kegiatan kreatif, Anda perlu menyediakan sarana dan prasarana. Tetapi, bukan berarti Anda harus selalu mengikuti tren terbaru. Kenalkan anak Mom pada berbagai jenis media yang ada di rumah serta fungsi masing-masing media. Kemudian, kembangkan ide kreasi bersama-sama.

Sebagai contoh, Mom bisa mengajak anak membuat mobil-mobilan dari kardus, baju atau boneka jari dari kain perca atau kain bekas dengan proses menempel. Melalui proses ini, anak bisa mengenal fungsi lem, pensil, penggaris juga gunting.

Proses berkreasi tidak hanya terbatas pada membuat sebuah produk, tetapi Mom juga bisa mendorong anak membuat cerita atau menulis puisi. Semakin variatif jenis media dan aktivitasnya, akan lebih baik bagi pertumbuhan kreativitas anak.

3. Bermain (Play)

Di posisi ketiga, cara membuat anak menjadi kreatif adalah dengan bermain. Aktivitas ini merupakan proses belajar paling berpengaruh di tahap awal perkembangan anak. Permainan menyoroti aspek penting dalam belajar, yaitu proses dan pengalaman.

Pada tahap bermain, tunjukkan pada anak bahwa Mom menghargai proses yang mereka jalani. Diantara berbagai caranya adalah dengan membahas sumber inspirasi permainan mereka, langkah, dan tujuan yang mereka gunakan.

Bangun pengalaman bermain yang lebih baik dengan fokus pada lebih sedikit jenis aktivitas tetapi dengan durasi yang berkualitas. Kenalkan mereka dengan lingkungan baru, seperti taman, pasar, dan alam terbuka.

Jangan lupa untuk memberikan respon positif dengan tulus terhadap proses sekalipun hasilnya gagal. Sebaliknya, tunjukkan apresiasi Anda ketika proses bermain mereka menghasilkan pencapaian atau kesuksesan.

4. Berbagi (Share)

Seringkali, tanpa sadar orang tua ingin membantu anak sehingga turun tangan terlalu jauh dalam proses dan kegiatan kreatif anak. Di sisi lain, ada juga orang tua yang tidak berpartisipasi sama sekali dalam aktivitas tersebut.

Temukan permainan yang dapat Mom dan si kecil lakukan dengan menerapkan proses berbagi. Ada kalanya, orang tua perlu menahan diri dan mengikuti alur permainan anak. Contoh aktivitas yang dapat membina kolaborasi Mom dan anak adalah mengumpulkan benda atau bermain rumah-rumahan.

5. Berdiskusi (Reflect)

Tidak hanya melatih komunikasi, tapi berdiskusi tentang permainan, pengalaman, kegiatan kreatif yang si kecil lakukan dapat membantu menstimulasi kreativitas anak.

Selain bahasan yang telah disinggung dalam poin bermain di atas, Mom bisa mengajukan pertanyaan kreatif namun tulus untuk mendorong anak mendiskusikan pengalamannya secara lebih mendalam.

Anda juga bisa membagikan pendapat Anda tentang kegiatan yang Anda lakukan bersama anak. Diskusikan pendapat yang merefleksikan proses berpikir Anda pada anak sehingga mereka bisa mengambil pelajaran dari sudut yang berbeda.

Hal yang Perlu Dihindari dalam Proses Mengasah Kreativitas Anak

Mom tentu tidak asing dengan anjuran untuk membatasi screen time. Godaan untuk menggunakan media seperti televisi, tablet, smartphone, komputer, dan gawai lain dalam proses parenting memang besar.

Tetapi, salah satu dampak gadget pada anak menurut penelitian adalah berkurangnya waktu istirahat yang berkualitas. Oleh karenanya, menghindari penggunaan gadget adalah poin mendasar lainnya dari cara membuat anak lebih kreatif, terutama bagi anak usia 0 - 5 tahun. Jadi, siapkah Mom menerapkan kelima cara di atas?