Membicarakan onani masih terkesan tabu bagi banyak orang karena terkait dengan aktivitas seksual seseorang. Padahal, onani adalah salah satu hal lumrah yang juga memberikan manfaat jika dilakukan dalam frekuensi normal.

Namun, ada juga kabar burung yang mengatakan apabila onani dapat dapat menyebabkan ejakulasi dini. Benarkah begitu?

Nah, ada beberapa hal yang perlu Anda tahu mengenai onani, terutama mengenai dampaknya, manfaat onani bagi kesehatan dan seberapa sering dilakukan. Baik laki-laki maupun perempuan, yuk simak artikel berikut untuk mendapatkan jawabannya.

Download aplikasi ruangmom

Apa itu onani?

Onani adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kepuasan seks tanpa perlu berhubungan seksual secara langsung. Hal ini dilakukan dengan merangsang alat kelamin sendiri.

Biasanya setiap orang memiliki cara masing-masing untuk memicu rangsangan saat melakukan onani. Bukan hanya itu, sejumlah orang juga menggunakan alat bantu untuk melakukan onani.

Istilah onani adalah kata yang sering dikaitkan dengan laki-laki. Padahal, sebenarnya onani atau masturbasi ini bisa dilakukan oleh baik pria maupun wanita.

Namun, kebanyakan pria melakukan hal ini secara rutin sehingga banyak yang menganggap bahwa hanya pria yang melakukan masturbasi. Bagi pria, onani biasanya dilakukan dengan cara memijat, menggosok, ataupun memijat alat kelamin pria.

Selain memberikan kepuasan seksual, manfaat onani bagi kesehatan juga penting lho, Mom. Jika mengacu pada kesehatan seksual, onani adalah salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sperma dan bahkan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Akan tetapi, manfaat onani bagi pria ataupun wanita tentu bisa dicapai jika dilakukan dalam batas yang sewajarnya.

Manfaat onani

Terdapat beberapa manfaat onani yang bisa dirasakan, di antaranya yaitu:

1. Menurunkan level stress

Manfaat onani yang pertama adalah menurunkan level stress karena efek kepuasan yang dirasakan. Stress berlebih tentu berakibat buruk bagi kesehatan dan onani adalah salah satu cara menguranginya. Namun, perlu diketahui bahwa terlalu bergantung pada manfaat onani untuk meredakan stress juga tidak disarankan.

2. Produksi hormon baik meningkat

Manfaat onani berikutnya adalah meningkatnya produksi hormon baik, mulai dari dopamin, oksitosin, endorfin, dan prolaktin. Hormon tersebut berperan penting dalam mengatur perasaan gembira dan positif. Oleh karena itu, ketika hormon ini diproduksi lebih banyak saat dan setelah melakukan onani, perasaan cenderung menjadi lebih gembira.

3. Meningkatkan kualitas tidur

Selain hormon yang mengatur perasaan senang, manfaat onani juga membuat tubuh aktif menghasilkan hormon prolaktin. Hal ini akan membantu Anda menjadi lebih rileks dan mudah tidur. Dengan demikian, kualitas tidur juga akan meningkat.

Baca juga: Apa itu Orgasme pada Wanita? Kenali Ciri hingga Caranya untuk Istri

Dampak negatif onani yang berlebihan

Terlepas dari manfaat onani yang memberikan kepuasaan dan manfaat bagi kesehatan lainnya, Anda juga perlu memperhatikan dampak negatif onani. Secara sederhana, dampak negatif ini akan dirasakan jika onani dilakukan terlalu sering. Berikut beberapa di antaranya:

1. Iritasi kulit hingga fraktur alat kelamin

Salah satu manfaat onani lainnya adalah aktivitasnya yang terbilang aman terutama dari resiko tertular penyakit menular seksual. Namun, melakukan onani terlalu sering juga dapat mengakibatkan iritasi pada kulit. Terlebih lagi, jika onani dilakukan dengan kasar.

Selain itu, terlalu sering melakukan onani adalah penyebab terjadinya fraktur atau pembengkakan pada alat kelamin. Hal ini biasanya terjadi jika seseorang terlalu memaksa untuk membengkokkan Mr. P saat terjadinya ereksi.

2. Ejakulasi dini

Mengalami ejakulasi dini merupakan salah satu dampak negatif terlalu sering melakukan onani. Umumnya, seseorang cenderung merasa lebih sulit merasa klimaks jika melakukan beberapa kali onani sebelum melakukan seks.

Selain itu, onani yang terlalu sering juga menyebabkan berkurangnya sensitivitas terhadap sentuhan dan justru lebih merasakan kepuasan melalui sentuhan pribadi.

3. Masturbasi kompulsif

Jika onani berubah menjadi suatu kebiasaan, tidak bisa dipungkiri bahwa hal tersebut dapat mempengaruhi kehidupan secara umum.

Ada kemungkinan hasrat untuk melakukan onani justru mengganggu hubungan sosial, seperti konsentrasi dan fokus untuk melakukan pekerjaan. Oleh karena itu, sebisa mungkin lakukan untuk sewajarnya saja sesuai kebutuhan.

4. Pengaruh pada sejumlah unsur kimia tubuh

Bahaya selanjutnya dari onani adalah adanya perubahan dalam diri yang mempengaruhi kerja otak. Hal ini terjadi akibat kelebihan jumlah hormon seks dan produksi neurotransmitter yang melebihi batas normal.

Setiap orang biasanya akan merasakan gejala yang berbeda-beda, mulai dari rambut rontok, mudah lelah, nyeri pinggul, dan rasa sakit pada testis.

Baca juga: Cek Fungsi Testis pada Pria, Fakta Lain & Risiko Penyakitnya

Tips berhenti onani

Manfaat onani memang bisa memberikan hal positif bagi kesehatan, namun akan berbeda cerita jika onani dilakukan terlalu sering. Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk mengontrol frekuensi onani?

  • Memperbanyak aktivitas fisik yang positif
  • Menghindari perilaku atau sesuatu yang memicu untuk melakukan onani
  • Berolahraga secara teratur
  • Mencari pengalihan yang bermanfaat jika mulai berpikir untuk melakukan onani

Di sisi lain, jarang melakukan onani juga tidak memberikan dampak signifikan pada tubuh, baik untuk kesehatan maupun aktivitas seksual. Dengan kata lain, onani adalah sebuah pilihan untuk mendapatkan kepuasan seksual tanpa melakukan seks secara langsung.

Pada intinya, cara onani yang benar adalah melakukannya secara sewajarnya baik dalam hal frekuensi maupun saat sedang melakukannya. Onani memang terbukti memberikan sejumlah manfaat dan jarang melakukannya juga bukan menjadi suatu masalah. Hal yang perlu diperhatikan adalah ketika onani menjadi sebuah kebutuhan khusus bagi Anda.

Itu dia pembahasan mengenai onani, dampak, serta manfaatnya bagi kesehatan. Sejatinya, sesuatu yang berlebihan memang tidak baik untuk kesehatan. Hal serupa juga berlaku untuk onani.

Melakukannya secara wajar tentu akan memberi manfaat, namun sebaliknya dampak negatif akan dirasakan jika terlalu sering. Jadi, pastikan untuk melakukan onani sewajarnya saja.

Baca juga: Kencing Berbusa Apakah Berbahaya? Begini Cara Mengatasinya