Tidak dapat dipungkiri bahwa seiring dengan pertumbuhan dunia digital secara global, telah hadir banyak pihak yang menyalahgunakan platform media sosial guna menyebarkan hate comment atau dikenal juga sebagai ujaran kebencian. Bahkan, tak jarang ujaran ini menyebabkan mental breakdown bagi penerimanya.

Pada dasarnya, ujaran kebencian adalah penyampaian kritik secara tidak terpuji yang dapat memberikan dampak psikologis pada penerimanya. Nah, ingin tahu lebih rinci tentang apa itu hate comment dan bagaimana cara menghadapinya? Yuk, simak ulasan di bawah ini.

Download aplikasi ruangmom

Apa Itu Hate Comment?

Dalam bahasa Inggris, arti hate comment adalah komentar kebencian. Istilah ini begitu marak terdengar sekarang, seiring penggunaan sosial media yang semakin umum.

Pernahkah Mom membaca di media sosial, komentar-komentar yang menyudutkan satu pihak, baik komentar ke orang yang dikenal maupun kepada figur publik yang tidak dikenal oleh yang menuliskan komentar?

Berdasarkan data dari Pew Research Centre pada tahun 2017 di Amerika Serikat, terdapat 66% orang dewasa pengguna internet pernah membaca hate comment dan 67% orang dewasa di bawah usia 30 tahun pernah memperoleh hate comments di media sosial.

Hate comment yang diperoleh berupa ejekan yang sengaja dilakukan untuk mempermalukan orang lain, ancaman fisik, hingga pelecehan seksual. Umumnya, topik ujaran kebencian yang dituju berkaitan dengan kondisi fisik, ras atau etnis, dan gender.

Pemilihan media sosial sebagai sarana dalam menyampaikan ujaran kebencian ini membuat seseorang kerap melakukannya tanpa menunjukkan identitas dirinya atau secara anonim.

Meskipun tidak mengenal orang yang memberikan ujaran kebencian, pihak yang memperoleh atau membacanya tetap bisa merasakan dampak emosional, seperti stres, ketakutan berlebihan, dan cemas karena ada perasaan tidak aman.

Cara Menghadapi Hate Comment

Jika Mom pernah menerima atau melihat orang lain mendapatkan ujaran kebencian, beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghadapi hate comment adalah:

1. Berikan Afirmasi pada Diri Sendiri

Dalam menghadapi komentar orang lain, baik itu hate comment di media sosial maupun secara langsung di kehidupan kita, Mom bisa memberikan afirmasi pada diri sendiri dengan mantra “kita tidak bisa mengontrol perilaku orang lain, tapi kita bisa mengontrol dan mengelola respon kita”.

Ketika berinteraksi, kita tidak bisa memastikan bahwa orang yang tidak dikenal akan berhenti menuliskan ujaran kebencian jika pun kita menegurnya. Sebab yang bisa kita lakukan adalah mengelola perasaan, pikiran, dan perilaku kita sendiri dalam menghadapinya.

Baca juga: Cara Membangun Self-Awareness agar Menjadi Ibu Sehat Mental!

2. Terima Emosi yang Dirasakan

Dalam menerima ujaran kebencian, wajar jika ada emosi tidak nyaman yang kita rasakan. Ada emosi marah, kecewa, rasa bersalah, hingga malu yang wajar sekali untuk kita rasakan.

Hal pertama yang bisa dilakukan adalah mengakui dan menerima terlebih dahulu emosi yang kita rasakan, seperti berkata pada diri sendiri atau orang yang dipercaya “aku sedang merasa malu karena dikomentari begitu. Wajar aku malu, tapi bukan berarti hal yang dia ucapkan itu betul”.

Setelah menerima emosi yang dirasakan, lakukan refleksi diri agar bisa memilah apakah hal yang diucapkan orang lain tersebut adalah fakta atau opini yang perlu diabaikan saja.

3. Lakukan Refleksi Diri

Setelah menerima emosi yang kita rasakan, tanyakan pada diri sendiri “apakah hal yang diucapkan orang tersebut fakta, hanya asumsi, atau hanya opini dari orang tersebut?”

Apabila hal yang mereka ucapkan adalah suatu fakta dan memang sebenarnya kita melakukan suatu kesalahan, coba carilah hal apa yang bisa dipelajari atau diperbaiki dari diri ini.

Namun, jika yang dikatakan orang tersebut hanya berupa asumsi dan opini, semoga Mom bisa berlatih untuk mengabaikannya saja ya!

4. Mencoba Mengubah Cara Pandang

Saat menerima ujaran kebencian, kita merasa bahwa semua hal yang dikatakan orang tersebut adalah tentang diri kita. Akan tetapi, sebetulnya bisa saja hal yang dikatakan oleh orang tersebut lebih menggambarkan kehidupan mereka dibandingkan kita.

Dalam hal ini, contoh hate comment adalah jika ada yang memberikan komentar “enak banget kerja cuma dari hp, endorse-endorse aja, enggak wajar banget dapat uang segitu banyak cuma dari kerjaan begitu”.

Kita bisa melihatnya sebagai ancaman, tapi kita bisa pula mengubah cara pandang bahwa orang tersebut mungkin saja sedang merasa pekerjaannya berat dan masih berjuang secara finansial.

Ketika melihat hidup kita hanya dari media sosial menganggap hidup kita mudah sehingga menuliskan ujaran demikian. Padahal faktanya, pekerjaan kita tidaklah mudah.

Jadi, hal yang dikatakan dalam ujaran kebencian bisa lebih menggambarkan kehidupan orang yang berkomentar dibandingkan diri kita sebagai sasaran komentaran.

5. Mengambil Tindakan Secara Online

Mom, ada kalanya kita perlu membatasi diri. Apalagi jika merasa tidak nyaman dengan komentar-komentar orang lain di media sosial, terutama dari orang-orang yang tidak dikenal.

Nah jika Mom sedang menghadapi contoh hate comment seperti ini, ingatlah bahwa kita punya kontrol untuk membatasi komentar yang bisa diberikan oleh orang lain di media sosial kita. Jangan pernah lupa kalau kontrol selalu ada di tangan kita sendiri ya, Mom!

Itulah penjelasan mengenai apa itu hate comment dan tips menghadapinya. Sederhananya, setiap manusia memiliki hak untuk saling memberikan kritik dengan tujuan positif.

Namun, perlu diperhatikan bahwa dalam menyampaikan komentar juga membutuhkan etika yang baik dan sopan agar tidak menyinggung atau menyakiti orang lain. Semoga informasi ini bermanfaat!

Sumber: Pew Search, Psychology Today

Ditulis oleh: Yasmine N. Edwina, M.Psi., Psikolog

Apa itu Burnout, Ciri, Penyebab dan Cara Mengatasinya