Ruam kemerahan pada lipatan anggota tubuh bayi, seperti siku, pangkal paha, leher dan pantat umum dikenal dengan istilah biang keringat. Ruam ini menyebabkan gatal dan terasa panas sehingga membuat bayi mudah rewel.

Umumnya biang keringat atau miliaria terjadi karena kelenjar keringat bayi belum berkembang dan pengaturan suhu badan mereka belum bekerja sempurna. Yuk Mom, kenali lebih jauh tentang biang keringat pada bayi, pencegahan dan jenisnya.

Gejala umum biang keringat pada bayi

Beberapa tanda seperti ruam kemerahan pada kulit bayi dapat menjadi indikasi biang keringat. Selain itu, ada juga yang menampakkan tanda seperti benjol kecil atau lenting berwarna merah. Dan ada juga bayi yang mengalami beberapa bagian tubuh tampak seperti bengkak.

Untuk Mom ketahui, beberapa area yang terpapar biasanya menjadi lebih merah warnanya dan mudah berkeringat. Area tersebut seperti lipatan tangan, wajah, dahi, punggung, selangkangan, ketiak, belakang lutut.

Jenis biang keringat pada bayi

Berdasarkan kerusakan kulit bayi, ada empat jenis biang keringat yang bisa dialami bayi, yaitu:

Miliaria kristalina

Ini adalah jenis biang keringat pada bayi yang paling ringan dan hanya memengaruhi kulit lapisan paling atas. Kondisi ini ditandai dengan muncul bintil-bintil merah berisi cairan berwarna jernih yang mudah pecah. Biang keringat jenis ini biasanya tidak gatal dan tidak terasa sakit.

Miliaria rubra

Jenis ini memengaruhi lapisan kulit yang lebih dalam. Biasanya menyerang orang dewasa daripada bayi dan anak-anak. Gejalanya adalah bintil berwarna merah dengan skala gatal yang menyengat.

Miliaria pustulosa

Adalah kelanjutan dari miliaria rubra. Setelah berubah menjadi radang akan timbul bintik merah berisi nanah sehingga lambat laun berubah warna menjadi putih atau kuning. Adanya nanah menandakan terjadi infeksi di kulit.

Miliaria profunda

Sangat jarang terjadi, dan menyerang kulit bagian dalam (dermis). Gejala yang bisa Mom kenali yaitu muncul bintil merah yang keras dan besar. Walau jarang terjadi, jenis ini bersifat kronis dan mudah kambuh.

Mencegah biang keringat pada bayi

Mencegah biang keringat dengan bedak tabur, krim dan lotion tidak disarankan ya Mom. Benda-benda tersebut justru dapat membuat risiko tersumbatnya kelenjar keringat pada bayi dan membuat biang keringat semakin parah.

Hal mudah yang dapat dilakukan untuk menjaga kelembaban kulit bayi adalah dengan beberapa hal sebagai berikut:

  • Pilih bahan pakaian bayi yang dingin dan mudah menyerap keringat. Pastikan juga ukurannya tidak terlampau ketat namun sedikit longgar. Hal ini juga berlaku untuk alas tidur, bantal, handuk dan popoknya. Bahan dari katun disarankan untuk mencegah keringat berlebih.

  • Keringkan badan bayi setelah mandi. Mom harus teliti dan memperhatikan detail saat mengeringkan area-area tubuh yang memiliki lipatan kulit sampai benar-benar kering ya.

  • Perbanyak ASI. Saat bayi mengalami biang keringat, Mom dapat memberinya lebih banyak ASI untuk mencegah dehidrasi dan menjaga kulitnya tetap lembab.

  • Jaga dan potong kuku tangan bayi secara rutin. Ini untuk menghindari terjadinya luka akibat garukan saat mereka menggaruk area tubuh yang gatal.

Jangan tunda ke dokter

Meski dapat sembuh dengan sendirinya, biang keringat pada bayi dapat menimbulkan infeksi lanjutan yang tidak boleh disepelekan. Sebaiknya Mom tidak sembarangan memberi obat saat bayi terkena biang keringat. Segera ke dokter dan lakukan pemeriksaan untuk mendapat pertolongan yang tepat.

Bila tidak kunjung sembuh dan muncul gejala seperti di bawah ini, segera periksakan si kecil ke dokter.

  • Bintil-bintil kemerahan yang terasa sakit dan bengkak,

  • Bintil-bintil tersebut mengeluarkan nanah,

  • Gejala demam dan menggigil.

Baca juga: Cara Mengatasi Biduran Pada Bayi