Orang tua kerap khilaf ketika sedang diselimuti emosi saat menghadapi tingkah laku Si Kecil sehingga tanpa sadar meluapkannya dengan cara membentak anak.

Meski dilakukan tanpa sengaja, membentak anak bisa menimbulkan efek piskologis seperti trauma berkepanjangan. Hal patut diwaspadai oleh Mom dan Dad, sebab efek traumatis bisa memengaruhi tumbuh kembangnya.

Dampak membentak anak

Anak yang sering mendapat bentakan, cenderung mengalami perilaku yang agresif, baik secara fisik maupun verbal. Selain itu, anak akan menganggap bahwa membentak atau berbicara dengan keras dan kasar adalah hal yang lumrah.

Dampak jangka panjang lain yang dapat timbul akibat sering membentak anak, adalah: - Anak akan menjadi pribadi yang tertutup, menarik diri dari pergaulan dan merasa minder. - Anak cenderung memiliki sifat menentang, keras kepala serta mudah membantah nasehat dari orang lain. - Si kecil cenderung menjadi peragu dan tidak tegas dalam menentukan pilihan. - Muncul sikap apatis atau acuh pada lingkungan sekitar. - Anak akan mudah marah dan egois. - Anak rentan mendapat gangguan kejiwaan saat dewasa.

Kerusakan sel otak akibat sering membentak anak

Mom, fakta lain yang tidak kalah mengejutkan dari efek bentakan atau hardikan pada anak adalah kerusakan sel otak. Duh, serem ya.

Sejumlah penelitian ilmiah menemukan anak akan berada dalam situasi ketakutan saat dibentak. Rasa cemas, takut dan tekanan ini membuat produksi hormon kortisol di otak meningkat. Produksi hormon yang berlebihan tersebut bisa memutuskan sambungan dan rusaknya sel-sel pada otak.

Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Lise Elliot, ahli syaraf di Chicago Medical School mengungkap satu kali bentakan dapat merusak milyaran sel otak anak-anak. Pada usia anak 2-3 tahun, menerima bentakan dapat menggugurkan perkembangan sel-sel otaknya.

Sebaliknya saat anak diberikan stimulus positif seperti dengan lembut menerima kasih sayang, milyaran sel-sel otaknya pun tumbuh berkembang dengan baik, Mom.

Tips menahan rasa marah

Untuk menghindari naiknya emosi saat belajar mendisiplinkan anak-anak, Mom dan pasangan wajib mengubah pola komunikasi menjadi dua arah, yakni menerima diri untuk saling mendengarkan.

  • Meminta maaf

Hal yang tidak kalah penting adalah meminta maaf, meski kepada anak. Mungkin terdengar ganjil. Tetapi dengan meminta maaf maka orang tua mencontohkan pada anak pola komunikasi positif yang saling membangun. Permintaan maaf jika salah juga menunjukkan posisi orang tua sebagai lawan bicara yang setara dengan mereka.

  • Memuji anak

Terkadang sebagai orang tua kita lupa memberi pujian kepada anak. Saat mereka mengalami kegagalan, atau salah dalam mengartikan pesan, memberi pujian akan lebih baik daripada menyalahkan. Dengan memuji maka orang tua membangun kepercayaan diri anak-anak untuk mencoba lebih baik di kesempatan berikutnya.

  • Tunda bicara

Tips, jangan bicara saat Mom sedang marah. Lebih baik menunda berbicara daripada Mom berkata kasar dan menghardik anak-anak. Mom disarankan untuk menarik napas panjang dan katakan pada mereka apa yang dilakukan tidak tepat.

  • Ungkapkan rasa sayang

Mulailah membiasakan kebiasaan baru, yaitu sering mengungkapkan kata-kata seperti, “Mom sayang kamu,” atau “Kamu begitu indah,” atau ungkapan lain yang penuh kasih akan membantu si kecil merasa nyaman dan berakibat baik dalam perkembangan psikis mereka.

Cara untuk menghindar dari membentak anak

Untuk Mom tips menahan rasa marah di bawah ini, bisa dipraktikkan agar bisa mengendalikan perilaku membentak anak.

  • Tarik nafas dalam, dan hembuskan perlahan-lahan. Ini akan memberi otak cukup oksigen dan membuat pola pikir lebih jernih sehingga kemarahan bisa teralihkan.

  • Palingkan wajah, saat anak-anak membuat kesalahan seakan-akan Mom tidak melihatnya.

  • Ubah posisi tubuh. Misalnya sedang duduk, maka berdirilah dan berjalan beberapa langkah menjauhi anak. Trik ini juga dapat mengalihkan rasa marah.

Baca juga: Tetap Gembira Menemani Anak Belajar di Rumah