Menjelang proses persalinan, banyak perlengkapan bayi yang harus dipersiapkan oleh ibu. Mulai dari baju bayi, perlengkapan mandi, gendongan, popok, dan juga alat-alat tidur seperti kasur dan bantal bayi. Bantal bayi juga masuk ke dalam daftar yang wajib dibeli karena menurut beberapa ibu benda ini berperan penting dalam pembentukan kepala si kecil.

Tempurung kepala bayi yang masih lembek dan kepala yang mudah berubah bentuk sering membuat ibu merasa khawatir. Ia takut jika nanti kepala si buah hati tercinta tidak bulat sempurna. Oleh karena itu mereka kerap memberikan berbagai bantal demi menghindari bentuk kepala bayi peyang. Salah satu bantal yang cukup populer digunakan adalah bantal peyang.

Lantas, apakah benar jika bentuk kepala anak dapat dipengaruhi oleh bantal, khususnya bantal peyang?

Apa itu bantal peyang?

Bantal peyang atau dikenal juga dengan bantal anti peyang adalah bantal khusus bayi dengan desain cekung di bagian dalamnya (tengah). Seperti namanya, tujuan utama dari bantal ini adalah untuk menghindari kepala bayi peyang (plagiocephaly) dan membuat bentuk kepala si kecil menjadi bulat sempurna. Jadi, bantal peyang bukanlah bantal untuk kepala bayi peyang, ya Mom, tetapi sebaliknya.

Memang benar adanya jika kepala bayi dapat berubah bentuk, terlebih lagi yang usianya masih dibawah 12 bulan. Perubahan bentuk tersebut ditandai dengan permukaan kepala yang lebih datar dari permukaan lainnya. Hal ini biasa disebabkan karena bayi terlalu sering tidur dengan posisi terlentang. Sehingga kepala bagian belakang menjadi lebih tertekan.

Lalu, apa solusi dari permasalahan ini? Apakah bantal peyang adalah jalan keluarnya?

Perlukah bantal peyang?

Sebetulnya bayi yang tempurung kepalanya lunak masih belum memerlukan jenis bantal apapun termasuk bantal peyang ataupun bantal anti peyang. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari seorang ahli pediatric sleep, Judith Owens, “Bayi yang umurnya masih di bawah 2 tahun tidak dianjurkan untuk menggunakan bantal, meskipun di dalam satu set perlengkapan tidur sudah terdapat bantal. Ini karena bantal bisa mengurangi kenyamanan dan mengganggu waktu tidurnya.”

Dari sana dapat dilihat bahwa bayi lebih baik jika ditidurkan di atas kasur tanpa bantal. Dengan atau tanpa bantal tidaklah menjadi faktor dari bentuk kepala. Yang paling memberi pengaruh adalah bagaimana posisi tidur si kecil.

Maka dari itu, bantal peyang tidaklah sangat signifikan. Solusi dari pencegahan bentuk kepala bayi peyang adalah dengan mengganti posisi tidur si kecil. Mom bisa menidurkan anak Anda secara terlentang, hadap kiri, hadap kanan, ataupun tengkurap (tummy time) agar seluruh permukaan kepala mendapat tekanan yang sama.

Kapan waktu yang tepat bagi bayi untuk menggunakan bantal tidur?

Sesuai penjelasan Judith Owens, bayi dapat mulai diajari tidur menggunakan bantal saat usianya sudah menginjak 2 tahun. Pada usia tersebut, tempurung bayi sudah mulai padat dan keras sehingga bentuk kepala tidak lagi berubah-ubah.

Baca juga: Posisi Tidur Bayi yang Baik Untuk Menghindari Sindrom Bayi Mati Mendadak

Apakah efek penggunaan bantal yang terlalu dini pada bayi?

Adakah diantara Mom yang penasaran mengapa bayi dibawah 2 tahun sebaiknya tidak diberikan bantal terlebih dahulu saat tidur? Berikut beberapa efek penggunaan bantal yang terlalu dini pada bayi.

#1 SIDS atau Sudden Infant Death Syndrome (Sindrom Kematian Mendadak) pada bayi

Dalam pemilihan bantal untuk si kecil, Mom pasti akan memilih bahan yang lembut agar tidurnya semakin nyenyak. Ternyata, tidak sepenuhnya benar lho, Mom.

Saat bahan-bahan lembut tersebut lepas dari bantal, bayi dapat tersedak dan sesak nafas. Hal seperti inilah yang menyebabkan SIDS.

#2 Kepala peyang

Ternyata kepala peyang bisa dikarenakan pemakaian bantal pada bayi. Penggunaan bantal, contohnya bantal bayi berbentuk U, mengakibatkan bayi susah bergerak ke kanan maupun ke kiri. Oleh karena itu, posisi tidurnya tidak bisa berubah-ubah dan salah satu permukaan kepalanya akan mendapat tekanan yang konstan.

#3 Alergi

Bantal bisa saja menjadi sarang debu maupun tungau. Hal ini akan sangat berbahaya jika menyerang kulit manusia khususnya bayi yang masih sensitif karena dapat membuatnya alergi. Oleh karena itu, ada baiknya jika Mom tidak memberikan bantal pada anak Anda sebelum usia 2 tahun.

#4 Tersedak muntah

Bantal bayi, khususnya yang berbentuk U, juga dapat mengakibatkan si kecil tersedak akan muntahnya sendiri. Saat bayi gumoh, ia tidak akan bisa memutar badannya ke kiri atau kanan karena bantal sehingga muntahannya akan masuk ke mulutnya kembali.

Bagaimana dengan bantal biasa? Tetap saja Mom, bahaya. Karena besar kemungkinan jika leher bayi tertekuk dan membuatnya susah napas. Selain itu, peluang bayi terguling sampai tertindih bantal juga tinggi, lho Mom. Yuk pertimbangkan lagi jika Anda berencana memberikan bantal tidur untuk buah hati tercinta.

Kesimpulan

Bantal peyang bukanlah kunci dari kepala bayi bulat sempurna. Mom tidak perlu memberikan si kecil bantal peyang atau bantal jenis apapun karena memang belum dibutuhkan. Apabila dipaksakan, bisa saja hal-hal yang tidak diinginkan terjadi seperti SIDS atau sindrom kematian mendadak pada bayi, kepala peyang, alergi, dan tersedak muntahnya sendiri.

Baca juga: Perlukah membeli kasur bayi