Berat badan yang menaik dengan konsisten merupakan tanda baik pertumbuhan anak. Dengan itu, orang tua kerap khawatir apabila anaknya terlihat kurus atau berat badannya tidak naik-naik.

Pasalnya, berat badan yang kian tidak menaik bisa menandakan kekurangan gizi atau kondisi medis yang membutuhkan perawatan.

Lalu, berat badan yang tidak naik-naik lama kelamaan dapat menyebabkan stunting, yaitu suatu keadaan tubuh pendek dan masalah kecerdasaan di kemudian hari pada anak.

Namun apa saja yang mungkin menyebabkan berat badan anak susah naik? Simak penyebab dan cara mengatasinya di bawah ini!

Baca juga: Tabel Berat Badan Anak Usia 1-5 Tahun dan Tinggi Badan Idealnya

Download aplikasi ruangmom

Penyebab Berat Badan Anak Susah Naik

Berat badan sulit naik dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, antara lain:

  1. Kurangnya asupan nutrisi baik total kalori secara keseluruhan atau variasi makanan yang kurang lengkap (kombinasi protein, lemak dan karbohidrat)
  2. Gangguan penyerapan nutrisi
  3. Peningkatan kebutuhan nutrisi (misalnya karena sakit)

Nah, selain faktor nutrisi, berat badan sulit naik dapat disebabkan oleh gangguan perkembangan, masalah perilaku, masalah medis, kesulitan pengasuhan, atau juga kombinasi dari berbagai faktor./span>

Apabila dilihat berdasarkan usia, beberapa hal berikut ini adalah penyebab berat badan susah naik paling umum pada anak:

Masa prenatal (sebelum lahir)

  1. Gangguan pertumbuhan sejak dalam janin (intrauterine growth restriction)
  2. Prematuritas
  3. Terpapar obat/toksin yang mempengaruhi pertumbuhan janin: antikonvulsa (obat kejang), alkohol, asap rokok, kafein, dan lain-lain.
  4. Infeksi sejak dalam rahim

Usia 0-6 bulan

  1. Gangguan proses menyusui seperti perlekatan sehingga anak tidak mendapatkan ASI yang cukup karena lebih banyak ngempeng.
  2. Gangguan refleks hisap dan menelan seperti adanya bibir sumbing.
  3. Frekuensi dan durasi menyusui efektif yang kurang
  4. Alergi/intoleransi protein susu
  5. Muntah berlebihan (gastroesophageal reflux disease)
  6. Gangguan penyerapan nutrisi seperti penyakit cystic fibrosis.
  7. Masalah medis yang menyebabkan peningkatan kebutuhan kalori seperti penyakit jantung bawaan.

Usia 6-12 bulan

  1. MPASI tidak naik tekstur sehingga anak kesulitan untuk beradaptasi dengan tekstur dan rasa baru diluar ASI.
  2. Terlambat memulai MPASI.
  3. Mom kesulitan menghadapi anak menolak makan.
  4. Menu MPASI tidak lengkap, seperti kurang protein hewani.
  5. Porsi makan kecil sehingga kebutuhan gizi tidak tercukupi.
  6. Alergi makanan
  7. Infeksi

Diatas usia >12 bulan

  1. Masalah perilaku seperti mulai pilih-pilih makanan, lebih tertarik main dibandingkan makan, atau mudah terdistraksi saat waktunya makan.
  2. Terlalu banyak asupan susu dibandingkan makanan, sehingga jumlah total asupan hariannya tidak adekuat.
  3. Trauma makan

Baca juga: Informasi Berat Badan Ideal Bayi di Usia 0-12 Bulan

Cara Menambah Berat Badan Anak

Apabila berat badan anak susah naik, pertama Mom harus menggali akar masalah utamanya. Agar mudah teridentifikasi, Mom bisa membuat catatan makan harian. Hal-hal ini perlu diperhatikan saat membuat catatan makan harian:

  1. Amati jadwal, jenis makanan dan porsi yang dikonsumsi anak.
  2. Perhatikan apabila anak menghindari tekstur makanan tertentu, misal tekstur makanan masih lembek dan tidak sesuai usianya, atau belum mau mengunyah tekstur tertentu.
  3. Catat juga jika anak menghindari jenis makanan tertentu, sedangkan makanan lainnya hanya sedikit atau tidak mau sama sekali.
  4. Lalu, perhatikan juga apabila anak tidak mau makan seharian namun semalaman sering terbangun minta nyusu karena lapar.
  5. Secara umum, perilaku anak terhadap makanan harus dicatat.
  6. Faktor eksternal seperti suasana makan, siapa yang menyuapi, distraksi saat makan, dan lain-lainnya juga harus Mom amati.

Tatalaksana anak dengan berat badan susah naik adalah mencukupi kurangnya nutrisi agar mengejar ketinggalannya (catch up growth).

Dengan itu, Mom akan bekerja sama dengan dokter untuk membuat rancangan makan (meal plan), jadwal makan, dan suasana makan (termasuk konsisten menjalankan aturan makan).

Asupan Nutrisi Tambahan

Dokter akan membantu Mom menghitung kebutuhan kalori dan protein untuk catch up. Lalu, dokter akan menyarankan beberapa pilihan makanan yang padat gizi dan nutrisi.

Sebagai contoh, dokter bisa menyarankan Mom untuk mengganti telur ayam dengan telur bebek, dada ayam dengan paha, yogurt biasa dengan greek yogurt, memasak nasi dengan santan daripada air, menambahkan bumbu kacang, dan saran lainnya.

Mom juga akan disarankan untuk memberi anak snack padat gizi seperti perkedel daging, lemper,, telur dadar, atau keju.

Apabila target kalori terlalu jauh dari kemampuan anak makan makanan padat, dokter bisa saja meresepkan pemberian Pangan Olahan untuk Kondisi Medis Khusus (PKMK) misalnya susu formula tinggi kalori.

Suasana Makan

Tak hanya jenis makanannya, namun suasana dan lingkungan memegang peranan penting dalam keberhasilan membuat anak makan. Hal berikut ini bisa membantu Mom membangun suasana makan yang baik:

  1. Pastikan Postur makan benar, anak sebaiknya duduk tegak di kursi makannya atau dipangku (tidak sambil digendong). Postur yang benar akan memudahkan anak untuk mengunyah dan eksplor makanannya.
  2. Beri kesempatan anak untuk mencoba makan sendiri sambil diawasi dan disuapi. Sedikit berantakan tidak apa-apa tapi partisipasi aktif akan membuat anak semangat untuk makan.
  3. Mom dianjurkan untuk mengurangi distraksi seperti gadget, TV, musik keras, dan mainan agar anak fokus dengan aktivitas makan.
  4. Rutinitas dan jadwal makan yang harus konsisten meskipun yang mengasuh anak terkadang berbeda.
  5. Coba untuk membangun suasana makan yang rileks dan menyenangkan. Anak sebaiknya makan bersama anggota keluarga yang lain. Anak dapat memperhatikan orang lain makan dan mengasosiasikan bahwa makan itu adalah kegiatan sosial yang menyenangkan.
  6. Jangan terlalu bersedih jika anak menolak makanan baru atau tiba-tiba tidak menyukai makanan yang biasa ditawarkan. Anak butuh ditawarkan berulang kali sampai akhirnya mau dan terkadang bosan itu wajar.
  7. Jangan terlalu berfokus kepada jumlah makanan yang dihabiskan anak. Semakin ditekan untuk makan biasanya anak semakin merasa tertekan dan malah menjadi tidak mau makan. Jika anak sudah terlalu rewel dan tidak mau makan lagi, hentikan dan tawarkan makan lagi di jam makan berikutnya.

Tatalaksana Medis

Selain membantu Mom membuat meal plan, dokter juga akan mengevaluasi adanya masalah medis atau penyakit lain yang dapat mempengaruhi berat badan dan memberikan pengobatan yang sesuai.

Masalah alergi, infeksi, muntah berulang, diare dan penyakit lainnya bisa jadi alasan mengapa berat badan anak tidak menaik.

Adapun masalah perkembangan dan perilaku yang memerlukan intervensi medis berupa terapi okupasi maupun fisioterapi.

Demikian itulah berbagai penyebab berat badan anak susah naik serta tips cara menambah berat badan anak.

Apabila berat si kecil tidak menaik, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter!

Semoga artikel ini bermanfaat!

Ditulis oleh: dr. Citra Amelinda, Sp.A, IBCLC, MKes