Ada beberapa trauma fisik yang dapat terjadi pada bayi setelah persalinan prematur maupun normal, salah satunya yaitu caput succedaneum. Apa itu? Caput succedaneum adalah suatu kondisi pembengkakan di kulit kepala bayi tidak lama sejak dilahirkan.

Dilihat dari namanya, tampaknya cukup mengkhawatirkan ya Mom? Namun tenang saja, sebenarnya kondisi ini tidak berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya. Yuk simak penjelasan lebih lanjut seputar caput succedaneum pada bayi baru lahir dalam artikel berikut ini.

Download aplikasi ruangmom

Apa itu Caput Succedaneum?

Caput succedaneum adalah sebuah istilah untuk menyebut adanya pembengkakan atau edema dari kulit kepala bayi yang muncul seperti benjolan di kepala mereka setelah dilahirkan.

Perlu diketahui, kondisi ini sebenarnya tidak berbahaya dan biasanya disebabkan oleh tekanan pada kepala bayi selama persalinan. Mom juga tak perlu terlalu khawatir sebab caput succedaneum pada bayi baru lahir bukanlah sebuah indikasi adanya kerusakan pada otak atau tulang tengkorak si kecil.

Akan tetapi Mom dan Dad tentu tetap perlu berwaspada sebab dalam beberapa kasus, caput succedaneum adalah kondisi yang dapat menyebabkan masalah lain, seperti penyakit kuning.

Perbedaan Caput Succedaneum dan Cephalhematoma

Perbedaan Caput Succedaneum dan Cephalhematoma

Sama-sama benjolan pada bayi, sebenarnya apa perbedaan caput succedaneum dan cephalhematoma? Sederhananya, benjolan pada caput succedaneum adalah cairan yang teraba lunak, membal atau fluctuant, dan tampak melewati di atas batas antar tulang tengkorak kepala bayi atau sutura cranialis.

Lalu, berapa lama caput succedaneum akan menghilang? Nah umumnya, pada beberapa kasus, caput succedaneum pada bayi baru lahir akan menghilang dengan sendirinya dalam 48 jam.

Sementara itu, cephalhematoma merupakan istilah yang juga digunakan untuk menyebut benjolan di kepala bayi, namun disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah kapiler yang terletak persis di bawah lapisan tulang tengkorak kepala atau periosteum.

Kemudian cephalhematoma termasuk benjolan yang terbentuk teraba keras dan tidak melewati sutura kranialis. Ukuran benjolan masih dapat membesar selama beberapa hari pertama namun jarang disertai pendarahan otak.

Perbedaan caput succedaneum dan cephalhematoma juga dapat dilihat dari masa penyembuhannya. Berbeda dengan caput succedaneum yang akan menghilang sendiri dalam 48 jam, cephalhematoma umumnya akan mengecil sendiri dalam 2-6 bulan.

Penyebab Caput Succedaneum

Nah setelah membaca sekilas seputar kondisi ini, Mom dan Dad mungkin bertanya-tanya tentang penyebab caput succedaneum. Sebagai catatan, tekanan berkepanjangan dari serviks yang melebar atau dinding vagina pada kepala bayi menyebabkan pembengkakan, bengkak, dan memar.

Di samping itu, salah satu penyebab caput succedaneum adalah proses persalinan yang lama dan cukup sulit, di mana sang Ibu terlalu banyak mengejan. Penggunaan forsep selama proses persalinan juga dapat meningkatkan risiko caput succedaneum pada bayi baru lahir.

Dalam beberapa kasus, jika cairan ketuban sangat sedikit atau pecah terlalu cepat, maka tulang panggul ibu akan menekan kepala bayi. Akibatnya, pembengkakan kulit kepala semacam ini dapat terjadi sebelum persalinan dan dapat dilihat di dalam rahim pada USG.

Baca juga: 4 Kondisi Janin yang Bisa Mom Ketahui dari USG Kehamilan Trimester 2

Ciri-ciri Caput Succedaneum

Lalu, adakah sejumlah tanda caput succedaneum yang dapat dikenali Mom dan Dad? Tentu saja. Beberapa ciri caput succedaneum adalah sebagai berikut:

  1. Benjolan tidak simetris, teraba lunak, melewati batas tulang tengkorak kepala bayi (sutura cranialis).
  2. Persalinan yang berlangsung lama dan cukup sulit terutama pada ibu yang baru pertama kali melahirkan apalagi jika disertai dengan ketuban pecah dini.
  3. Benjolan akan hilang sendiri dalam 48 jam.

Komplikasi Caput Succedaneum

Pembengkakan dan memar dapat meningkatkan risiko bayi kuning, yaitu menguningnya kulit karena kelebihan bilirubin dalam darah. Melansir Mayo Clinic, caput succedaneum adalah kondisi yang akan hilang tanpa perawatan dalam 2 hingga 3 minggu.

Nah sebagai catatan, terkadang penyakit kuning yang tidak diobati dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Oleh karena itu, pastikan dokter anak Anda memerhatikan faktor risiko penyakit kuning dengan serius ya, Mom. Jika si kecil mengalami penyakit kuning yang tidak membaik dalam beberapa minggu, segera hubungi dokter anak Anda.

Cara Mengatasi Caput Succedaneum

Walau caput succedaneum adalah hal yang mungkin menakutkan bagi sebagian orang tua, sebenarnya kondisi ini terbilang normal. Jadi dapat dikatakan, tidak ada cara mengatasi caput succedaneum yang spesifik.

Pasalnya, pakar kesehatan pun telah menyatakan bahwa tidak ada pengobatan caput succedaneum yang diperlukan karena hingga kini pun, tidak ditemukan efek jangka panjang.

Caput succedaneum adalah pembengkakan akan berkurang dalam beberapa hari dan kulit kepala akan tampak normal dalam beberapa hari atau minggu. Dokter anak Anda akan dapat mendiagnosis kondisinya setelah proses persalinan usai dan mampu memantau situasinya untuk memastikan tidak ada efek jangka panjang.

Itulah Mom penjelasan mengenai apa itu caput succedaneum. Singkatnya, kondisi ini memang kerap terjadi pada bayi yang baru lahir, namun tidak berbahaya dan mengkhawatirkan. Namun, jika terjadi gejala lebih lanjut, jangan ragu untuk langsung berkonsultasi dengan dokter ya!

Sumber: National Center for Biotechnology Information, PubMed

Ditulis oleh: dr. Citra Amelinda, Sp.A, M.Kes, IBCLC

Baca juga: Hipotonia pada Bayi (Sindrom Bayi Lemas), Begini Gejalanya