Ada sederet daftar panjang yang menjadi kekhawatiran calon ibu. Salah satunya adalah melahirkan sebelum waktunya, atau prematur. Untuk itulah, calon ibu perlu mengetahui apa saja penyebab bayi lahir prematur dan cara mencegahnya.

Rania adalah seorang calon ibu yang merasa was-was melahirkan secara prematur. Sebab, sejak memasuki usia kandungan ke-35 minggu, ia kerap merasa kontraksi. Saat melakukan pemeriksaan rutin, dokter pun akhirnya menyarankan perempuan 26 tahun ini untuk bisa mengurangi aktivitasnya.

Menurut dokter, langkah tersebut merupakan salah satu cara mencegah bayi lahir prematur.

Dijelaskan dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG., M.Kes, persalinan prematur bisa diartikan sebagai persalinan yang terjadi sebelum waktunya. Umumnya, ibu hamil kurang lebih akan mengandung selama 10 bulan atau 40 minggu, maka dikatakan prematur ketika kelahiran terjadi kurang dari 37 minggu.

“Selama ini banyak yang mengira kalau hamil itu selama 9 bulan. Ini sebenarnya juga perlu diluruskan lebih dulu, banyak yang bilang kalau hamil itu 9 bulan 10 hari, padahal hamil itu 10 bulan atau 40 minggu.” kata Dr. Dara.

Artinya, kehamilan dikatakan cukup bulan itu terjadi saat 37 minggu sampai 40 minggu. Pada usia kehamilan 40 minggu, ada istilah duedate-nya atau taksiran persalinannya.

“Tapi ibu hamil bisa saja melahirkan sejak 37 minggu sampai 40 minggu. Tapi kalau sebelum 37 minggu, itu disebut sebagai persalinan prematur,” jelasnya.

Namun, ada beberapa kondisi ibu hamil yang memiliki risiko lebih besar melahirkan bayi prematur, antara lain:

  1. Riwayat kelahiran prematur pada kehamilan sebelumnya,

  2. Kehamilan kembar,

  3. Jarak kehamilan yang terlalu dekat, kurang dari enam bulan,

  4. Adanya masalah pada rahim, serviks atau plasenta,

  5. Merokok atau menggunakan obat-obatan terlarang selama masa kehamilan,

  6. Infeksi cairan ketuban atau posisi saluran genital yang rendah,

  7. Kondisi kronis tertentu misalnya tekanan darah tinggi dan diabetes,

  8. Kekurangan atau kelebihan berat badan sebelum hamil,

  9. Stres dan depresi,

  10. Keguguran berulang,

  11. Luka fisik yang menyebabkan trauma tertentu.

Baca juga: Bayi Anda Lahir Prematur? Jangan Khawatir, Lakukan 5 Langkah Ini

Apa saja penyebab bayi lahir prematur?

Dalam hal ini, dr. Dara menjelaskan sebenarnya ada beragam pemicu terjadinya persalinan prematur namun yang paling sering dikarenakan beberapa faktor. Apa saja?

1. Kontraksi prematur

Katanya, kontraksi tersebut sebenarnya muncul secara alami, tapi memang munculnya lebih cepat. Karena seharusnya kontraksi muncul mulai usia kandungan 37 minggu sampai mendekati 40. Namun, kontraksi di awal memang bisa memicu kelahiran prematur.

“Kondisi ini bisa disebabkan karena ibu terlalu capek. Ini yang paling sering terjadi. Pada saat ibunya terlalu aktif, terlalu banyak jalan, maka bisa berisiko terjadinya kontraksi prematur.”

Dijelaskan dr. Dara, pada saat ibu hamil banyak jalan, sebenarnya si bayi akan makin turun hingga akhirnya masuk ke dalam rongga panggul. Di sekeliling rongga panggul ini banyak saraf. Saraf inilah yang kemudian tertekan oleh kepala janin karena turun, hingga muncul rasa nyeri yang kemudian akhirnya memicu terjadinya kontraksi.

2. Adanya kelainan

Faktor lain yang menjadi penyebab bayi lahir prematur juga bisa sebabkan karena ada kelainan, Dalam hal ini dr. Dara menjelaskan, “Tapi ada juga faktor lain seperti kelainan misalnya inkompetensi serviks, mulut rahim gampang terbuka. Ini juga kelahiran yang bikin bayi lahir prematur.”

Bagaimana dengan faktor makanan, apakah bisa jadi penyebab bayi lahir prematur?

Sebenarnya, dari makanan tidak ada jenis yang secara spesifik bisa menyebabkan seorang ibu hamil mengalami kelahiran prematur.

“Kalau dari makanan, mungkin secara tidak langsung. Misalnya, saat ibu hamil senang makan makanan yang pedas. Tapi karena sedang hamil, daya tahan tubuh juga akan bisa menurun. Makanya saat sedang hamil, sering makan pedas memang bisa berisiko membuat diare, kekuatan antikuman di usus juga berkurang sehingga gampang diare, akhirnya merasa mules, perut terasa melilit atau tiba-tiba muncul kontraksi,” paparnya.

Cara mencegah bayi lahir prematur

Mom tidak perlu khawatir secara berlebihan, sebab melahirkan secara prematur sebenarnya bisa dicegah.

Caranya, tentu saja dimulai dengan memastikan kondisi tubuh Mom sehat sejak mempersiapkan kehamilan. Biar bagaimanapun, jika tubuh tidak sehat tentu saja bisa memengaruhi kondisi kesehatan dan janin.

Oleh karena itu, saat program hamil, pastikan tubuh suda siap. Jangan lupa mengonsumsi makanan bernutrisi sehingga kebutuhan makronutrien dan mikronutrien tercukupi.

Selain itu, ada beberapa kondisi kesehatan tubuh Mom yang bisa berdampak melahirkan secara prematur. Misalnya, ibu hamil yang menderita penyakit diabetes juga berpotensi melahirkan bayi prematur. Tak hanya itu, adanya masalah kesehatan pada alat reproduksi juga berisiko melahirkan bayi prematur.

Upaya lain untuk mencegah kelahiran prematur juga dijelaskan dr. Dara. Katanya, jika Mom sudah merasa perut kencang, sakit, flek, jangan tunda untuk melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan.

Nanti, dokter akan melihat apakah itu kontraksi atau bukan. Lewat pemeriksaan secara akurat, misalnya dengan menggunakan CTG.

Dari situ, kekuatan kontraksi bisa terukur. Dokter bisa memberikan obat anti-kontraksi jika diperlukan. Nyeri juga bisa menyebabkan kontraksi. Maka, Mom akan disarankan untuk beristirahat total atau mengonsumsi obat anti-nyeri sesuai dosis yang disarankan dokter.

“Jika memang terjadi kontraksi di bulan ke 7 atau ke- 8, dokter juga akan melakukan pematangan paru-paru janin untuk menjaga kondisi dan keselamatan janin. Kalau memang harus dilahirkan, maka paru-parunya sudah matang sehingga bisa mengembang dan bernapas,” pungkas dr. Dara.