Secara umum, terdapat dua klasifikasi utang, yaitu utang jangka panjang dan utang jangka pendek. Jika utang jangka pendek akan dibayar kembali dalam waktu satu tahun, maka utang jangka panjang memiliki waktu pelunasan lebih dari itu.

Apabila Mom ingin menjalankan bisnis dalam skala cukup besar, utang jangka panjang ternyata bisa jadi pilihan, lho. Lantas, apa perbedaan keduanya? Apakah utang dalam jangka panjang lebih berisiko atau justru mendatangkan banyak manfaat? Cari tahu ulasan lengkapnya di sini.

Pengertian utang jangka panjang

Utang jangka panjang adalah salah satu produk yang pelunasannya memiliki tenggat waktu cukup lama, yaitu lebih dari satu tahun. Jangka waktu pelunasan utang ini dapat berkisar selama 5 hingga 20 tahun, tergantung kesepakatan kedua belah pihak.

Umumnya, pihak yang meminjamkan utang jangka panjang adalah bank, investor, dan perusahaan besar lain. Sementara pihak peminjam berasal dari perusahaan yang memerlukan dana besar guna mengembangkan bisnisnya, seperti keperluan pembelian alat, operasional, pemasaran, menggaji karyawan, dan lainnya.

Jenis utang jangka panjang

Mom, saat ini terdapat dua jenis utang jangka panjang, yaitu utang obligasi dan hipotek.

1. Utang obligasi

Utang obligasi adalah salah satu utang yang bisa didapatkan dengan cara mengeluarkan surat berharga obligasi. Surat-surat tersebut haruslah sesuai dengan ketentuan untuk mengajukan utang piutang.

Pihak yang meminjamkan utang terlebih dahulu akan melihat nominal dari surat obligasi. Jika sudah ditentukan, akan terjalin perjanjian pinjaman jangka panjang berdasarkan nominal surat tersebut.

2. Utang hipotek

Berbeda dengan obligasi, utang hipotek menggunakan barang tidak bergerak atau harta tetap sebagai jaminan. Harta ini bisa berupa rumah, gedung, perlengkapan kantor, sertifikat tanah, dan sebagainya. Jumlah dana yang akan dipinjam dihasilkan dari kesepakatan kedua belah pihak.

Apabila nantinya pihak peminjam gagal melunasi utang jangka panjang dalam waktu yang telah disepakati, maka jaminan aset dapat disita sewaktu-waktu oleh pemberi pinjaman melalui perjanjian hitam di atas putih ketika awal perjanjian.

Perbedaan utang jangka panjang dan jangka pendek

Seperti telah disinggung sebelumnya, perbedaan utang jangka panjang dan jangka pendek jelas terlihat dari jangka waktu pelunasan dan fungsinya. Pelunasan pinjaman jangka panjang memiliki waktu cukup lama dan umumnya lebih dari satu tahun.

Sementara utang jangka pendek, jangka waktu pelunasannya cukup singkat atau harus sesegera mungkin dilunasi oleh individu atau lembaga pemberi pinjaman.

Perbedaan lain terlihat dari syarat yang harus dipenuhi. Biasanya, utang jangka pendek tidak memerlukan terlalu banyak syarat untuk berhutang. Lain halnya dengan utang jangka panjang yang harus memberikan jaminan tertentu sebagai syarat untuk dipenuhi.

Baca juga: 6 Jenis Investasi Jangka Pendek untuk Ibu Rumah Tangga

Manfaat utang jangka panjang dan jangka pendek

Agar Mom tidak salah langkah, pahami manfaat utang jangka panjang dan jangka pendek berikut ini.

Manfaat utang jangka panjang

Inilah manfaat dari pinjaman jangka panjang guna menunjang kegiatan bisnis Anda.

1. Bunga lebih rendah

Pinjaman jangka panjang biasanya memiliki bunga tetap. Apabila suku bunga naik, maka nilai aset yang dijadikan jaminan juga akan mengikuti kenaikan suku bunga. Namun, saat suku bunga turun, suku bunga pinjaman tidak berubah dan tetap pada perjanjian yang telah disepakati kedua belah pihak di awal.

2. Arus kas terencana dengan baik

Dikarenakan bunga pinjaman bersifat tetap, perusahaan menjadi lebih mudah dalam merencanakan arus kasnya. Dengan kata lain, perusahaan sudah bisa menentukan perhitungan pasti terhadap pembayaran bunga pinjaman yang harus dibayarkan serta lebih terstruktur dalam perencanaan pembayaran.

3. Pajak berkurang

Manfaat utang jangka panjang adalah mengurangi jumlah pembayaran pajak. Ketika perusahaan memiliki tanggung jawab dalam menanggung bunga pinjaman setiap tahunnya, sudah pasti laba perusahaan juga semakin berkurang. Hal ini dapat mengurangi nominal pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan setiap tahunnya.

4. Aset tetap dapat digunakan

Jika Mom memilih utang jenis hipotek, Anda tetap bisa menggunakan aset yang sudah dijadikan jaminan untuk kegiatan operasional perusahaan. Tentu ini merupakan keuntungan bagi perusahaan, sebab Mom tetap dapat memanfaatkan dan menjalankan performa terbaik menggunakan aset jaminan.

Baca juga: Apa Itu Paylater? Ini 7 Keuntungan dan Kerugiannya

Manfaat utang jangka pendek

Tak hanya pinjaman jangka panjang, utang jangka pendek juga memberikan manfaat selama masa pinjamannya.

1. Pencairan cepat

Dibandingkan pinjaman jangka panjang, proses pencairan dana utang jangka pendek memakan waktu lebih cepat. Mom hanya memerlukan waktu paling tidak satu hingga tiga hari saja dari masa pengajuan. Bahkan, jika Anda meminjam dari perusahaan fintech, pencairan dana bisa ditunggu dalam hitungan menit tanpa harus ada proses panjang.

2. Persyaratan lebih mudah

Pinjaman jangka panjang memerlukan jaminan dan banyak dokumen kelengkapan yang harus dipenuhi. Sementara utang jangka pendek umumnya memiliki persyaratan lebih longgar dan dokumen yang harus disiapkan juga lebih sedikit.

3. Bunga tetap dan rendah

Mom, bunga pengajuan utang jangka pendek di bank cukup rendah, lho. Biasanya bunga yang diberikan berkisar antara 3 hingga 7 persen setiap bulannya. Selain itu, pinjaman jangka pendek turut memberlakukan suku bunga tetap. Oleh sebab itu, Anda tidak perlu khawatir cicilan akan naik secara tiba-tiba.

4. Jangka waktu utang singkat

Manfaat lain yang bisa Mom dapatkan ketika mengajukan utang jangka pendek adalah lebih mudah mengatur arus keuangan guna merencanakan kemungkinan untuk mengambil utang lain. Mom juga tidak perlu terlalu lama berurusan dengan utang piutang sehingga memberikan perasaan tentram serta aman.

Kekurangan utang jangka panjang

Meski memiliki berbagai manfaat, namun pinjaman jangka panjang juga mempunyai beberapa kekurangan yang patut dipertimbangkan, Mom.

  • Pinjaman jangka panjang menjadikan perusahaan harus menambah beban biaya perusahaan tiap tahunnya, sebab harus menanggung bunga pinjaman.
  • Semakin besar tenggat waktu pinjaman dan jumlah utang, semakin tinggi pula risiko yang harus ditanggung perusahaan.
  • Setidaknya perusahaan harus menyiapkan dana cadangan agar saat kondisi keuangan melemah bisa tetap membayar cicilan pinjaman jangka panjang.
  • Adanya risiko perusahaan tidak dapat membayar utang.

Dalam dunia bisnis, memiliki utang memanglah hal yang wajar. Namun, sebelum mengambil keputusan untuk melakukan utang jangka panjang, pastikan Mom mempertimbangkannya secara matang terlebih dahulu, ya.

Baca juga: 5 Komponen Keuangan Suami Istri Agar Tujuan Finansial Tercapai