Mom dan Dad tentu memiliki tujuan finansial yang ingin segera dicapai bukan? Mulai dari pendidikan anak, liburan keluarga setiap tahun hingga pensiun dengan kondisi yang nyaman tanpa harus mengandalkan orang lain termasuk anak. Hal ini tentu saja bisa dicapai jika keuangan suami istri sehat.

Biar bagaimanapun, ketidakmampuan mengelola keuangan tentu saja bisa berakibat fatal. Bahkan mungkin bisa memicu konflik rumah tangga yang berkepanjangan.

Berbicara mengenai pengelolaan keuangan rumah tangga atau keuangan suami istri, kita mungkin harus mengetahui empat komponen dasar dalam pengelolaan keuangan rumah tangga terlebih dahulu.

Apa yang perlu perlu dilakukan agar keuangan Mom dan Dad sehat?

Dalam hal yang ini, Metta Anggriani, selaku Certified Financial Planner menjelaskan ada 5 komponen dasar pengelolaan keuangan suami istri:

Komponen pengaturan keuangan suami istri #1: Koordinasi

Mom dan Dad tentu saja perlu rutin berbicara secara terbuka mengenai kondisi keuangan. Tentukan waktu untuk membahas keuangan rumah tangga bersama pasangan.

Me-review kondisi keuangan secara berkala bisa membantu untuk mengetahui kondisi keuangan.Selain rutin berdiskusi tentang keuangan, Mom dan suami juga harus membagi peran dalam mengelola keuangan rumah tangga.

Untuk menunjuk “Menteri Keuangan Keluarga” ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan. Metta mengatakan, tak ada aturan baku untuk menentukan apakah Mom atau Dad yang layak untuk mengatur keuangan.

“Suami istri harus sadar dulu dengan karakter masing-masing. Siapa yang memang lebih boros dan pintar menyimpan uang. Nggak harus istri, banyak juga suami yang justru lebih pintar mengatur keuangan.

Soalnya yang paling dibutuhkan memang kemampuan keuangan yang lebih baik. Satu yang pasti, kedua belah pihak memang harus terbuka dan jujur, makanya butuh untuk me-review keuangan secara berkala,” papar Metta.

Komponen pengaturan keuangan suami istri #2. Kelola Penghasilan dengan Prinsip 10 – 20 – 30 – 40

Bagaimana dengan pengaturannya? Berapa dana yang bisa dimanfaatkan MOm untuk kebutuhan sehari-hari, investasi bahkan untuk membayar utang?

Metta mengatakan, salah satu prinsip yang bisa digunakan dalam melakukan perencanaan bagaimana menghabiskan penghasilan adalah prinsip 10 – 20 – 30 – 40. Penjumlahan dari 10 + 20 + 30 + 40 adalah 100. Angka tersebut menunjukkan berapa persen dari penghasilan yang sebaiknya dialokasikan.

Pembagian ini terbagi atas, 10 Persen untuk Kebaikan, misalnya untuk memberikan uang bulanan pada orang tua, atau zakat. Lalu, 20% untuk masa depan di mana dana ini dikelola untuk investasi, atau asuransi.

Jika memang masih harus membayar KPR rumah atau pun cicilan mobil, Metta mengingatkan agar cicitan atau utang tidak lebih dari 30%. Sedangkan untuk biaya kebutuhan hidup, alokasinya sebesar 40% dari pendapatan.

Komponen pengaturan keuangan suami istri #3: Susun Anggaran dan Catat dengan Rutin

Catatlah semua pengeluaran setiap anggota keluarga selama satu bulan. Pada akhir bulan, duduklah bersama pasangan dan jumlahkan total pengeluaran tersebut.

Kemudian, bandingkan jumlah itu dengan pemasukan yang didapatkan. Jika angka pengeluaran lebih besar dari pemasukan, maka Mom dan suami harus mengatur ulang anggaran rumah tangga.

Atau, jika penghasilan Mom dan suami jauh lebih besar dari kebutuhan. Maka Mom bisa mengalokasikan budget tersebut untuk hal lain seperti untuk tabungan pensiun dan dana darurat.

Mom dan suami bisa menyusun anggaran rumah tangga berdasarkan skala prioritas yang sesuai dengan kondisi rumah tangga Mom sendiri.

Komponen pengaturan keuangan suami istri #4: Sediakan Dana Investasi, Bukan Sisa

Setelah menyusun anggaran rumah tangga sehari-hari, Mom dan pasangan juga harus menabung dan investasi untuk tujuan finansial yang ingin dicapai. Seperti yang telah dipaparkan di atas, prinsipnya bisa menganggukan metode 10 – 20 – 30 – 40

Pastikan juga bahwa dana yang digunakan untuk investasi memang sudah ada post tersendiri. Bukan dana sisa yang ada setiap bulannya.

Untuk menyusun dana darurat Mom bisa menggunakan berbagai aplikasi kalkulator keuangan online. Atau, Mom dan suami bisa berkonsultasi dengan penasehat keuangan profesional.

Komponen pengaturan keuangan suami istri #5: Konsistensi dalam pengaturan keuangan suami istri

Setelah menyusun semua anggaran, satu hal yang sederhana dan sulit untuk dilakukan adalah konsistensi untuk menjalankannya.

Mom dan suami mungkin tergoda untuk membeli suatu barang yang tidak ada dalam anggaran rumah tangga. Namun, keinginan ini harus dicegah demi kebaikan bersama.

Jika godaan untuk tidak konsisten menghampiri, mintalah pasangan untuk mengingatkan satu sama lain.

Bagaimana, mengatur keuangan suami istri agar tujuan finansial tercapai sebenarnya tidak sulit bukan?

Baca juga: Tips Mengelola Harta Warisan Agar Berguna untuk Jangka Panjang