Apakah Mom atau suami terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di tengah wabah virus corona? Jika ya, sebaiknya jangan berlarut sedih dan kecewa. Sebab, PHK bukan akhir dari segalanya.

Masih ada hal baik dari PHK yang bisa dijadikan sebagai keuntungan. Yaitu mendapatkan uang pesangon PHK. Jadi, Mom harus bisa mencari celah untuk bisa mengatur uang pesangon sebagai kompensasi dari PHK.

Meski memang godaan untuk menghamburkan uang pesangon akan tetap ada. Tetapi bijaklah mengelola uang pesangon PHK. Jangan boros dengan uang yang diterima.

Masih ada cara dan usaha yang bisa Mom dan suami lakukan untuk memaksimalkan uang pesangon yang diperoleh. Berikut tip mengatur uang pesangon yang bisa Mom lakukan.

1. Berani menurunkan gaya hidup

Ini tentu bukan hal mudah ya, Mom. Tapi dalam situasi Mom atau suami kena PHK, langkah yang bisa dilakukan bersama adalah menurunkan gaya hidup.

Ingat, yang utama adalah kebutuhan hidup. Bukan sebaliknya gaya hidup yang ditonjolkan. Mulailah hidup hemat dan tidak boros.

Catat semua pengeluaran yang selama ini menjadi gaya hidup. Mulailah berorientasi pada kebutuhan bukan keinginan atau gengsi semata.

Sebab, sebesar apapun uang pesangon bila gaya hidup tidak disesuaikan maka bisa menghabiskan uang pesangon yang diterima. Saran, mulailah untuk menurunkan pengeluaran rutin maksimal 80 persen dari gaji saat bekerja.

2. Melunasi utang

Siapkan dana minimal untuk 3 bulan, apalagi Mom masih memiliki cicilan. Baik cicilan rumah dan cicilan yang lainnya. Alokasikan sekitar 48 persen dari pesangon.

Penting, untuk segera melunasi cicilan kartu kredit. Bila dana tidak mencukupi, Mom bisa melakukan cara lain yaitu tekanlah pokok utang tersebut. Cicil seluruh hutang kredit sebesar 15 persen dari gaji saat bekerja. Untuk cicilan kartu kredit juga alokasikan dana untuk minimal 3 bulan.

3. Tabungan atau deposito

Memiliki uang berlebih cenderung akan lebih cepat habis. Apalagi bila dalam bentuk tunai, risikonya jika tidak mampu dikelola dengan baik maka uang pesangon akan cepat habis tanpa disadari.

Tip sebaiknya simpanlah uang pesangon PHK dalam bentuk tabungan atau deposito. Mom, bisa menghitung dahulu kebutuhan hidup dan kewajiban selama tiga bulan ke depan. Sisanya bisa ditabung atau dalam bentuk deposito.

Cara ini dianggap aman karena dalam jangka waktu tertentu sesuai perjanjian Mom bisa gunakan untuk kebutuhan.

4. Investasi

Mom juga bisa mengalokasikan uang pesangon PHK untuk mulai berinvestasi. Mulailah dari modal yang minim, juga tidak masalah. Setidaknya sisipkan minimal 15 persen dari pesangon untuk investasi jangka pendek, menengah atau panjang. Tergantung dari kebutuhan dan hasil diskusi dengan suami.

Pilihlah jenis investasi misal, reksadana, emas atau properti. Investasi reksadana misalnya akan memberikan keuntungan yang lebih dari inflasi.

Dengan berinvestasi, Mom akan terbantu untuk tetap memiliki pendapatan yang dapat membantu masalah ekonomi akibat PHK. Selain itu, investasi membantu agar uang pesangon tidak langsung hilang sekejap untuk hal yang tidak dibutuhkan.

Tip. Carilah informasi sebanyak-banyaknya sebelum memutuskan berinvestasi. Sebab, investasi memiliki prinsip, risiko berbanding lurus dengan keuntungan. Semakin kecil risiko, semakin sedikit keuntungan yang diraih.

5. Mendirikan usaha

Jika kebutuhan dan segala hutang minimal untuk tiga bulan ke depan sudah terpenuhi. Serta Mom sudah berinvestasi maka bisa melakukan cara lain yaitu mendirikan usaha.

Mulailah dari usaha kecil yang memang sesuai passion dan kompetensi. Alokasikan sekitar 20 persen dari total pesangon untuk membuka usaha.

Uang pesangon untuk alokasi mendirikan usaha ini sudah termasuk untuk cadangan modal minimal tiga bulan ke depan. Tujuannya untuk berjaga-jaga bila hasil usaha tidak berjalan mulus.

Jadi, bijaklah mengelola uang pesangon PHK agar bisa mendapatkan manfaat yang maksimal dan tidak memicu konflik rumah tangga akibat ekonomi rumah tangga yang tidak kondusif.

Baca juga: Ide Bisnis dari Rumah yang Bisa Mom Lakukan Selama Pandemi Corona