Apakah Mom adalah tipe orang tua yang sangat dekat dengan anak dan memberikannya kebebasan tanpa banyak aturan? Perilaku ini termasuk ke dalam ciri-ciri pola asuh permisif. Meski bertujuan baik, akan tetapi pola asuh permisif ternyata bisa memberikan dampak kurang baik terhadap anak lho, seperti manja dan kurang disiplin.

Namun, bukankah itu menunjukkan bahwa orang tua sangat menyayangi anaknya? Agar Mom lebih memahaminya secara jelas, yuk simak pengertian pola asuh permisif di bawah ini lengkap dengan ciri-ciri dan dampaknya.

Pengertian pola asuh permisif

Salah satu tantangan terbesar ketika menjadi orang tua adalah mengasuh dan membesarkan anak dengan baik. Bukan tanpa alasan, pola asuh yang Mom dan Dad terapkan tentu akan mempengaruhi perkembangan si kecil hingga ia dewasa. Adapun salah satu tipe mengasuh anak yang cukup sering digunakan ialah pola asuh permisif.

Pengertian pola asuh permisif adalah cara orang tua yang cenderung memberikan kebebasan kepada buah hati tanpa banyak aturan. Di samping itu, gaya mengasuh ini juga memastikan anak sebisa mungkin tidak kekurangan perhatian maupun kasih sayang sedikitpun.

Salah satu ciri-ciri pola asuh permisif adalah menerapkan hubungan pertemanan antara orang tua dan anak. Kedekatan di antara keduanya membuat konflik atau adu mulut jarang sekali terjadi, Mom. Di sini, orang tua bukannya memberi aturan dan hukuman untuk mendisiplinkan, melainkan lebih ke bersikap santai dan memanjakan anak.

Kelebihan gaya mengasuh permisif adalah anak mendapatkan kebebasan untuk berkreasi dan berinovasi dengan pemikirannya sendiri. Ini akan menjadikan mereka lebih kreatif serta memiliki keterampilan sosial yang baik. Sementara di sisi lain, metode tersebut bisa membuat anak menjadi tidak dewasa atau kurang disiplin, lho.

Ciri-ciri pola asuh permisif

Adapun ciri-ciri pola asuh permisif adalah sebagai berikut:

  • Sangat dekat dan memberikan perhatian penuh pada anak
  • Tidak banyak menerapkan aturan atau hukuman
  • Jika ada, aturan biasanya bersifat fleksibel dan tidak konsisten
  • Cenderung seperti sosok “teman”, bukan orang tua
  • Menggunakan embel-embel hadiah agar anak menurut dan patuh
  • Mengutamakan kebebasan anak daripada tanggung jawab
  • Meminta pendapat anak dalam keputusan besar atau penting
  • Jarang memberikan konsekuensi

Baca juga: 8 Ciri-Ciri Toxic Parents, Apakah Anda Termasuk? Ini Bahayanya

Dampak pola asuh permisif

Mom dan Dad yang menerapkan gaya mengasuh permisif mungkin pada dasarnya ingin memberikan kasih sayang serta perhatian penuh. Ini sama sekali tidak salah, kok.

Akan tetapi, perlu dipahami bahwa sikap terlalu santai dan memberikan kebebasan pada anak kenyataannya dapat berakibat buruk pada mereka. Adapun dampak pola asuh permisif adalah sebagai berikut.

1. Anak kurang berprestasi

Menurut beberapa penelitian, dampak pola asuh permisif adalah rendahnya prestasi anak di berbagai bidang. Ini disebabkan oleh kebiasaan orang tua yang santai dan tak menaruh ekspektasi apapun pada buah hatinya. Dengan begitu, anak-anak juga tidak memiliki target atau tujuan untuk diperjuangkan.

2. Tidak pandai membuat keputusan

Tidak adanya aturan dan pedoman yang diberikan orang tua ternyata dapat membuat sang anak mengambil keputusan buruk atau kurang tepat. Selain itu, mereka juga akan kesulitan dalam memecahkan sebuah masalah. Inilah yang kemudian mengakibatkan keterampilan sosialnya tidak cukup baik, Mom.

3. Kurang bisa memahami emosi

Dikarenakan tidak terbiasa dalam menghadapi berbagai emosinya secara efektif, anak-anak menjadi kesulitan dalam memahami keadaan. Ini seringkali terjadi saat mereka tidak mendapatkan apa yang diinginkan, terlebih ketika dihadapkan pada kondisi yang bisa memicu stres dan sulit.

4. Cenderung berperilaku nakal

Kebebasan dan tidak adanya aturan atau hukuman cenderung menyebabkan anak berperilaku nakal atau buruk, lho. Kondisi ini bisa jadi karena mereka lebih merasa bebas dan mampu melakukan apapun yang diinginkan tanpa ada konsekuensi apapun.

5. Tidak bisa mengatur waktu atau kebiasaan

Terakhir, dampak pola asuh permisif adalah menciptakan kebiasaan kurang baik. Anak akan terbiasa melakukan apapun yang diinginkannya tanpa ada aturan, seperti terlalu banyak menonton televisi, bermain games, tidur dan makan berlebihan. Apabila terjadi secara terus-menerus, tentu ini akan menimbulkan kebiasaan kurang baik pada anak, Mom.

Baca juga: 10 Fakta Anak Bungsu & Sifat Khasnya yang Wajib Diketahui Orang Tua

Cara menyiasati pola asuh permisif

Sebenarnya, menerapkan pola asuh permisif tidaklah sepenuhnya salah, sebab tiap Mom dan Dad pasti memiliki cara mendidik anaknya masing-masing. Oleh karena itu, berikut beberapa tips menyiasatinya agar tidak berdampak negatif pada buah hati Anda.

1. Buat aturan sederhana

Untuk mengajarkan dan membiasakan anak dengan aturan atau struktur, buatlah beberapa peraturan sederhana di rumah. Dengan begitu, anak akan lebih memahami apa saja ekspektasi Mom dan Dad terhadap mereka.

2. Ajarkan konsekuensi

Tak hanya aturan, berikan juga pemahaman kepada mereka mengenai tanggung jawab atau konsekuensi dari setiap perbuatannya. Misalnya, batasi waktu anak bermain games jika ia melanggar aturan.

3. Berikan apresiasi pada perilaku baik

Saat anak mulai mengikuti aturan yang diterapkan di rumah, cobalah sesekali berikan apresiasi atau hadiah sederhana untuk membantu mereka memahami konsekuensi dari perbuatannya. Contohnya jika ia telah belajar dengan giat, ajaklah anak berjalan-jalan, Mom.

4. Konsisten

Cobalah sebisa mungkin untuk menerapkan hal-hal di atas secara konsisten ya, Mom. Meski demikian, Anda tidak perlu mengesampingkan kebiasaan yang cenderung penyayang dan sangat dekat dengan anak-anak seperti sahabat.

Walau sebenarnya Mom dan Dad bertujuan baik, namun tak bisa dipungkiri jika pola asuh permisif cenderung memberikan dampak negatif terhadap anak. Alangkah baiknya jika Anda mengkombinasikan cara ini dengan pola asuh otoritatif secara seimbang. Dengan begitu, anak lebih mengenal aturan ataupun tanggung jawab.

Baca juga: Melatih Mental Berani, 5 Cara Mengasahnya pada Anak