Artikel kita yang berjudul “Haruskah Aku Melakukan Orgasme Palsu Demi Pasangan?” ini merupakan lanjutan dari artikel sebelumnya mengenai orgasme. Nah, para Mom sudah membaca belum nih artikel yang sebelumnya? Kalau belum, yuk baca dulu!

Kali ini, kita akan membahas lebih lanjut seputar orgasme palsu. Apakah Mom pernah mendengarnya? Jika belum, yuk simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini Mom!

Download aplikasi ruangmom

Fakta Seputar Orgasme

Perlu diketahui, hubungan seksual merupakan salah satu komponen yang penting dalam kehidupan berumah tangga. Oleh karena tidak hanya bagian dari ibadah, namun aktivitas seksual dalam pernikahan memiliki banyak manfaatnya.

Adapun beberapa manfaat dari aktivitas seksual dalam pernikahan adalah sebagai berikut:

  1. Meningkatkan keintiman bersama dengan pasangan.
  2. Menghilangkan stress.
  3. Memelihara hubungan emosional dengan pasangan.
  4. Mengekspresikan cinta dan perhatian kepada pasangan.

Pemahaman manfaat yang dapat didapatkan membuat kita memahami ya Mom, bahwa aktivitas seksual merupakan hal yang penting. Lantas, apakah setiap kali pasangan suami istri melakukan aktivitas seksual, selalu mencapai tahap klimaks yaitu orgasme?

Nyatanya tidak untuk pertanyaan tersebut. Dilansir dari penelitian yang telah dilakukan pada 1.497 pria dan 1.353 wanita, didapatkan hasil bahwa 86% pria mengalami orgasme, sedangkan pada wanita sebesar 62%.

Penelitian lainnya menemukan bahwa 60% wanita yang diteliti mencapai orgasme ketika masturbasi dan hanya mencapai orgasme sebesar 29% ketika melakukan aktivitas seksual bersama dengan pasangan.

Beberapa penelitian berusaha menjelaskan mengenai orgasm gap ini. Orgasme wanita merupakan hal yang rumit dan sulit dipahami karena wanita memiliki frekuensi orgasme yang tidak sama dengan pria.

Ada beberapa hal yang diusahakan oleh pasangan untuk mencapai orgasme, salah satunya ialah dengan stimulasi klitoris. 40% dari pasangan melakukan stimulasi klitoris pada saat penetrasi penis dan 34% melakukannya tanpa penetrasi.

Akan tetapi, ada lagi nih yang lainnya yaitu dengan orgasme palsu. Yup, jadi orgasme palsu atau fake orgasm adalah salah satu hal yang ternyata banyak dilakukan oleh para wanita.

Baca juga: 9 Cara Ampuh Membuat Wanita Mencapai Puncak Orgasme Saat Seks

Apakah Orgasme Palsu Adalah Hal yang Benar untuk Dilakukan?

Sebelum membahas benar atau tidaknya, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu alasan mengapa pasangan melakukan orgasme palsu ya Mom. Adapun beberapa alasan mengapa pasangan melakukan fake orgasm adalah sebagai berikut.

  1. Berdasarkan studi literatur, wanita memprioritaskan kebahagiaan pasangannya selama hubungan seksual dibandingkan dengan kebahagiaan dirinya sendiri. Ada dua faktor yang melandasi pemahaman yang kurang tepat ini yakni asumsi wanita kurang berhak atas kenikmatan seksual dan kesulitan dalam mengkomunikasikan dengan pasangan.
  2. Wanita menetapkan standard untuk kepuasan seksual yang cukup rendah yaitu tidak merasakan sakit.
  3. Fake it till you make it”. Ungkapan ini menggambarkan orgasme palsu digunakan sebagai usaha untuk mencapai orgasme.
  4. Menghindari konflik karena ada kekecewaan atau kebosanan dalam aktivitas seksual.
  5. Meyakinkan pasangan akan adanya gairah seksual terhadap pasangan.
  6. Ingin segera mengakhiri aktivitas seksual.

Setelah memahami alasan yang melatarbelakanginya, yuk ketahui alasan mengapa sebaiknya kita tidak memalsukan orgasme Mom.

Nah ternyata Mom, orgasme palsu ini bukannya memudahkan untuk mencapai orgasme sesungguhnya, namun malah akan mempersulit. Hal tersebut disebabkan karena dengan fokus untuk ‘berpura-pura’ membuat terputusnya antara sensasi dan persepsi tubuh.

Sebuah studi dalam jurnal Communication Monographs menemukan bahwa orgasme palsu tidak merangsang pelepasan hormon cinta yaitu oksitosin yang dapat membantu memperkuat ikatan dengan pasangan.

Hal yang buruk pun dapat terjadi apabila pasangan menyadari akan adanya pemalsuan orgasme. Perlu diketahui, pemalsuan orgasme ini dapat menghilangkan kepercayaan terhadap pasangan dalam suatu hubungan.

Apa yang Harus Dilakukan untuk Menghentikan Orgasme Palsu?

Kunci utama dalam menghentikan adanya pemalsuan orgasme adalah dengan komunikasi. Setiap pasangan sebaiknya saling berkomunikasi secara terbuka.

Permasalahan yang dirasakan dan harapan dari pasangan harus selalu dikomunikasikan sehingga kebahagiaan dan kepuasan dalam berhubungan seksual tidak hanya dirasakan oleh salah satu pihak, namun oleh kedua belah pihak.

Selain itu, penting juga untuk diketahui bahwa mayoritas dari yang mengalami gangguan orgasme dikarenakan adanya eksplorasi terlalu dini pada saat usia muda.

Akibatnya, ketika melakukannya bersama dengan pasangan dan tidak memenuhi ekspektasi, muncul ketidakpuasan dan meningkatkan kemungkinan untuk melakukan orgasme palsu terhadap pasangan.

Oleh karena itu, penting sekali bagi Mom yang memiliki anak remaja untuk memberikan edukasi terarah pada putera dan puterinya mengenai hal ini.

Jika Mom ingin mengetahui lebih lanjut tentang orgasme palsu yuk ikutan KelasMom Online: RUMPI (Ruang Mimpi Ipel) Sirnakan Orgasme Palsu bersama Jennifer Jill Supit (Jennifer Ipel) dan Zoya Amirin, M.Psi., FIAS (Sexolog) pada Minggu, 28 Agustus 2022 ini!

Itulah pembahasan seputar orgasme palsu yang dapat Ruangmom sampaikan. Sampai di sini, Mom tentu sudah mengerti bukan bahwa fake orgasm adalah hal yang tidak disarankan?

Maka dari itu, komunikasikanlah dengan Dad secara terbuka agar Mom pun dapat menikmati kenikmatan hubungan seksual. Semoga artikel ini bermanfaat dan sampai jumpa!

Sumber: The Journal of Sexual Medicine, JSTOR, NCBI PubMed, Research Gate, Crisis Magazine, Everyday Health, The Healthy Marriage, Times of India

Ditulis oleh: dr. Florencia Adeline

Baca juga: 5 Gaya Bercinta yang Disukai Wanita: Mana Favorit Mom?