Pasca melahirkan, penurunan estrogen dan perubahan hormon lainnya terkadang dapat menyebabkan pusing bahkan sakit kepala pada sebagian besar ibu. Jika Anda kebetulan sedang mengeluhkan mengalami pusing saat menyusui, penting bagi Anda untuk mengetahui jenis obat pusing untuk ibu menyusui yang aman untuk dikonsumsi.

Kalkulator Finansial

Penyebab Ibu Menyusui Rentan Mengalami Pusing

Berdasarkan penelitian, sekitar 30% - 40% wanita akan mengalami pusing dan gejala sakit kepala lainnya selama periode pascapersalinan. Periode ini biasanya dimulai dari minggu pertama setelah melahirkan sampai enam minggu ke depan.

Itu karena tubuh Mom mengalami perubahan hormon yang signifikan selama kehamilan dan setelah melahirkan. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemungkinan ibu menyusui mengalami pusing, antara lain:

1. Perubahan Hormon

Selama kehamilan, tubuh Mom mengalami peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron. Pusing yang Mom alami ada karena tubuh Mom berusaha menstabilkan kadar estrogen.

Hormon tersebut secara alami menurun cukup drastis setelah Mom melahirkan. Itulah sebabnya tubuh Mom jadi lebih rentan mengalami pusing, sakit kepala, migrain, bahkan vertigo.

2. Kelelahan

Merawat bayi baru lahir bisa sangat melelahkan dan menyebabkan kelelahan fisik dan mental. Hal ini juga dapat menyebabkan Mom mengalami pusing selama masa menyusui.

Baca juga: 5 Hal yang Boleh Dilakukan dan Pantangan Setelah Melahirkan

3. Dehidrasi

Penting untuk Anda perhatikan bahwa selama masa menyusui, tubuh Anda membutuhkan asupan cairan yang cukup untuk memproduksi ASI dan mencegah tubuh Anda mengalami dehidrasi. Sebab, dehidrasi akan mengganggu fungsi tubuh yang normal, termasuk fungsi otak.

Ketika tubuh kekurangan cairan, otak akan memberi sinyal untuk memicu reaksi yang dapat membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Salah satu reaksi ini adalah vasodilatasi, yaitu melebarkan pembuluh darah di otak untuk meningkatkan aliran darah dan memberikan nutrisi yang dibutuhkan.

Vasodilatasi inilah yang dapat memicu rasa pusing dan sakit kepala. Selain itu, dehidrasi juga dapat menyebabkan penurunan volume darah dan menyebabkan otak kekurangan oksigen dan nutrisi, yang juga dapat memicu pusing.

4. Stres dan Kecemasan

Merawat bayi baru lahir, seperti mengganti popok, memandikan, menidurkan, dan menyusui berjam-jam, bisa menimbulkan stres dan kecemasan pada ibu menyusui. Hal ini juga dapat memicu munculnya sakit kepala atau pusing.

Obat Pusing yang Aman Untuk Ibu Menyusui

Beberapa obat pusing berikut bisa jadi pilihan yang aman untuk Mom konsumsi saat menyusui:

1. Tylenol (Acetaminophen)

Obat ini dikenal juga sebagai parasetamol dan dianggap sebagai obat pereda nyeri untuk gejala awal pusing dan sakit kepala yang aman untuk ibu hamil atau menyusui. Acetaminophen bekerja dengan cara mengurangi rasa sakit dan menurunkan demam.

Obat ini tidak bersifat antiinflamasi dan tidak akan mempengaruhi produksi ASI. Dosis yang aman untuk ibu menyusui adalah dosis yang sama dengan yang direkomendasikan untuk orang dewasa, yakni 500-1000 mg per dosis.

Jadwal konsumsi obat dapat diulang setiap 4-6 jam jika diperlukan. Namun, jangan mengonsumsi lebih dari 4000 mg acetaminophen per hari.

2. Ibuprofen

Obat selanjutnya yang aman untuk meredakan pusing pada ibu menyusui adalah ibuprofen. Ini adalah satu jenis obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang relatif aman sebagai obat sakit kepala pada ibu menyusui. Obat ini bekerja dengan mengurangi inflamasi dan meredakan rasa sakit.

Beberapa studi juga telah menunjukkan bahwa ibuprofen aman untuk ibu menyusui dan tidak mempengaruhi kualitas atau kuantitas ASI, karena hanya sekitar 0,65% (RID 0,65%) saja yang masuk ke dalam ASI. Dosis yang disarankan adalah 200-400 mg per dosis dan hindari mengonsumsinya lebih dari 1200 mg per hari.

Namun, ibuprofen tidak boleh untuk ibu menyusui yang memiliki riwayat asma, tukak lambung, gangguan perdarahan, penyakit ginjal, atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti antikoagulan.

3. Beta-Blocker

Beta-blocker adalah obat yang biasanya berguna untuk mengobati kondisi jantung, seperti tekanan darah tinggi, angina, dan aritmia. Namun, beberapa jenis beta-blocker seperti propranolol (RID 0,3-0,5) dan metoprolol (RID 1,4) dapat juga dikonsumsi sebagai obat pusing untuk ibu menyusui.

Namun, penggunaan beta-blocker perlu Mom perhatikan, karena obat ini dapat masuk ke dalam ASI (meskipun kadarnya sedikit) dan mempengaruhi bayi yang disusui. Jadi, sebelum mengonsumsi obat ini, sebaiknya Mom konsultasikan dahulu dengan dokter untuk menentukan jenis beta-blocker yang aman dan dosis yang tepat.

4. Obat Pusing Kortikosteroid Untuk Ibu Menyusui

Meskipun tidak banyak penelitian tentang penggunaan kortikosteroid pada ibu menyusui, beberapa studi menunjukkan bahwa jenis kortikosteroid seperti prednison dan prednisolon oral dinilai relatif aman untuk dikonsumsi saat Mom menyusui. Sebab, kadar obat yang terserap ke dalam ASI hanya berkisar 1-2% saja dari dosis.

5. Suplemen Magnesium dan Riboflavin (Vitamin B2)

Beberapa studi menunjukkan bahwa suplemen magnesium dan riboflavin aman dan efektif dalam mengurangi frekuensi dan intensitas sakit kepala pada ibu menyusui. Magnesium membantu mengatur fungsi otot dan saraf, termasuk di area kepala, sementara riboflavin mampu mengubah makanan menjadi energi untuk tubuh.

6. Naproxen

Ini adalah obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang sangat berguna untuk meredakan sakit kepala, nyeri sendi, nyeri menstruasi, dan gejala inflamasi lainnya. Naproxen bekerja dengan cara menghambat produksi prostaglandin yang merupakan zat yang menyebabkan inflamasi dan rasa sakit.

Obat ini dianggap relatif aman untuk digunakan oleh ibu menyusui, karena hanya sedikit obat yang diekskresikan ke dalam ASI dan memiliki RID yang relatif rendah, yaitu sekitar 0,1-0,3%.

Yuk, Konsumsi Obat Pusing yang Aman Untuk Ibu Menyusui!

Itulah beberapa obat pusing yang aman dikonsumsi oleh ibu menyusui. Namun, sebelum mengonsumsi obat-obatan tersebut, alangkah baiknya jika Mom konsultasikan dulu dengan dokter. Untuk mencegah terjadinya efek samping yang bisa berdampak buruk untuk Mom sendiri maupun sang buah hati.