Fibroid rahim merupakan salah satu dari sekian banyak jenis penyakit yang menyerang sistem reproduksi wanita. Kondisi ini ditandai dengan adanya jaringan tidak normal yang tumbuh di dinding rahim.

Jaringan itu tersusun dari sel-sel yang membelah hingga menjadi tumor. Fibroid biasanya bersifat jinak dan ukurannya kecil, tapi bisa saja membesar, sehingga menyebabkan sakit perut parah, bahkan kanker.

Mengutip dari WebMD, setidaknya ada 4 jenis fibroid, salah satunya yaitu submucosal fibroid. Jenis fibroid ini tumbuh tepat di bawah lapisan rahim dan dapat memadat ke dalam rongga rahim, sehingga menyebabkan perdarahan hebat dan komplikasi serius.

Submucosal fibroid atau fibroid submukosa juga dapat menghalangi dan memutarbalikkan saluran tuba. Hal itu berdampak kepada sperma yang tidak dapat melakukan perjalanan menemui sel telur untuk pembuahan, atau dengan kata lain fibroid ini bisa menyebabkan infertilitas.

Sementara itu, untuk Mom yang sedang hamil dan mengalami fibroid submukosa di waktu yang bersamaan, maka ini berisiko mengganggu kehamilan. Ada kemungkinan fibroid dapat menyebabkan keguguran.

Sebelum mengetahui bagaimana cara mengatasi fibroid rahim, berikut ulasan terkait penyebab dan siapa saja yang berisiko menderita penyakit ini.

Faktor Penyebab Fibroid Rahim

Sebenarnya sampai sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebabnya. Serta, mayoritas wanita yang mengalami fibroid rahim tidak memiliki gejala apapun, dan mereka tidak sadar jika menderita fibroid.

Walau demikian, ada beberapa faktor yang dicurigai menjadi penyebab fibroid. Berikut ini di antaranya.

1. Hormon

Estrogen dan progesteron adalah hormon yang diproduksi oleh ovarium. Kedua hormon ini menyebabkan lapisan rahim beregenerasi selama setiap siklus menstruasi dan dapat merangsang pertumbuhan fibroid.

2. Genetik

Ada kemungkinan fibroid disebabkan juga oleh riwayat keluarga yang terlebih dahulu pernah menderitanya. Jika ibu, saudara perempuan, atau nenek memiliki riwayat kondisi ini, maka Mom dapat mengembangkannya juga.

3. Kehamilan

Kehamilan meningkatkan produksi estrogen dan progesteron dalam tubuh. Fibroid dapat berkembang dan tumbuh dengan cepat saat Moms sedang hamil.

Siapa Saja yang Berisiko Terkena Fibroid?

Menurut National Institutes of Health (NIH), sekitar 80% wanita mengidap fibroid rahim pada usia 50 tahun. Di samping itu, wanita dengan kondisi ini juga berisiko mengalaminya, seperti:

  • Kehamilan

  • Ada riwayat keluarga fibroid

  • Usia di atas 30 tahun

  • Berat badan berlebih atau obesitas

Cara Mendiagnosis Fibroid

Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, Mom harus mengunjungi dokter kandungan, karena harus melakukan pemeriksaan panggul. Pemeriksaan ini digunakan untuk memeriksa kondisi, ukuran, dan bentuk rahim.

Selain itu, Mom juga mungkin memerlukan tes lain yang, di antaranya yaitu:

1. Ultrasonografi (USG)

USG memungkinkan dokter melihat struktur internalnya dan semua fibroid yang ada. Untuk memeriksanya, dokter akan melakukan USG transvaginal, yakni tongkat ultrasound dimasukkan ke dalam vagina.

Dengan begitu akan memberikan gambar yang lebih jelas. Sebab, melakukan prosedur ini membuatnya lebih dekat dengan rahim.

2. MRI panggul

Prosedur ini akan menghasilkan gambar rahim, ovarium, dan organ panggul lainnya.

Metode pengobatan fibroid rahim

Ada berbagai alternatif cara untuk mengobati fibroid, berikut ini di antaranya.

1. Obat pereda nyeri

Obat pereda nyeri seperti acetaminophen dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen atau naproxen dapat membantu meredakan rasa kram yang Mom alami.

2. Perawatan Ultrasound

Ultrasonografi adalah salah satu cara untuk menghancurkan fibroid tanpa risiko merusak rahim. Sebagian besar wanita pulih dengan cepat dari prosedur ini dan dapat kembali ke kegiatan rutin dalam waktu 24 jam.

Akan tetapi, efek jangka panjangnya masih dipelajari. Serta, cara ini tidak direkomendasikan untuk wanita yang ingin hamil.

3. Rutin Olahraga

Olahraga teratur dapat mencegah fibroid. Dalam satu studi, wanita yang berolahraga tujuh jam atau lebih dalam seminggu memiliki fibroid yang jauh lebih sedikit daripada wanita yang berolahraga kurang dari dua jam seminggu.

Obesitas juga merupakan faktor risiko fibroid. Jadi, berolahraga secara teratur dapat membantu Mom mempertahankan berat badan yang sehat dan mengurangi risiko fibroid.

4. Operasi Fibroid rahim

Miomektomi adalah salah satu tindakan pembedahan yang dilakukan untuk menghilangkan fibroid rahim atau tumor rahim jinak. Dengan miomektomi, gejala-gejala yang timbul, seperti nyeri panggul, perdarahan menstruasi yang berat, serta sering buang air kecil, akan teratasi dengan baik.

Sayangnya, setelah melakukan operasi miomektomi, fibroid masih bisa tumbuh lagi, khususnya untuk wanita di usia muda. Oleh karena itu, setelah melakukan miomektomi, perlu konsultasi dan pemeriksaan lebih lanjut kepada dokter.

Itulah informasi tentang fibroid rahim. Semoga bermanfaat, Mom.

Baca Juga: Tak Hanya Perempuan, Program Hamil Juga Perlu Dilakukan Pria, Ini Caranya