Kecerdasan emosional menjadi salah satu aspek kecerdasan yang berperan penting dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh sebab itu, melatih kecerdasan emosional anak sejak dini perlu menjadi fokus para orang tua.

Dengan demikian, ketika anak mulai tumbuh dewasa dan masuk ke kehidupan masyarakat, maka anak telah memiliki kecerdasan emosional yang memadai. Hal ini berperan ketika anak menjalin relasi sosial dengan sesamanya.

Kalkulator Finansial

Tips Cara Melatih Emosi Anak agar Cerdas Sejak Dini

Tentang hal ini, Mom tak perlu kuatir, berikut ini adalah beberapa cara untuk melatih emosi pada anak sejak dini:

1. Mengenalkan Jenis Emosi

Anak tidak lahir dengan pemahaman tentang berbagai jenis emosi yang ia rasakan. Justru, anak biasanya bingung tentang perasaannya sendiri. Pada usia anak yang masih sangat dini, kebingungan perasaan ini muncul dalam bentuk tangisan.

Inilah sebabnya tangisan anak dapat memiliki banyak makna emosi. Mulai dari marah, sedih, cemas, takut, dan sebagainya. Oleh sebab itu, Mom dapat melatih anak untuk mengenali jenis-jenis emosi ini sejak dini.

Tipsnya adalah dengan memberi nama emosi tersebut ketika anak merasakannya. Misalnya, pada situasi ketika anak kehilangan mainannya, sehingga menangis. Mom dapat memperkenalkan emosi tersebut dengan mengatakan “Adik sedih karena mainannya hilang, ya?”.

Perbincangan sederhana semacam ini akan membantu anak belajar untuk memberi label pada perasaannya sendiri. Selanjutnya, ketika anak semakin cerdas, ia juga akan lebih mudah mengenali emosi yang ditampilkan oleh orang lain.

2. Validasi Perasaan Anak

Cara melatih kecerdasan emosional anak berikutnya adalah dengan memvalidasi perasaan anak. Ungkapan emosi anak berupa tangisan memang kerap dirasa mengganggu. Padahal, ini adalah salah satu kesempatan untuk memvalidasi perasaan anak.

Jika perasaan anak tidak tervalidasi, ini akan berdampak buruk pada perkembangan kecerdasan emosionalnya. Pertama, anak jadi sulit memahami perasaannya sendiri, karena perasaan itu disangkal orang tuanya. Kedua, anak juga jadi kurang dapat mengembangkan empati terhadap perasaan orang lain.

Tips untuk memvalidasi perasaan anak salah satunya adalah dengan tidak mengucapkan kata-kata larangan ketika anak sedang mengungkapkan emosinya. Walaupun ungkapan itu berupa tangisan.

Alih-alih mengucapkan larangan seperti “jangan menangis!” atau “begitu saja kok nangis?”. Mom dapat memvalidasi misalnya dengan kalimat “Mainan adik hilang, maka adik merasa sedih. Mama paham adik sedang sedih.”.

Baca juga: Tanda Bahaya Perkembangan Anak, Wajib Dicatat!

3. Mengajarkan Reaksi Emosi Melalui Permainan

Anak yang memiliki kecerdasan emosi akan menampilkan emosi sesuai dengan situasinya. Oleh sebab itu, selain belajar mengenali emosinya sendiri, anak juga perlu berlatih mengendalikan emosi yang tepat sesuai dengan situasi.

Salah satu cara melatih emosional anak yang dapat Mom praktikan adalah dengan mainan edukatif bayi 0-12 bulan. Board Game Karnaval Seru dapat menjadi pilihan. Permainan ini terdiri dari banyak kartu bertuliskan situasi tertentu. Anak kemudian diminta menceritakan emosi atau perasaannya berdasarkan situasi tersebut.

Melatih kecerdasan emosional anak dengan setting situasi seperti ini akan memberi kesempatan anak untuk berimajinasi dan membayangkan reaksinya sendiri. Mom dapat memberi masukan pada anak untuk melatih kepekaan dan reaksi emosinya.

Sebagai contoh, ketika situasi yang tertulis menceritakan kemalangan orang lain. Maka, Mom dapat menjelaskan bagaimana ia dapat turut sedih atas hal buruk yang menimpa orang lain. Melalui hal seperti ini, anak belajar tentang reaksi emosi yang tepat sekaligus menstimulus kreatifitas anak.

4. Contoh Perilaku dari Orang Tua

Cara berikutnya adalah dengan menjadi teladan baik dalam pengelolaan emosi. Anak-anak banyak belajar melalui contoh yang ada di hadapannya. Mereka belum memiliki kapasitas untuk memilah baik dan buruk.

Oleh sebab itu, orang tua maupun orang dewasa lain di sekitar anak perlu menjadi teladan baik, sebagai upaya latihan kecerdasan emosi.

Tentang hal ini, terdapat beberapa hal yang dapat menjadi perhatian. Misalnya, ketika orang tua dalam kondisi marah. Bagaimana orang tua mengungkapkan kemarahan akan menjadi contoh bagi anak.

Contohnya, apabila orang tua marah dengan membanting barang. Maka jangan heran, jika anak meluapkan emosi marah dengan cara yang sama.

Menjadi teladan baik adalah cara melatih kecerdasan emosional anak yang paling ampuh. Bagaimana Mom ingin anak mengekspresikan emosinya, maka tunjukkan pada anak demikian dalam kehidupan sehari-hari.

5. Mengajak Anak Terlibat

Kecerdasan emosi akan banyak berperan ketika anak berinteraksi dengan sesama. Oleh karena itu, cara melatih emosional anak berikutnya adalah dengan melibatkannya dalam situasi sosial. Dengan cara ini, motorik balita akan semakin terasah melalui interaksi nyata.

Dalam lingkungan rumah, Mom dapat mengajak anak terlibat dalam pekerjaan rumah sederhana. Misalnya, libatkan anak untuk memetik sayur yang akan dimasak bersama untuk makan malam.

Pembagian tugas semacam ini akan melatih kepekaan emosi anak dalam konteks kerjasama. Selain itu, akan lebih baik jika anak terlibat dengan lebih banyak orang. Misalnya, libatkan anak-anak lain yang lebih besar maupun kecil.

Dalam situasi nyata seperti ini, anak akan berlatih untuk mengekspresikan emosinya di hadapan orang lain.

6. Evaluasi dalam Obrolan

Cara melatih kecerdasan emosional anak berikutnya adalah dengan mengajak anak melakukan evaluasi dalam obrolan ringan. Melalui obrolan, Mom dapat memberikan nasihat pada anak mengenai perilaku maupun emosinya.

Misalnya, Mom dapat membahas tentang kejadian berebut mainan yang anak alami saat play date. Mom dapat menanyakan tentang bagaimana hal tersebut terjadi. Bagaimana anak menceritakan akan melatih kapasitas komunikasinya.

Sedangkan isi cerita anak dapat dianalogikan sebagai rapor emosi anak. Bagaimana anak mengelola emosi dalam kejadian tersebut menunjukkan kecerdasan emosionalnya. Anak mungkin kesal, kecewa, tersakiti, dan sebagainya.

Maka, ini adalah kesempatan Mom untuk memberi nasihat bagaimana cara mengelola semua perasaan tersebut. Namun ingat, jangan sampai terlewat untuk memvalidasi perasaan anak terlebih dahulu.

7. Motivasi

Tips terakhir adalah Mom perlu terus memotivasi anak agar ia terdorong untuk belajar mengelola emosinya. Beberapa hal dapat menghambat dan menciutkan motivasi anak, sehingga perlu Mom hindari.

Beberapa hal tersebut antara lain adalah memotong cerita anak, melarang anak mengekspresikan sesuatu (misalnya tidak boleh sedih), dan marah pada anak atas ekspresi emosinya. Ketiga tindakan ini tidak hanya menciutkan motivasi anak, namun juga menghambat perkembangan empati anak.

Selain menghindari ketiga hal tersebut, Mom dapat melatih kecerdasan emosional anak dengan memberi motivasi. Pertama, dapat Anda lakukan dengan mengucapkan terimakasih apabila anak memang layak mendapatkannya. Misalnya, setelah ia membantu melakukan sesuatu.

Situasi lain, misalnya setelah anak menceritakan sesuatu. Hal ini akan membuat anak merasa dihargai. Kata lain yang dapat mendorong perkembangan emosi anak adalah kata maaf dan tolong. Terutama ketika Mom memintanya untuk mengurangi aktivitas bermain gadget, saat dampak gadget pada anak mulai meresahkan.

Yuk, Terapkan Cara Melatih Emosional Anak!

Anak tidak terlahir dengan kemampuan mengelola emosi yang cakap. Meskipun anak akan belajar secara alamiah seiring usianya bertambah, Mom dapat mendukung agar perkembangan anak optimal.

Menerapkan 7 tips dalam melatih kecerdasan emosional anak di atas dapat menjadi rujukan atau cara mempunyai anak cerdas secara emosional.