Dot bayi dan botol susu adalah perlengkapan bayi yang wajib dimiliki. Apalagi jika Mom termasuk wanita karir dengan kesibukan sehari-hari yang menyita waktu. Walaupun Mom tentu ingin bisa memberi ASI eksklusif pada anak secara penuh sampai usianya 2 tahun, tapi beberapa keadaan bisa saja memaksa Mom untuk memberi ASI tidak secara langsung, yakni dengan memanfaatkan perlengkapan bayi seperti pompa ASI, dot bayi dan botol susu.

Tak jarang, ASI yang Mom miliki kurang lancar sehingga asupan nutrisi bayi pun harus dibantu dengan susu formula. Jadi, memilih botol susu bayi dan dot bayi yang bagus itu penting karena peralatan bayi ini akan dipakai dalam jangka waktu lama.

Setelah memilikinya pun, Mom dan ayah harus paham cara mencuci dot bayi dan botol susu yang benar agar tetap steril ketika digunakan si kecil.

Lalu bagaimana kriteria botol susu dan dot bayi yang bagus untuk bayi? Botol plastik atau botol kaca yang lebih aman? Begini penjelasannya.

Memilih botol susu #1: Cermati material/bahannya

Perhatikan material/bahan botol susu. Mayoritas botol susu yang dijual di pasaran terbuat dari bahan plastik atau kaca.

Botol susu kaca

Botol susu bayi yang terbuat dari kaca cenderung lebih higienis dan tidak gampang retak, apalagi jika terkena air panas. Material kaca juga lebih mudah dibersihkan, aman meski direbus, dicuci dengan sabun, bahkan dimasukkan dalam microwave sekalipun.

Akan tetapi, material kaca ini juga membuat botol susu jadi lebih berat serta mudah pecah. Jadi, botol susu kaca lebih direkomendasikan untuk digunakan di rumah saja, dengan Mom yang harus memegangi saat bayi menyusu, agar lebih aman.

Botol susu plastik

Botol susu plastik terbilang lebih simpel. Materialnya lebih ringan serta mudah dibawa ke mana-mana. Model ini bisa jadi solusi bagi bayi Mom yang mungkin sedang suka melempar-lempar botol susunya.

Selain itu, apabila Mom memutuskan untuk beli botol susu plastik, pastikan materialnya bebas BPA (BPA free).

Apa itu BPA? Bisphenol A (BPA) adalah bahan kimia yang berfungsi untuk membuat botol susu bayi menjadi bertekstur lebih keras, jernih dan tidak mudah retak/pecah. Zat ini bisa larut dalam susu lalu masuk ke tubuh bayi.

Diketahui zat kimia ini berbahaya bagi kesehatan. Dalam jangka panjang, BPA berpotensi memicu kanker, diabetes, pubertas dini, bahkan gangguan hormon. Oleh karena itu, pastikan botol susu plastik yang dibeli bebas BPA.

Untuk mengantisipasinya, cermatilah kode penomoran yang tertera di bawah kemasan botol susu bayi. Botol yang aman adalah yang berkode 2, 4, dan 5.

Sekarang sudah banyak dijual botol susu non-plastik, contohnya yang berbahan silikon dan stainless steel. Pada botol susu kaca pun, sekarang sudah banyak yang dilengkapi dengan pelapis agar lebih aman dipegang bayi.

Memilih botol susu #2: Pilih bentuk dan desain yang nyaman untuk bayi

Ada tiga bentuk botol susu bayi yang paling sering ditemui, yaitu botol susu berbentuk standar, botol susu berbentuk lekukan dan botol susu berbentuk lebar.

1. Bentuk standar

Botol susu bayi ini berdesain tinggi dan lurus. Keuntungannya ialah mudah dibersihkan dan mudah digenggam bayi. Bentuk standar seperti ini cocok untuk bayi dan balita yang sudah terbiasa minum susu dari botol.

2. Bentuk lekukan

Berbentuk menekuk di leher botol, susu terkumpul di bagian bawah. Keuntungannya ialah menghindarkan bayi dari tersedak, bagus untuk bayi baru lahir. Akan tetapi, sulit dibersihkan karena bentuknya yang menekuk.

Baca Juga: Bayi Suka Menangis Lama, Waspadai Bahaya Kolik pada Bayi

3. Bentuk lebar

Botol susu berbentuk lebar, sesuai dengan bentuk dotnya yang lebar, pendek, menyerupai payudara sehingga bagus untuk bayi yang sedang belajar/dalam masa peralihan dari kebiasaan menyusu dari Mom ke botol susu.

Memilih botol susu #3: Sesuaikan ukuran botol susu dengan usia bayi

Untuk bayi baru lahir, berikan botol susu berukuran kecil dengan kapasitas antara 30 sampai 100 ml. Bayi berusia tiga sampai enam bulan, boleh mulai menggunakan botol susu berkapasitas 160 sampai 200 ml, sedangkan untuk bayi berusia 6 bulan ke atas, Mom bisa membelikannya botol susu berkapasitas 200-200 ml.

Memilih dot bayi #1: Pilih ukuran dot sesuai usia bayi

Dot bayi yang ada di botol susu punya berbagai ukuran. Ada ukuran SS, S, M, dan L. Pada kapasitas botol susu 80-160 ml, biasanya ukuran dotnya adalah SS sampai S. Ukuran dot bayi ini cocok untuk bayi usia kurang dari 3 bulan.

Dot bayi ukuran M biasanya terdapat pada botol susu dengan kapasitas 160-200 ml, cocok untuk bayi usia 3-6 bulan. Sementara dot pada botol susu bayi berkapasitas 200-220 ml, umumnya berukuran L dan cocok untuk bayi berusia 6 bulan ke atas.

Memilih dot bayi #2: Sesuaikan bentuk lubang dot bayi dengan kebutuhan

Ada 3 bentuk lubang pada dot bayi, yaitu lubang berbentuk bulat, lubang tiga dan lubang silang. Yang paling umum adalah lubang bulat. Tipe ini cocok dipakai bayi baru lahir karena aliran susu cenderung lambat.

Dot bayi dengan tiga lubang cocok dipakai ketika bayi berusia 3 bulan. Pada tipe lubang seperti ini, jumlah air susu yang keluar akan mengikuti kekuatan menghisap bayi. Sementara apabila bayi membutuhkan bentuk dot yang bisa mengalirkan susu dengan jumlah lebih banyak, Mom bisa memilih dot berbentuk silang.

Baca Juga: Alasan Kenapa Bayi Sering Gumoh dan Cara Mengatasinya

Memilih dot bayi #3: Pilih bahan karet silikon agar lebih tahan lama

Salah satu pertimbangan membeli dot bayi dan botol susu adalah daya tahannya. Mom pasti membutuhkan barang yang awet dan tahan lama, bukan?

Di pasaran, biasanya ada dua material yang kerap kali dipakai sebagai bahan utama pembuatan dot bayi, yaitu karet silikon dan karet sintetis. Dot bayi yang bagus ialah yang berbahan karet silikon. Karet silikon terbilang lebih awet dan lebih tahan panas.

Meski begitu, kedua bahan baku tersebut tetap sama baiknya. Baik karet silikon maupun sintetis tetap bisa dibersihkan dengan cara direbus atau bahkan dengan microwave. Keduanya juga tidak akan menghasilkan bau-bau aneh setelah disterilkan.

Cara membersihkan dot bayi

Lalu bagaimana cara mencuci dot bayi yang benar?

  • Pertama, pisahkan bagian botol susu, dot, dan penutupnya
  • Cuci dengan sabun khusus bayi, lalu bersihkan sisi-sisinya dengan sikat yang lembut
  • Gosok bagian botol dengan sponge yang lembut, hindari sponge bertekstur kasar karena bisa merusak lapisan dalam botol susu
  • Bilas dengan air bersih mengalir, lalu tempatkan di rak agar kering.
  • Selanjutnya, sterilkan botol susu dengan cara berikut.

Cara mensterilkan dot bayi yang paling umum biasanya dengan direbus atau dikukus.

  • Mensterilkan botol susu dengan cara direbus

Merebus botol susu mampu membunuh kuman-kuman yang menempel dalam botol. Pertama, masukkan dot, botol susu serta tutupnya dalam panci di atas kompor. Lalu, tambahkan air sampai semuanya teredam. Rebus sampai mendidih, biarkan selama 5 menit.

Matikan kompor, tunggu sampai air beserta botol susu bayi dalam kondisi dingin. Cuci tangan Mom dengan sabun sampai bersih, baru angkat dot, botol susu dan tutupnya. Botol susu bisa langsung dipakai.Jika tidak segera dipakai, boleh disimpan dalam wadah bersih atau dimasukkan dalam lemari es.

  • Mensterilkan botol susu dengan cara dikukus

Apabila Mom punya alat pengukus (steamer) atau memiliki sterilizer botol susu, bisa mencoba cara ini. Prinsipnya sama seperti merebus, yakni memanfaatkan suhu panas tinggi untuk membunuh bakteri dan kuman.

Pertama, keluarkan baki (tray), pastikan steam sterilizer dalam keadaan kosong. Lalu tuangkan air bersih ke dalam sterilizer.

Letakkan botol susu, dot dan penutupnya di atas baki (tray) dengan posisi menghadap ke bawah. Lalu masukkan tray ke dalam sterilizer. Setelah beberapa saat, keringkan botol dan bisa langsung digunakan.

Baca Juga: 20+ Makanan Pelancar ASI Paling Ampuh