Cara menghukum anak yang mencuri dalam Islam memang perlu Anda pelajari. Sebab, tidak sedikit orang tua yang lepas kendali ketika menghukum anak dan pada akhirnya berujung pada penyesalan. Nah, untuk menghindari hal tersebut, Islam telah mengajarkan cara menghukum anak yang sesuai dengan sunnah Rasulullah.

Kalkulator Finansial

Cara Menghukum Anak yang Mencuri dalam Islam

Hukuman yang Mom berikan pada anak harus bersifat mendidik dan bisa memberikannya pelajaran bahwa setiap hal yang mereka lakukan memiliki sebab dan akibatnya masing-masing. Lantas, bagaimana cara menghukum anak yang mencuri dalam Islam? Berikut beberapa di antaranya:

1. Berikan Nasihat pada Anak

Memiliki anak yang salih dan salihah merupakan impian setiap orang tua. Agar dapat mewujudkannya pun, orang tua harus berusaha dengan sungguh-sungguh dalam mendidik anak. Akan tetapi, anak tentunya masih sering berulah dan melakukan kesalahan.

Salah satu tips agar bisa mengajarkan akhlak kepribadian yang baik kepada anak adalah dengan memberikan hukuman atas kesalahan yang anak lakukan berdasarkan nasihat Rasulullah. Sehingga, anak pun akan mengerti konsekuensi dari kesalahannya tersebut.

Rasulullah SAW pernah memberikan nasihat dan petunjuk kepada putranya, yakni Umar bin Abi Salamah ketika sedang makan. Nasihat ini berbunyi:

يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ

Artinya adalah: “Nak, sebutlah nama Allah. Makanlah engkau dengan menggunakan tangan kananmu. Dan, makanlah apa yang ada di hadapanmu.” (HR. Bukhari - Muslim).

Mom sebaiknya juga memberikan nasihat dengan cara yang menyenangkan dan lembut. Sehingga anak tidak merasa takut, serta jangan sampai Anda memberikan ancaman pada si kecil.

2. Menjewer Telinga Namun Tidak Sampai Menyakiti Anak

Selain menasihati dan memberikan petunjuk, sebagai orang tua Mom juga bisa memberikan hukuman fisik. Salah satunya adalah dengan cara menjewer telinga anak. Namun, perlu Anda ketahui bahwa cara ini tidak boleh sampai menyakiti anak.

Nabi SAW pun pernah menjewer Abdullah bin Busr dan Nu’man bin Basyir yang merupakan anaknya. Namun, Rasulullah SAW tidak melakukannya secara berlebihan, bahkan juga dengan memberikan nasihat. Bunyi dari nasihat tersebut adalah, “Wahai anak yang tidak amanah!”.

Baca Juga: Tak Perlu Marah, Mari Kenali Tantrum Agar Bisa Menanganinya

3. Menghentikan Perbuatan yang Salah

Cara menghukum anak yang suka mencuri selanjutnya adalah dengan menghentikan perbuatannya yang tidak baik. Jika anak melakukan kesalahan, maka sebagai orang tua Anda harus memberikan pengertian bahwa mencuri adalah hal buruk yang tidak boleh mereka lakukan. Nabi Muhammad SAW pun bersabda:

“Hentikan suara dahakmu (suara kekenyangan). Sebab, orang yang paling kenyang di dunia adalah orang yang paling panjang laparnya di hari kiamat.” (HR. At- Tirmidzi)

Cara Nabi Menghukum Anak yang Berbuat Buruk

Ada banyak sekali hadist yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah memukul anak, pembantu, maupun istrinya dengan tangannya sendiri. Namun, Nabi Muhammad SAW menjewer telinga sebagai bagian dari cara menghukum anak yang mencuri dalam Islam.

An-Nu’man bin Basyir pun berkata: “Nabi pernah diberikan hadiah anggur dari Thaif. Lalu, beliau memanggilku dan bersabda, “Ambillah setangkai dan berikan pada ibumu,” “Namun, aku memakannya sebelum hadiah itu sampai ke ibuku.”

“Keesokan harinya, Nabi Muhammad SAW bertanya kepadaku, “Apa yang terjadi dengan setangkai anggur kemarin? Apakah engkau sudah memberikannya kepada ibumu?” Aku pun menjawab, “tidak”. Akhirnya, beliau pun memberiku nama pengkhianat kecil.” (Misbahuz Zujajah: IV/35)

Nabi Muhammad SAW pun tidak membiarkan perbuatan An-Nu’man bin Basyir begitu saja tanpa memberikan pelajaran. Terlebih lagi An-Nu’man bin Basyir ini sudah diberikan amanat dan harus bersabar menahan seleranya tersebut.

Sudah Tahu Bagaimana Hukuman untuk Anak dalam Islam?

Itulah beberapa cara menghukum anak yang mencuri dalam Islam. Intinya, sebagai orang tua Mom sebaiknya meneladani sikap Nabi Muhammad SAW dalam menghukum anak yang berbuat buruk.

Jangan sampai Anda terjerumus dalam persepsi yang salah dan tidak menghukum anak yang berbuat salah. Sebab, hukuman ini bisa membuat anak belajar tentang kesalahannya.