USG menjadi salah satu hal yang tidak terpisahkan dari masa kehamilan. Merupakan kepanjangan dari ultrasonography, USG kehamilan memungkinkan Mom untuk melihat perkembangan janin di dalam kandungan secara langsung. Mom jadi bisa mengecek status kehamilan dan melakukan deteksi dini apabila terjadi kelainan pada kondisi janin. Bahkan kehamilan kembar pun bisa terdeteksi melalui USG lho, Mom.

Namun, mengingat dibutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk melakukan USG, tidak sedikit ibu hamil yang memilih untuk tidak melakukannya.

Di sisi lain, tentu Mom sudah tahu pentingnya melakukan USG kehamilan ini. Lantas, apakah semua ibu hamil wajib melakukan USG? Jawabannya adalah iya, Mom. Namun, tenang saja, Mom tidak harus selalu melakukannya setiap minggu atau saat sedang kontrol ke dokter.

Idealnya, USG wajib dilakukan minimal tiga kali selama kehamilan, yaitu pada awal kehamilan, ketika usia kandungan masuk usia minggu ke-20, dan saat usia kandungan sudah menginjak usia minggu ke-30.

Khusus untuk pemeriksaan USG pada awal kehamilan, biasanya dilakukan pada usia minggu ke-11 hingga ke-14. Walaupun begitu, apabila Mom memutuskan untuk melakukan USG lebih dari periode tiga kali tersebut, sama sekali tidak ada yang perlu dipermasalahkan.

Pemeriksaan USG kehamilan dilakukan dengan menggunakan gelombang suara ultrasound melalui dinding rahim. Nah, gelombang suara tersebut kemudian diterjemahkan oleh perangkat komputer menjadi gambar pada layar. Gambar ini menunjukkan posisi dan pergerakan janin dalam kandungan. Karena fungsinya yang memang ditujukan untuk mengetahui kondisi janin dalam kandungan, USG pun sangat aman dilakukan oleh ibu hamil sesering mungkin. Dokter kandungan bahkan tidak memberi batasan maksimal berapa kali ibu hamil bisa melakukan USG.

Hal ini berbeda dari prosedur CT-Scan atau X-Ray yang bias memberikan efek bahaya jika dilakukan terus menerus atau terlalu sering.

Sebetulnya kenapa, sih, Mom sangat dianjurkan untuk melakukan USG minimal tiga kali selama masa kehamilan? Ini karena USG kehamilan bisa membantu Mom mendapatkan banyak informasi penting terkait tumbuh kembang si kecil dalam kandungan. Beberapa di antaranya seperti:

  • Usia kehamilan
  • Pertambahan berat badan janin
  • Detak jantung janin
  • Posisi janin
  • Jenis kelamin janin
  • Kondisi organ reproduksi janin
  • Kemungkinan terjadinya kelainan kehamilan
  • Mengukur cairan ketuban
  • Posisi plasenta
  • Deteksi cacat bawaan atau kelainan fisik

Jenis-jenis USG

Di dunia kedokteran, setidaknya ada tiga jenis USG yang bisa Mom lakukan, yaitu menggunakan USG 2D, 3D, dan 4D. Cek penjelasan berikut ini untuk membantu Mom mengetahui perbedaannya.

USG 2D

Memperlihatkan janin dari satu sisi saja, yaitu dari sisi panjang dan lebar janin. Biasanya hasil USG 2D menyerupai foto hitam putih.

USG 3D

Dibandingkan dengan USG 2D, USG 3D memberikan gambar yang lebih jelas dan tajam. Mom bisa melihat janin secara keseluruhan dari sisi panjang, lebar, dan tinggi. Tidak hanya dicetak, hasil USG 3D juga umumnya bisa disimpan dalam CD.

USG 4D

Hasil USG 4D menyerupai gambar bergerak atau video yang bisa disimpan dalam CD. Jadi, Mom pun bisa melihat pergerakan janin di dalam kandungan secara langsung.

Mom, demi memastikan kondisi dan tumbuh kembang janin berjalan optimal sesuai usianya, usahakan untuk melakukan USG setidaknya tiga kali selama masa kehamilan, ya. USG kehamilan juga memungkinkan Mom untuk mendeteksi terjadinya kelainan pada janin. Semoga hasil USG Mom selalu baik, ya!