Semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditempuh oleh anak, maka idealnya anak akan memiliki peluang lebih besar dalam berkarier nanti. Hal ini tentu akan membantu anak dalam meraih masa depan yang baik. Namun, saat ini dana pendidikan di Indonesia bisa dikatakan tidak murah. Setiap tahunnya saja, dana pendidikan di negara kita mengalami kenaikan sekitar 10%. Beberapa sekolah mungkin memang mendapatkan subsidi pendidikan dari pemerintah, tetapi Mom tentu tidak bisa mengandalkan hal tersebut.

Oleh sebab itu, menyiapkan dana pendidikan anak seawal mungkin sangat penting dilakukan. Mengingat banyaknya jumlah dana yang harus dikumpulkan, dibutuhkan strategi khusus dalam mengatur keuangan. Jangan khawatir, Mom bisa mencari tahu beberapa caranya berikut ini.

1. Meninjau ulang kondisi finansial keluarga

Mempersiapkan dana pendidikan anak memang penting, tetapi jangan lupa untuk tetap realistis. Jangan sampai Mom jadi sulit memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari karena terlalu banyak dana dialokasikan untuk pendidikan anak. Oleh sebab itu, ajak pasangan untuk meninjau ulang kondisi keuangan keluarga. Catat seluruh sumber pemasukan dan pos-pos pengeluaran per bulan. Tinjau pula segala bentuk persediaan dana yang Mom miliki, misalnya deposito, polis asuransi, atau asuransi jiwa.

Dari pencatatan ini, Mom dan pasangan bisa tahu pos pengeluaran mana yang mungkin bisa dipangkas untuk dialokasikan ke dana pendidikan anak. Lalu, lakukan pula simulasi penghitungan: jika ke depannya nanti Mom menyisihkan dana dalam jumlah tertentu untuk mengumpulkan dana pendidikan anak, apakah pos-pos pengeluaran lain masih bisa ter-cover? Dari sini, Mom pun bisa menentukan langkah yang harus diambil selanjutnya.

2. Menghitung dana pendidikan, jangan lupakan inflasi

Sudah yakin bahwa keuangan keluarga mampu mendukung dana pendidikan anak? Jangan buru-buru memilih investasi pendidikan, ya. Cari tahu dulu perkiraan jumlah dana pendidikan yang dibutuhkan. Jangan hanya memilih produk perbankan atau instrumen investasi hanya karena memiliki label “pendidikan”.

Nah, dalam menghitung perkiraan dana pendidikan, jangan lupa untuk memperhitungkan inflasi. Di Indonesia, rata-rata inflasi per tahunnya mencapai 15% hingga 20%. Mom boleh saja menjadikan dana pendidikan tahun ini sebagai patokan, tetapi tetap harus menghitungnya dengan inflasi untuk dana pendidikan anak beberapa tahun lagi.

Misalnya, Mom berencana mempersiapkan dana pendidikan S1 anak. Saat ini, anak masih berusia tiga tahun. Artinya, masih lima belas tahun lagi sampai ia kuliah S1. Katakanlah biaya kuliah empat tahun untuk kuliah S1 saat ini adalah Rp140 juta. Jika nilai inflasi sekitar 15% tahun, nantinya si kecil membutuhkan biaya sekitar Rp1,14 miliar untuk kuliah selama empat tahun.

3. Pilih instrumen investasi yang sesuai

Angka Rp1,14 miliar memang terdengar sangat besar. Namun, dengan perencanaan yang matang, perkiraan dana pendidikan tersebut pasti bisa terwujud, Mom. Kuncinya adalah pemilihan instrumen investasi yang sesuai. Jika mengacu pada contoh di atas, Mom masih memiliki waktu lima belas tahun untuk mengumpulkan dana pendidikan.

Instrumen investasi jangka panjang bisa menjadi pilihan yang tepat. Memang, sudah ada produk-produk spesifik seperti tabungan pendidikan atau asuransi pendidikan yang bisa dipilih. Namun, tidak ada salahnya mempertimbangkan pilihan lain untuk investasi jangka panjang dana pendidikan anak.

Apabila ini adalah pertama kalinya Mom melakukan investasi, reksa dana bisa menjadi pilihan. Idealnya, investasi reksa dana didampingi oleh Manajer Investasi yang akan membantu Mom mengalokasikan dana pada instrumen investasi paling tepat. Saham juga dapat menjadi pilihan yang layak dipertimbangkan, apalagi jika sebelumnya Mom sudah pernah menekuni instrumen investasi satu ini.

Demi pendidikan yang terbaik untuk anak, persiapan dana yang harus dilakukan memang tidak mudah. Namun, selama Mom dan pasangan disiplin serta memiliki komitmen, dana pendidikan anak pasti akan terkumpul sesuai jangka waktu yang ditentukan. Semangat, Mom!