“Kenapa ya, sampai usia delapan bulan anak saya belum bisa merangkak juga? Biasanya, umur berapa bayi bisa merangkak? Bagaimana kalau tahapan ini dilewati anak, apakah memang harus mencari cara agar bayi cepat merangkak?”

Siapa di antara Mom, yang bertanya hal serupa seperti di atas? Mom, sedang khawatir dan bertanya-tanya mengapa si kecil belum juga merangkak?

Memerhatikan milestone anak tentu saja sangat wajar dan perlu dilakukan. Maka, wajar saja jika Mom kemudian merasa was-was jika ada ada tahapan yang dilewati oleh si kecil. Termasuk fase anak mulai merangkak.

Penting untuk diketahui lebih dahulu, bahwa tumbuh kembang setiap anak akan berbeda. Oleh karena itu, Mom tidak perlu selalu membandingkan si kecil dengan yang lainnya.

Faktanya, beberapa anak memang akan mulai merangkak lebih dahulu sebelum ia mampu berjalan. Namun, tidak sedikit juga anak-anak yang langsung bisa jalan tanpa melewati tahapan merangkak lebih dulu.

Jika selama ini Mom mempertanyakan umur berapa bayi bisa merangkak, jawabannya tahapan ini pada umumnya akan dilewati anak antara usia 7 hingga 10 bulan. Setelah si kecil bisa duduk, tahapan selanjutnya ia pun mulai belajar berdiri kemudian pada akhirnya bisa berjalan.

Faktanya, tidak semua anak akan melewati fase merangkak terlebih dahulu. Sebab, sebagian anak setelah mampu berdiri, bertumpu pada meja ia mulai belajar melangkah hingga mampu berjalan.

Kondisi inilah yang kemudian banyak dikhawatirkan. Apabila tidak melihat anaknya merangkak, orangtua pun berpikir kalau kondisi seperti ini akan memberikan dampak negatif pada tumbuh kembang anak.

Benarkah demikian? Apakah orangtua lantas perlu melakukan segala cara agar bayi cepat merangkak?

Dalam hal ini dr. Meta Herdiana Hanindita SpA(K) menjelaskan pada RuangMom, bahwa merangkak sebenarnya tidak ada dalam tahapan milestone seorang anak.

“Sebenarnya merangkak itu tidak jadi milestone seorang anak, lho. Berbeda dengan kondisi anak belajar duduk, berdiri hingga akhirnya ia mampu berjalan,” tegasnya.

Memang, sebagian pakar ada yang menganggap kalau bayi yang melewati fase merangkak akan memiliki masalah di kemudian hari, khususnya yang terkait dengan koordinasi gerak. Mereka beranggapan bahwa merangkak merupakan fondasi penting untuk perkembangan otak, sekaligus melatih koordinasi gerak agar lebih terampil, luwes, dan stabil.

Selain itu, jika bayi melewati tahapan merangkak akan dikhawatirkan kemampuan kontrol dalam tubuhnya akan berkurang. Sehingga anak mudah jatuh atau tersandung.

Namun, dr. Meta menampik hal tersebut, karena memang tidak semua anak melalui tahapan merangkak. Oleh karena itu, menurut dokter yang berpraktik Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya, bayi yang melewati merangkak sebenarnya hal yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan.

“Anak yang tidak merangkak wajar terjadi, kok. Jadi memang tidak perlu khawatir apabila anak tidak merangkak. Jika ada yang umur berapa bayi bisa merangkak, memang biasanya dilakukan saat anak usia masih di bawah 10 bulan.

Namun kalau melihat keadaan selanjutnya keterlambatan perkembangan lain, misalnya terlambat untuk berdiri sendiri, merambat, dan berjalan, sebaiknya perlu dilakukan evaluasi meliputi pemeriksaan fisik dan mencari penyebab keterlambatannya” jelas dr. Meta.

Lebih lanjut, dr. Meta menambahkan, jika Mom memang mencari cara agar bayi cepat merangkak, tidak ada salahnya juga untuk dilakukan.

“Ya, kalau mau diberikan stimulus, ya, tidak ada salahnya juga,” tukasnya.

Baca juga: Tips Belanja Hemat untuk Perlengkapan Bayi

Tahapan yang akan dilalui anak sebelum merangkak

Mengangkat kepala

Jika umur 7 hingga 10 bulan anak mulai belajar merangkak, sebelumnya ia akan lebih dulu belajar menggerakkan otot-otot seperti leher dan kepalanya lebih dulu.

Baby Center menyebutkan, pada usia empat bulan, otot-otot leher bayi biasanya menguat dengan cepat. Dari sini, anak pun mulai belajar mengangkat kepalanya saat sedang tengkurap. Pada tahap inilah bayi biasanya mulai belajar untuk duduk.

Berguling

Tahapan selanjutnya, anak akan mulai belajar berguling. Sama seperti tahapan lainnya, Mom perlu mengawasi si kecil dan membiarkannya untuk terus bereksplorasi gerakannya.

Merayap

Jika si kecil sudah mampu mengangkat kepala, berguling, ia pun akan mulai memiliki kemampuan untuk mengangkat badannya dan bertumpu pada kedua tangannya.

Kemudian, ia akan mulai belajar menggerakan badannya dengan cara merayap. Tidak sedikit pada tahapan ini, anak menggunakan perutnya untuk menggerakan badannya. Tidak perlu takut, hal ini merupakan kondisi yang normal terjadi.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga menjelaskan, kalau semua anak unik dan masing-masing bayi memiliki cara tersendiri untuk bergerak. Ada yang bergerak mundur dulu, lalu menangis karena menjadi semakin jauh dari mainan yang dituju

Sedangkan salah satu cara agar bayi cepat merangkak, Mom bisa memberikan ‘pancingan’ dengan lewat mainan. Pada saat si kecil diberikan mainan di depannya, ia tentu akan berusaha untuk meraih mainan tersebut.

Di fase ini, peran Mom tentu saja diperlukan untuk mendampingi dan mengawasi gerakannya. Jadi, jangan lupa, ya, Mom.