10 Dzulhijjah adalah tanggal di mana seluruh umat muslim di dunia merayakan hari istimewa, yakni Idul Adha. Selain sholat ied, perayaan ini tentu saja identik dengan menyembelih hewan qurban. Namun, sudah tahukah Mom tentang bagaimana sejarah Idul Adha dirayakan?

Jika Anda pernah mendengar kisah Nabi Ibrahim dan Ismail, yup! Sejarah Idul Adha sangat berkaitan erat dengan cerita tersebut. Nah, dalam momen Idul Adha kali ini, alangkah baiknya Mom dan Dad mulai mengenalkan sejarah qurban Idul Adha pada buah hati. Untuk itu, yuk pahami dulu sejarah Idul Adha beserta kisah Nabi Ibrahim dan Ismail tentang kurban berikut.

Sejarah Idul Adha

Setiap tahunnya, umat muslim memperingati dua hari raya besar, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Jika sebelum Idul Fitri diwajibkan menjalankan ibadah puasa selama 1 bulan, maka sebelum Idul Adha dianjurkan berpuasa Tarwiyah dan Arafah.

Sejarah singkat Idul Adha dalam Islam bermula dari kisah Nabi Ibrahim dan Ismail. Ketika itu, Allah mengutus Nabi Ibrahim AS lewat mimpi untuk menyembelih putra kesayangannya, yaitu Ismail. Ismail adalah putra satu-satunya dari hasil pernikahannya dengan Siti Hajar.

Sebelumnya, Nabi Ibrahim telah memiliki istri bernama Sarah. Namun tampaknya istri pertama Nabi Ibrahim tersebut sulit mengandung. Sehingga ia berharap bisa dikarunia putera dari Siti Hajar. Benarlah, Siti Hajar akhirnya melahirkan seorang anak laki-laki ketika Ibrahim berusia 86 tahun, yaitu Ismail.

Ketika Ismail sudah tumbuh besar, suatu hari Nabi Ibrahim bermimpi bahwa ia menyembelih putranya sendiri. Awalnya ia ragu bahwa itu adalah wahyu Allah. Namun setelah Nabi Ibrahim merenungkan dan memikirkannya, akhirnya ia berkesimpulan bahwa itu adalah perintah dari Allah.

Setelah menyadari hal tersebut, Nabi Ibrahim dengan berat hati menyampaikannya kepada Ismail dan menanyakan bagaimana pendapat anaknya. Ini telah dijelaskan dalam QS. As-Shaffat ayat 102,

“Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?”

Kemudian tanpa disangka-sangka, Ismail pun menjawab dengan hati yang lapang,

“Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu.”

Dari sini kita bisa tahu bahwa begitu besar cinta Nabi Ibrahim kepada Allah SWT sehingga melebihi cintanya pada anak kesayangannya.

Wallahu a’lam, ketika Nabi Ibrahim mulai menyembelih Ismail, Allah SWT menggantinya dengan seekor kambing gibas yang berbulu panjang, tebal, dan keriting. Lalu Allah berfirman dalam QS. As-Saffat ayat 104-107 yang berbunyi,

“Lalu Kami panggil dia, wahai Ibrahim! Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu. Sungguh demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”

Itulah sejarah hari raya Idul Adha pertama kali. Dari sejarah Idul Adha ini, Mom bisa mengambil hikmah dari ibadah qurban untuk mengingat ketaqwaan Nabi Ibrahim dan Ismail kepada Allah SWT.

Baca juga: Bacaan Niat Puasa Idul Adha, Keutamaan dan Waktu Pelaksanaan

Makna Idul Adha

Dari sejarah Idul Adha di atas, tentunya bisa menjadi tonggak kita sebagai umat muslim untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Allah SWT. Selain itu, jika mendengar kisah Nabi Ibrahim dan Ismail tentang kurban artinya makna Idul Adha merupakan sebuah seruan atau perintah dari Allah pada umat-Nya.

Yup, dari hadis riwayat Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda yang artinya:

“Barangsiapa memiliki kelapangan rezeki lalu ia tidak menyembelih hewan qurban, maka janganlah ia mendekati tempat kami sholat.”

Dengan begitu sudah jelas bahwa perintah berqurban sangat dianjurkan bagi umat Islam yang memiliki rezeki berlebih, Mom.

Cara Merayakan Hari Raya Idul Adha

Hari raya Idul Adha identik dengan adanya perayaan. Nah, pada momen spesial tersebut, Anda bisa merayakan Idul Adha dengan sholat ied lalu berkunjung ke rumah teman maupun keluarga guna makan bersama.

Akan tetapi, mengingat pandemi covid-19 yang belum berakhir, alangkah baiknya Mom dan Dad merayakan hari raya Idul Adha di rumah saja bersama si kecil. Banyak hal lain yang masih bisa dilakukan, seperti sholat ied berjamaah di rumah, takbir, membacakan kisah Nabi Ibrahim dan Ismail sebagai sejarah Idul Adha pada anak, dan makan daging qurban bersama.

Tak hanya itu, Anda juga bisa berkirim pesan ataupun video call dengan orang-orang terdekat sembari mengucapkan selamat hari raya kepada mereka.

Baca juga: 8 Resep Menu Buka Puasa Sederhana dan Praktis

Tips Mengajarkan Anak untuk Berqurban

Mom, mengajarkan anak mengenai agama penting dilakukan sejak dini. Hal tersebut secara tidak langsung akan berpengaruh pada kepribadian dan karakternya nanti ketika sudah dewasa. Salah satu hal yang bisa Mom lakukan adalah mengajarkan anak tentang makna Idul Adha. Mari simak tipsnya berikut ini!

1. Ceritakan Sejarah Idul Adha pada Anak

Hal paling dasar yang dapat Mom lakukan adalah menceritakan kisah Nabi Ibrahim dan Ismail tentang kurban sebagai sejarah Idul Adha. Agar anak tertarik, Anda bisa bercerita dengan bantuan video atau media visual lainnya. Jelaskan secara perlahan agar si kecil bisa paham dan mengerti ya, Mom!

2. Ajarkan Anak untuk Puasa Idul Adha

Jika si kecil sudah cukup umur, alangkah baiknya Mom mengajaknya untuk berpuasa. Sebelum hari raya Idul Adha tiba, ajari anak untuk ikut menjalankan ibadah puasa Tarwiyah dan Arafah. Berikan penjelasan pada mereka bahwa meskipun tidak wajib, tapi menjalankan kedua puasa tersebut akan mendapat pahala yang besar.

Siapkan makanan bergizi kesukaan anak ketika sahur dan berbuka agar si kecil makin bersemangat dan kuat menjalani puasanya, Mom!

3. Ajak Anak untuk Menabung

Setelah menjelaskan sejarah Idul Adha pada buah hati Anda, Mom bisa mengajaknya untuk menabung sejak dini dan menghindari sifat boros. Berikan anak pemahaman bahwa uang tersebut nantinya digunakan untuk membeli hewan qurban. Setelah hewan qurban disembelih, maka dagingnya bisa disantap bersama dan juga dibagikan dengan orang yang kurang mampu.

4. Ajak Anak untuk Sholat Idul Adha

Tips berikutnya adalah mengajak anak untuk sholat Idul Adha. Ini penting lho Mom, agar si kecil nantinya terbiasa dengan tradisi berikut. Beritahukan padanya bahwa setelah sholat berjamaah, maka ia bisa menyantap hidangan lezat yang sudah tersedia di meja makan. Pasti si kecil akan semakin senang!

Itulah kisah Nabi Ibrahim dan Ismail tentang kurban yang menjadi awal mula atau sejarah Idul Adha dirayakan, Mom. Dengan kesabaran Nabi Ibrahim yang rela mengorbankan anaknya atas perintah Allah dan Ismail dengan keikhlasannya yang luar biasa, akhirnya Allah menggantinya dengan hewan qurban.

Dari kisah ini Mom bisa mengajarkan si kecil pentingnya memiliki sifat ikhlas, tulus, dan iman kepada Allah SWT. Sekali lagi, selamat Hari Raya Idul Adha, Mom!

Baca juga: Tata Cara Sholat Idul Fitri dan Bacaannya, Berjamaah Maupun Sendiri