Dalam berinvestasi, tentu ada yang namanya keuntungan dan risiko. Semakin tinggi keuntungan yang didapat, maka tingkat risikonya pun juga tinggi. Namun, sudahkah Anda paham apa itu risiko investasi?

Jika belum, mari simak berbagai jenis risiko investasi dan cara mencegahnya.

Kamus investasi

Apa itu risiko investasi?

Dalam KBBI, risiko diartikan sebagai akibat yang merugikan atau kurang menyenangkan dari suatu tindakan. Sementara pada konteks investasi, pengertian risiko investasi adalah ketidakpastian yang menyebabkan tujuan keuangan tidak tercapai.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa risiko investasi adalah tingkat potensi kerugian akibat perolehan keuntungan yang tidak sesuai dengan harapan atau target. Sebagai orang yang terjun di dunia investasi, tentu Anda harus menyadari bahwa selain menjanjikan keuntungan, investasi juga bisa menyebabkan kerugian.

Jenis risiko investasi

Semua jenis investasi, entah itu saham, emas, maupun properti pasti memiliki risiko berbeda-beda. Ada yang berani mengambil risiko tinggi, ragu-ragu, bahkan tidak berani sama sekali. Oleh karena itu, sebaiknya Anda mengenali jenis risiko investasi terlebih dahulu supaya dapat memilih instrumen investasi yang tepat.

1. Risiko suku bunga

Risiko suku bunga adalah risiko yang timbul karena fluktuasi atau naik turunnya suku bunga. Contohnya pinjaman atau obligasi. Biasanya, investasi jenis ini akan memburuk akibat peningkatan suku bunga.

Apabila suku bunga naik, maka harga obligasi berbunga tetap akan turun, begitu juga sebaliknya. Risiko ini umumnya diukur dengan jangka waktu obligasi. Contoh, suku bunga obligasi yaitu 8-10%. Namun kemudian pemerintah mengeluarkan sukuk ritel dengan suku bunga hingga 12%. Dengan begitu, investor akan menyukainya.

2. Risiko inflasi

Risiko inflasi disebut juga dengan risiko daya beli. Ini merupakan peluang bahwa arus kas dari investasi di masa mendatang tidak akan bernilai sebanyak sekarang. Hal tersebut dikarenakan adanya perubahan daya beli akibat inflasi.

Ini berpotensi merugikan daya beli masyarakat terhadap investasi, pasalnya terdapat peningkatan rata-rata dari harga konsumsi. Risiko inflasi dipilih investor saat memegang uang tunai atau berinvestasi dalam aset yang tidak berkaitan dengan inflasi.

3. Risiko pasar

Risiko pasar adalah naik turunnya nilai aktiva bersih yang terjadi akibat perubahan sentimen pasar keuangan. Risiko pasar atau risiko sistematik tidak dapat dihindari dan akan selalu dialami oleh siapapun yang berkecimpung di dunia investasi.

Bahkan hal tersebut dapat mengakibatkan adanya capital loss pada investor. Perubahan ini bisa jadi dikarenakan oleh banyak hal, misalnya resesi ekonomi, isu, kerusuhan, dan lain sebagainya.

Jika hal itu terjadi, sebaiknya Anda tidak buru-buru panik dan langsung mencairkan dana investasi. Sebab biasanya penurunan maupun peningkatan tersebut tidak terjadi secara terus-menerus.

4. Risiko likuiditas

Jenis risiko investasi berikutnya yaitu risiko likuiditas. Ini merupakan risiko yang muncul akibat kendala dalam menyediakan uang tunai pada jangka waktu tertentu. Misalnya jika seseorang tidak mampu membayar kewajibannya yang jatuh tempo secara tunai.

Walau orang tersebut mempunyai aset cukup bernilai untuk melunasinya, tapi ketika aset itu tidak bisa dikonversikan menjadi uang tunai, maka tetap saja aset dikatakan tidak likuid. Jenis risiko investasi ini cenderung sering terjadi pada industri perbankan.

5. Risiko valuta asing atau nilai tukar uang

Risiko valuta asing terjadi karena perubahan kurs valas di pasaran, di mana tidak lagi sesuai harapan, terlebih saat dikonversikan dengan mata uang domestik.

Jenis risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Umumnya, risiko valas disebut juga dengan currency risk atau exchange rate risk.

Misalnya investor ingin menanam investasi yang mengharuskan menggunakan mata uang USD. Pada saat yang sama, kurs IDR terhadap USD lemah, sehingga investor harus mengeluarkan uang rupiah dengan jumlah lebih banyak dibanding ketika nilai rupiah menguat. Inilah yang mengakibatkan munculnya kerugian.

Baca juga: 5 Cara Investasi Emas Antam yang Mudah, Pemula Wajib Tahu!

6. Risiko negara

Jenis risiko investasi selanjutnya yaitu risiko negara atau risiko politik. Risiko ini didasarkan pada kondisi perpolitikan negara. Sehingga jika terdapat perubahan ketentuan perundang-undangan, hal tersebut akan turut memberikan dampak terhadap pendapatan.

Makanya penting untuk melihat kondisi politik suatu negara sebelum Anda menanamkan modal di sana. Jika kondisi politiknya baik, maka dampaknya bagi dunia investasi juga akan positif.

7. Risiko reinvestment

Risiko reinvestment adalah risiko pada penghasilan dari suatu aset keuangan di mana mengharuskan perusahaan melakukan reinvestment. Ketika hendak melakukannya, perusahaan haruslah benar-benar memahami apa itu reinvest dan cara mengelola risiko ini.

Cara mencegah risiko investasi

Meskipun berisiko, namun bukan berarti Anda tidak bisa mencegah kerugian. Beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mencegah risiko investasi adalah sebagai berikut.

1. Tentukan target investasi

Pertama-tama, penting bagi Anda untuk menentukan target investasi. Dalam menentukannya, Anda bisa memikirkan berapa jangka waktu investasi, jenis investasi seperti apa dan perusahaan apa yang ingin Anda investasikan, serta jenis risiko yang ingin diambil.

Sebagai contoh apabila Anda ingin memulai investasi untuk jangka pendek yang risikonya minim, Anda bisa berinvestasi di reksadana sambil mempelajari pasar dan jenis instrumen investasi lainnya.

Bagi pemula, sebaiknya mulailah berinvestasi dengan risiko kecil terlebih dulu, ya. Ketika sudah paham pasar dan jenis investasinya, barulah Anda bisa beralih ke risiko yang lebih tinggi.

2. Rutin mengawasi investasi

Setelah melakukan riset dan memutuskan ingin berinvestasi di mana, Anda perlu rutin mengawasinya. Ini penting dilakukan agar Anda tidak kelewatan kesempatan ketika bisa menarik keuntungan tinggi atau kelewatan peringatan saat tren sedang turun.

Dengan begitu, Anda dapat belajar untuk lebih mengenal cara kerja pasar, dinamika, dan manajemen risiko investasi.

3. Waspada terhadap penipuan

Salah satu risiko investasi adalah penipuan. Makin ke sini banyak penipu yang semakin canggih. Mereka bisa membuat identitas dirinya terlihat seolah-olah kredibel dan profesional, sehingga sedikit sulit untuk mengenali kebenarannya.

Namun tenang saja, Anda dapat mengenalinya dengan melihat apakah perusahaan yang ingin Anda investasikan sudah memiliki legalitas dan izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bappebti. Ini berlaku untuk investasi maupun pihak ketiga yang membantu Anda, ya.

Itulah berbagai jenis risiko investasi yang perlu Anda pahami. Pada dasarnya setiap investasi memang memiliki risiko, namun besar kecilnya tergantung dari jenis investasi tersebut. Apabila Anda ingin investasi berjalan lancar dan menguntungkan, maka sebaiknya lakukan berbagai tips mencegah risiko investasi seperti di atas.

Baca juga: Cara Menabung Saham untuk Pemula yang Mudah dan Aman!