Pernahkah Mom merasakan nyeri ovulasi ketika mendekati haid? Rasanya seakan-akan perut ditusuk oleh sesuatu yang menyakitkan. Mungkin beberapa menganggap bahwa ini merupakan hal biasa. Namun, sebaiknya Mom tak boleh mengabaikannya, terlebih jika sakit yang Anda rasakan sampai mengganggu aktivitas.

Lantas, apa yang harus dilakukan ketika hal tersebut terjadi? Agar lebih jelas, langsung saja yuk simak penjelasan berikut ini.

Apa itu nyeri ovulasi?

Nyeri ovulasi adalah kondisi di mana wanita merasakan sakit di tengah-tengah siklus menstruasi atau sekitar dua minggu sebelum masa haid berikutnya tiba. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah Mittelschmerz, di mana dalam bahasa Jerman berarti sakit di tengah.

Nyeri biasanya akan muncul tepat pada perut bagian bawah atau panggul. Sementara Mom mungkin saja merasakan sakit pada sisi yang berbeda setiap bulannya, tergantung ovarium bagian mana yang akan melepaskan sel telur. Menurut British Journal of Hospital Medicine, mittelschmerz hanya berlangsung selama beberapa jam.

Penyebab rasa sakit ketika ovulasi tersebut bisa jadi dikarenakan kista folikel yang pecah untuk melepaskan sel telur. Pecahnya folikel ini sekaligus melepaskan cairan dan darah yang mampu mengiritasi jaringan perut di sekitarnya.

Selain itu, nyeri saat ovulasi juga dapat disebabkan oleh tumbuhnya folikel normal sebelum ovulasi yang membuat Anda mengalami peregangan dan menimbulkan rasa tidak nyaman.

Lantas, bolehkah berhubungan saat nyeri ovulasi? Kabar baiknya, apabila sakit yang dirasa segera hilang dan masih bisa dikendalikan, maka berhubungan intim tetap diperbolehkan kok, Mom.

Penyebab nyeri ovulasi yang perlu diwaspadai

Meski tergolong normal, ternyata nyeri saat ovulasi juga bisa mengindikasikan adanya penyakit serius lho, seperti di bawah ini.

1. Endometriosis

Salah satu penyebab nyeri ovulasi adalah jaringan yang seharusnya membentuk lapisan dalam dinding rahim justru tumbuh di luar rahim atau biasa disebut endometriosis. Ketika mengalami penyakit ini, Mom akan merasakan sakit saat berhubungan intim, sembelit, migrain, dan lainnya.

2. Pelekatan jaringan akibat operasi

Pernah mengalami operasi bedah sebelumnya? Bekas luka dan pelekatan pada jaringan sekitar operasi bisa menjadi penyebab Anda mengalami nyeri saat ovulasi. Kondisi ini biasanya dapat disembuhkan dengan melakukan operasi laparoskopi.

3. Kista ovarium

Kista ovarium juga merupakan penyebab nyeri saat ovulasi, Mom. Kista ovarium disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan hormon, biasanya terjadi jika tubuh resisten terhadap insulin. Anda bisa mencegah penyakit ini dengan mengurangi konsumsi gula dan makanan yang terbuat dari gandum.

4. Infeksi menular seksual

Infeksi menular seksual menyebar melalui hubungan intim, baik secara oral, anal, maupun vaginal. Infeksi ini juga dapat menular melalui jarum suntik atau transfusi darah.

Biasanya, penyakit menular seksual ditandai dengan nyeri saat ovulasi, ruam dan melepuh pada organ intim, dan banyak lainnya. Beberapa contoh infeksi yang bisa terjadi yaitu klamidia, HIV, sifilis, gonore, dan trikomoniasis.

5. Bakteri dari prosedur medis sebelumnya

Jika sebelumnya Mom pernah menjalani operasi atau proses persalinan, tidak menutup kemungkinan rongga pelvis atau panggul akan terpapar bakteri. Hal ini mengakibatkan infeksi dan inflamasi yang membuat Mom merasa sakit setiap kali mengalami ovulasi.

Baca juga: Ini Penyebab Penebalan Dinding Rahim, Gejala, Cara Mengobati

Gejala nyeri ovulasi

Untuk meyakinkan apakah Mom mengalami nyeri ovulasi atau bukan, buatlah pengingat khusus kapan rasa nyeri datang. Apakah nyeri tersebut muncul di tengah siklus haid atau bukan. Biasanya, Anda juga akan mengalami beberapa gejala sebagai berikut.

  • Kram perut bagian bawah
  • Mual hingga muntah
  • Demam
  • Rasa sakit seperti ditusuk-tusuk
  • Keputihan
  • Pendarahan ringan pada vagina
  • Nyeri terus-menerus
  • Perut kembung
  • Diare atau sembelit

Cara mengatasi nyeri ovulasi

Apabila nyeri saat ovulasi tidak menunjukkan adanya gejala penyakit lain, maka rasa sakitnya akan hilang sendiri dalam waktu sekitar 24 jam.

Oleh karena itu, sebenarnya Mom tidak membutuhkan perawatan khusus guna mengatasi nyeri ini. Namun, jika rasa sakitnya terasa parah sampai mengganggu aktivitas, Anda bisa mengonsumsi obat pereda nyeri untuk meredakan gejalanya, seperti ibuprofen.

Mom juga dapat mengompres perut menggunakan botol berisi air panas atau berendam air hangat agar otot perut menjadi lebih rileks.

Jika ternyata penyebab nyeri ovulasi berhubungan dengan masalah kesehatan serius, Mom harus segera mendapatkan perawatan medis sesuai anjuran dokter, ya.

Baca juga: Penyebab Sakit di Bawah Perut di Atas Kemaluan, Apakah Tanda Hamil?

Kapan harus ke dokter?

Saat nyeri ovulasi terjadi berhari-hari dan secara terus-menerus, ada baiknya Mom segera pergi ke dokter untuk memastikan apakah sakit itu benar-benar nyeri ovulasi atau yang lain. Terlebih, jika nyeri ketika ovulasi disertai beberapa gejala di bawah ini.

  • Sakit ketika buang air kecil
  • Nyeri terjadi berhari-hari
  • Terdapat ruam pada bagian yang mengalami nyeri
  • Nyeri disertai muntah

Berbagai gejala di atas bisa saja mengindikasikan ada masalah kesehatan serius lebih dari sekadar nyeri ovulasi. Berdasarkan Better Health Victoria, terdapat beberapa penyakit yang menimbulkan rasa nyeri mirip ovulasi, antara lain:

  • Radang panggul kronis
  • Salpingitis, yaitu radang pada tuba falopi akibat infeksi
  • Kehamilan ektopik
  • Radang usus buntu

Meski termasuk hal yang normal, Mom harus selalu waspada, ya. Apabila nyeri ovulasi terjadi terus-menerus hingga mengganggu aktivitas, tak ada salahnya memeriksakan diri ke dokter agar dilakukan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Sumber: hellosehat.com