Laparoskopi adalah teknik bedah minimal invasif yang semakin populer di dunia. Kemajuan teknologi dalam bidang kedokteran membuat laparoskopi berfungsi di berbagai ilmu kedokteran, seperti kebidanan dan kandungan.

Prosedur ini akan memasukkan alat laparoskop ke dalam rongga perut lewat sayatan minimal 0,5 cm. Selain itu, penerapan metode operasi ini berguna untuk berbagai jenis operasi, seperti operasi pencernaan, ginekologi, dan urologi.

Menurut World Health Organization (WHO), laparoskopi berguna untuk diagnosis dan pengobatan berbagai kondisi medis, termasuk penyakit pada organ reproduksi wanita seperti kista ovarium, endometriosis, dan penyumbatan tuba falopi.

Lanjutkan membaca penjelasan dalam artikel ini apabila Mom tertarik untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai prosedur ini.

Kalkulator Dana Darurat

Apa itu Laparoskopi?

Laparoskopi yang juga kita kenal sebagai operasi minimally invasive atau keyhole surgery, adalah teknik bedah terbaru dengan prosedur minimal invasif.

Tujuan prosedur laparoskopi adalah untuk mendiagnosis dan mengobati masalah medis di dalam rongga perut, seperti kista ovarium, fibroid rahim, endometriosis, dan masalah saluran tuba.

Proses ini melibatkan penggunaan alat bedah yang bernama laparoskop, sebuah tabung tipis yang memiliki kamera dan alat bedah kecil. Alat tersebut dimasukkan ke dalam rongga perut melalui sayatan kecil.

Prosedur seperti ini memungkinkan dokter untuk melihat organ dalam perut secara detail tanpa perlu membuat sayatan besar. Dengan demikian, prosedur tersebut dapat meminimalkan rasa sakit, mempercepat pemulihan, dan mengurangi risiko infeksi pascaoperasi.

WHO juga menyebutkan bahwa prosedur ini dapat menghasilkan hasil yang sama dengan teknik bedah konvensional, namun dengan biaya yang lebih rendah dan waktu pemulihan yang lebih cepat.

Manfaat Prosedur Laparoskopi

Prosedur laparoskopi adalah prosedur yang sangat penting. Mengapa? Berikut ini adalah manfaatnya.

1. Diagnosis dan Pengobatan Masalah Ginekologi

Prosedur ini dapat berguna untuk mengatasi kondisi seperti kista ovarium, endometriosis dan fibroid rahim. Lebih baiknya lagi, prosedur laparoskopi dapat menangani infertilitas pada wanita dan laki-laki.

Selain itu, prosedur ini juga dapat membantu dalam pengangkatan kandungan atau rahim pada pasien dengan masalah kesehatan tertentu.

2. Menghilangkan Tumor Jinak atau Kanker

American Cancer Society menyebutkan bahwa prosedur laparoskopi juga dapat berguna untuk menghilangkan tumor jinak atau kanker pada organ dalam tubuh. Selain itu, ia juga dapat dimanfaatkan pada pasien dengan kanker hati, pankreas, atau paru-paru untuk menghilangkan bagian yang terkena penyakit.

Proses ini membantu mengurangi jumlah waktu yang pasien butuhkan untuk pemulihan dan mengurangi risiko komplikasi, seperti perdarahan dan infeksi.

3. Memperbaiki Tampilan Fisik

Selain fungsi medis, laparoskopi juga dapat digunakan untuk tujuan kosmetik atau perbaikan tampilan fisik. Manfaatnya adalah untuk melakukan pembedahan plastik pada pasien dengan kondisi tertentu, seperti perut kembung atau lipoma.

Teknik ini membantu menghilangkan jaringan berlebihan dalam tubuh dan memperbaiki tampilan fisik pasien.

Risiko Tes Laparoskopi

Prosedur laparoskopi umumnya lebih aman dan lebih cepat dalam pemulihan dibandingkan dengan prosedur bedah terbuka tradisional. Pasien biasanya bisa pulang pada hari yang sama atau dalam waktu 1-2 hari setelah operasi.

Namun, seperti prosedur operasi lainnya, prosedur ini juga memiliki risiko yang perlu diperhatikan. Berikut penjelasannya.

1. Infeksi

Risiko pertama dari laparoskopi adalah kemungkinan infeksi pada daerah sayatan atau organ dalam tubuh setelah prosedur ini. Namun, dokter akan berusaha semaksimal mungkin untuk meminimalisir infeksi dengan menjaga kebersihan daerah sayatan.

Selain itu, Mom juga harus mematuhi instruksi pasca operasi agar tidak terkena infeksi.

2. Cedera pada Organ

Selama melakukan prosedur ini, organ internal dapat terluka akibat instrumen yang digunakan. Meskipun risiko cedera pada organ sangat kecil, namun hal ini dapat terjadi pada beberapa kasus.

3. Komplikasi pada Anestesi

Selama prosedur laparoskopi, pasien menerima anestesi lokal atau umum. Risiko komplikasi pada anestesi termasuk reaksi alergi, tekanan darah rendah, dan kesulitan bernapas. Namun, risiko ini sangat kecil dan keamanan anestesi saat ini sangat baik.

4. Pendarahan

Risiko pendarahan bisa terjadi selama atau setelah prosedur ini. Hal ini tergantung pada jenis operasi yang dilakukan dan kondisi kesehatan pasien.

Berapa Biaya Untuk Laparoskopi?

Di Indonesia, laparoskopi biasanya dilakukan di rumah sakit atau klinik khusus bedah. Biaya untuk laparoskopi adalah tergantung pada jenis prosedur yang dilakukan dan lokasi rumah sakit atau klinik. Selain itu, Mom juga perlu biaya konsultasi dengan dokter.

Untuk memberikan gambaran tentang harga prosedur laparoskopi, mulai dari untuk pengangkatan usus buntu hingga program hamil melalui laparoskopi saluran tuba, berikut ini merupakan rinciannya di beberapa rumah sakit dan oleh beberapa dokter.

  • Mayapada Hospital Tangerang dan Jakarta: Rp22.000.000,00
  • RS Islam Jakarta: Rp27.900.000,00
  • Siloam Hospital MRCC Semanggi: Rp49.000.000,00
  • RS Premier Bintaro Tangerang Selatan: Rp12.600.000,00
  • Rumah Sakit Premier Surabaya: Rp60.000.000,00
  • RS Brawijaya Antasari: Rp27.650.000,00
  • Rumah Sakit Manyar Hospital Centre Surabaya: Rp8.458.500,00
  • RS Stella Maris Makassar: Rp9.070.000,00
  • RS Imelda Pekerja Indonesia Medan: Rp14.000.000,00
  • Siloam Hospital Simatupang: Rp38.000.000,00
  • RS Mitra Keluarga Bekasi Timur: Rp17.000.000,00
  • Rumah Sakit Immanuel Bandung: Rp2.456.000,00

Perlu dicatat bahwa biaya untuk operasi laparoskopi yang ada di atas dapat berbeda-beda, tergantung pada jenis tindakan serta kebijakan masing-masing rumah sakit.

Untuk biaya konsultasi dengan dokter, biayanya juga beragam untuk masing-masing dokter. Tetapi kisaran biayanya ada pada angka Rp100.000,00 hingga Rp300.000,00.

Ada baiknya jika Mom ingin mengambil prosedur laparoskopi, lebih baik untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui perkiraan biaya dan risiko serta manfaatnya.

Lalu apakah biaya tersebut bisa ditanggung BPJS? Jawabannya, tentu saja bisa. Pada dasarnya, semua biaya operasi untuk tujuan penanganan medis atau pengobatan yang bersifat darurat itu bisa ditanggung BPJS Kesehatan. Hanya saja, fasilitas setiap rumah sakit berbeda sesuai dengan kelas BPJS Kesehatan.

Sudah Paham Apa Itu Laparoskopi?

Semoga artikel mengenai prosedur laparoskopi di atas dapat membantu Mom untuk memahami lebih lanjut apa itu laparoskopi serta apa saja manfaat dan risikonya. Oleh karena itu, Mom bisa mempersiapkan diri dengan baik sebelum menjalani prosedur tersebut.

Selain itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter dan menjalani pemeriksaan medis sebelum menjalani laparoskopi untuk memastikan risiko yang terkait dengan prosedur ini.