Trigger Warning: Artikel ini mengandung unsur-unsur KDRT.

Terkadang, pertikaian akan terjadi pada sebuah pernikahan. Namun, apabila suami sudah berkata kasar saat sedang bertengkar, itu bisa dianggap melewati batas.

Perlu diingat, kekerasan dalam rumah tangga bukan hanya melibat kekerasan fisik. Mom perlu sadar bahwa kata-kata kasar, hinaan, dan ejekan dari suami bisa dianggap sebagai kekerasan dalam bentuk verbal.

Menggunakan kata-kata kasar terhadap istri adalah hal yang tidak dibenarkan.

Lantas, bagaimana caranya menghadapi suami yang suka berkata kasar?

Mom harus menghadapinya dengan tenang, Mom sebaiknya jangan membalas balik. Bisa saja suami semakin marah dan melakukan kekerasan fisik. Selain itu, berbicara balik saat marah akan percuma

Sangat wajar apabila Mom ingin pergi untuk menenangkan diri, memisahkan diri dan mencari tempat aman. Apabila sudah tenang, Mom dianjurkan untuk mencoba ajak suami berdiskusi.

Bila kata-kata kasar ini sering terjadi, ajaklah suami untuk berkonsultasi dengan psikolog. Jika dia memang ingin mempertahankan pernikahan, pastinya suami akan berusaha untuk menjadi lebih baik.

Secara jangka panjang, apabila perilaku suami yang tidak membaik, kekerasan verbal adalah alasan yang cukup kuat untuk mempertimbangkan perceraian. Meskipun tidak ideal, hubungan pernikahan yang tidak sehat hanya akan membuat keluarga semakin menderita.

Di CeritaMom kali ini, Mom Dila (nama asli disamarkan) harus menghadapi suami yang memiliki sumbu yang pendek.

Apabila Mom Dila melakukan kesalahan atau meminta sesuatu, sang suami akan marah dan melontarkan kata-kasar kepadanya.

Lalu, Mom Dila juga jauh dari keluarga dan teman. Untungnya, dia menemukan tempat curhat baru di komunitas Ruangmom. Mari kita simak pengalamannya Mom Dila di bawah ini.

Baca juga: CeritaMom: Kisah Nyata Perselingkuhan Rumah Tangga dari Mom

Pengalaman Mom Dila Menghadapi Suami yang Suka Berkata Kasar

Halo Mom perkenalkan saya Mom Dila, kali ini Dila mau sedikit mau cerita.

Sejak SMP Dila sudah pisah sama orang tua, karena Mama sama Ayah sudah tidak bersama lagi.

Awalnya, Mama sayang banget sama Dila, dan Mama selalu menjaga Dila.

Sekarang, Mama dan Ayah sudah masing-masing menikah lagi, dan sedihnya Dila sudah tidak terlalu dekat dengan mereka lagi.

Dila pun sudah menikah, dan memiliki rumah tangga sendiri.

Dulu saat waktu awal nikah, suami Dila hanya sebatang kara dan karena itu Dila selalu bekerja keras.

Sebenarnya Dila hanya butuh kasih sayang suami tapi suami selalu membentak dan berkata kasar.

Jika Dila meminta uang, dia selalu menolak dengan kata kasar, sementara Dila nggak pernah pelit sama suami. Lalu, saat Dila hamil dan pindah dari rumah mertua dia selalu ngatain Dila.

Semenjak jauh dari orang tua, Dila nggak tahu mau cerita sama siapa. Saat sholat, Dila selalu cerita sama Allah.

Dila nggak uang banyak, Dila hanya butuh dukungan suami supaya agar bangkit dr kenak mental

Dila ini sangat bersyukur ada tempat curhatan yang bisa membuat sedikit lega walaupun tidak jumpa sama para Mom.

Sangat bersyukur bisa kenalan sama mom lain di komunitas Ruangmom. Dila sekarang sangat butuh pundak suami dan Dila selalu mendoakan dia supaya kembali seperti awal perkenalan. Semoga ini berkah bagi Dila Mom. Tabarakallah Aamiin Ya Rabbal AlaminπŸ˜­πŸ˜­πŸ˜‡πŸ™πŸ»

Jika Mom membutuhkan bantuan untuk kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, jangan ragu menghubungi KemenPPPA (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) melalui layanan call center Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129 dan WhatsApp 08111 129 129; Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan/LBH APIK (021-87797289, WA: 0813-8882-2669, lbh.apik@gmail.com).